Our Story - 4

5.4K 621 70
                                    

"Kau sungguh tidak akan memberitahuku?" buka Sarawat

"Tentang?" sahut Tine dengan mulut penuh

"Apa yang kau bicarakan dengan Pear tanpa kehadiranku?"

"Ooh itu. Kami sedang membicarakanmu" Tine masih sibuk makan

"Apa yang kalian bicarakan tentangku?"

"Dia bertanya siapa yang kau suka sekarang dan aku jawab entah"

"Dia sudah tahu tapi masih tanya" gumam Sarawat

"Hm? Apa kau mengatakan sesuatu?" Tine menoleh

Sarawat menghela napas lalu menyeka bibir Tine yang berantakan

"Makan pelan-pelan saja, tidak perlu terburu-buru. Jika kurang akan aku belikan lagi" lembut Sarawat lalu menyesap jari yang dia gunakan untuk menyeka bibir Tine

Tine nyengir lebar

"Kau memang yang terbaik" ujar Tine sambil menunjukkan ibu jarinya

Sarawat lalu menopang dagunya sambil memperhatikan Tine yang makan dengan lahap

"Kau pasti sudah kenyang karena melihat wajah tampanku" percaya diri Tine

Sarawat tersenyum gemas melihat kepercayaan diri Tine yang tidak ada habisnya

"Tidak. Aku hanya tidak nafsu makan"

"Begitu??"

"Hm"

"Kalau begitu... Buka mulutmu" Tine membawa sesendok nasi ke arah Sarawat

Sarawat mengerjap-ngerjapkan matanya dengan kaget juga bingung

"Kau bilang tidak nafsu makan, bukan? Aku suapi. Ayo, buka mulutmu"

Sarawat menatap lekat-lekat Tine lalu membuka mulutnya, menerima suapan pertamanya dari Tine

"Bagus. Bagaimana? Lebih enak, bukan? Tentu saja. Karena kau disuapi pria paling tampan di Uni" percaya diri Tine berkelanjutan

Sarawat tersenyum miring sambil menyeka bibirnya

Gawat, Sarawat semakin lapar akan diri Tine sekarang.

"Ayo, aaah~" Tine melanjutkan menyuapi Sarawat

Sarawat membuka mulutnya dengan senang hati sambil memperhatikan Tine dengan tatapan laparnya

"Aku benar-benar lapar sekarang" ujar Sarawat menjilat bibirnya sendiri

"Tentu saja. Ayo buka mulutmu lagi" Tine terus menyuapi Sarawat tanpa menyadari bagaimana cara Sarawat menatapnya

Tine sibuk mengisi mulutnya sendiri dan mulut Sarawat

"Boleh aku makan yang lain?"

Tine menoleh lalu mengernyit. Ada yang salah dengan cara Sarawat menatapnya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" merengut Tine

"Ehem" dehem Sarawat lalu mengatur napasnya

"Aku ingin crispy chicken itu, suapi aku itu" Sarawat menunjuk dengan dagunya

"Apa nafsu makanmu sudah kembali?"

"Belum" geleng Sarawat

"Manja sekali. Bilang saja ingin aku suapi" omel Tine

Meski ngedumel, Tine masih menyuapi Sarawat crispy chicken dengan tangannya

"Enak" senyum Sarawat

"Tentu saja. Karena kau makan dari tangan pria paling tampan di Uni"

"Lagi"

Tine terus menyuapi Sarawat dan mulutnya sendiri, mengabaikan pengunjung lain yang diam-diam memperhatikan tingkah keduanya yang tampak seperti pasangan baru penuh cinta.

at the Beginning of Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang