Fella berhenti berjalan dan menghembuskan nafasnya.
"Kenapa?" Tanya Alferro
"Gue gelli"
"Kan aku gak ada gelitik kamu fellaaa"
"Udah. Ngomongnya kek biasa aja, gak usah kek gitu"
"Kek gimana emangnya?"
"Kek gitu dah pokoknya" setelah itu ia jalan kembali berjalan.
"Fell jangan gitu dong. Gue kan uda minta maaf, gue udah jelasin juga ke lo semuanya tadi." "Soal ujian gue, gue udah izin kok mama papa gue jugak uda telfonin kepala sekolah nya langsung, soalnya deket gitu jadi bisa langsung telfon hehe"
'Kepala sekolahnya dari keluarga gue bego' batin fella
"Terus?" ujar Fella mengangkat alisnya sebelah.
"Terus soal kenapa aku gak kabarin kamu, karna hp aku kan rusak gak bisa idup, kamu kan udah periksa sendiri tadi"
"Yauda udah cukup jelasinnya gue gak marah sama lo kok gue cuman khawatir sama lo"
Alferro yang tadinya berwajah serius mendadak menjadi salting mendegar kalimat Fella barusan. "Iya lo marah aja ke gue fell gak papa emang gue tuh salah banget udah buat pacar gue khawatir kek gini" ujar Alferro sembari mengacak singkat puncak kepala Fella.
"Lo tadi belum sarapan kan?"
Alferro menggeleng.
"Yauda ayo ikut gue ke halaman belakang, masi ada 20 menit lagi sebelum bel ujian dimulai"
"Tau aja si pacar aku ini"
...
Mereka berdua sudah berada di halaman belakang dan sedang duduk di bangku yang memang sudah tersedia di situ ada meja juga yang terbuat dari keramik gitu.
"Gue gak sempet masakin lo masakan yang layak soalnya gue buru buru harus ke rumah lo takutnya lo bolos sekolah lagi"
Ferro yang hendak berbicara seketika bungkam saat tangan fella menangkup di mulutnya.
"Diem lo gak perlu ngomong lagi makan aja!"
'oke sayang' batinnya Ferro.
Di hadapan Alferro sudah ada nasi goreng sosis jagung, teh manis yang masi anget, dan beberapa lembar roti selai coklat.
"Lo bawa bekal sebanyak ini emang buat kita berdua?" Tanya Alferro.
"Ya enggak la, buat gue sama Anna"
"Fell Lo gak bisa bohongin gue, nih ni nasi goreng sosis jagung tuh kesukaan aku tau gak"