"Belum bisa menghubunginya?" ujar Fong berjalan bersama Tine di lorong kampus fakultas ekonomi
"Belum. Apa kau tidak tahu ke mana Sarawat pergi?" ujar Tine
"Tidak. Dia hanya menelpon dan memintaku untuk mengajakmu berangkat ke kampus bersama, dan saat aku hendak bertanya dia sudah memutuskan sambungan"
Tine menghela napas panjang
"Apa mungkin Sarawat menemui phi yang sudah melecehkanmu saat kau sakit kemarin?"
Langkah Tine terhenti
"Tine?"
Detik berikutnya Tine berlari kencang meninggalkan Fong
"Tine!" kejar Fong
.
.
.
Tibalah Tine di fakultas olahraga
Dia lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling kampus dengan jantungnya yang berdetak kencang penuh khawatir
Bagaimana kalau Sarawat dan phi itu terlibat perkelahian?
Bagaimana kalau Sarawat sampai dikeroyok dan tidak sadarkan diri di suatu tempat?
Bagaimana kalau Sarawat kalah jumlah dan berakhir babak belur?
Bagaimana kalau....
"Tine. Tine, tenang. Tenangkan dirimu. Aku yakin kalau Sarawat akan baik-baik saja, ada Man dan Bos yang selalu menemaninya" bujuk Fong menepuk bahu Tine
"Aish! Kenapa waktu itu aku sakit?! Kalau saja aku tidak sakit, aku pasti bisa menghajar phi itu tanpa melibatkan Sarawat. Sial!!" kesal Tine menendang angin
"Tine. Tidak peduli kau turun tangan sendiri atau tidak, Sarawat akan tetap menemui phi itu untuk membicarakan alasan kenapa dia mengganggumu. Sudahlah, Tine. Ayo kembali, percaya saja pada Sarawat" bujuk Fong
"Ck!" Tine masih kesal karena tidak bisa berbuat apa-apa
Kenapa dia merasa bahwa dirinya tidak berguna sama sekali?
Apa yang harus dia lakukan sekarang?
Tine tidak ingin hanya diam dan menunggu kabar dari Sarawat
"Tine, ayo" bujuk Fong
"Aish! Sialan" uring-uringan Tine lalu meninggalkan fakultas olahraga bersama Fong
.
.
Sementara itu, di sisi lain fakultas olahraga
Tampak Sarawat, Man dan Bos dikepung oleh senior mereka dari fakultas olahraga sendiri
"Wat" sapa salah seorang senior
"Phi Dim" dingin Sarawat
Dim tidak menunjukkan tanda-tanda apapun dengan kedatangan Sarawat di tengah-tengah pasukannya
"Apa phi yang melakukan itu pada Tine?" dingin Sarawat
"Melakukan apa yang kau maksud?" tenang Dim
"Phi berniat memperkosa Tine saat dia sedang sakit" Sarawat menggeram marah
"Ooh~ pria di ruang kesehatan waktu itu. Kenapa?" ujar Dim tanpa dosa
"Phi mengakuinya!?"
"Apa ada masalah? Kenapa kau tampak peduli padanya?"
"Apa phi pura-pura tidak mengerti di sini?! Dia kekasihku! Tine adalah kekasihku!" kesal Sarawat
Dim menggaruk pipinya tanpa dosa