Tibalah hari keberangkatan masa pelatihan tim sepak bola Thai University
"Phi Tine!" seru Phukong sambil melambaikan tangannya di depan bus
Tine mengangkat tangannya tapi langsung dicegah Sarawat
"Berhenti bersikap manis padanya, aku tidak suka" Sarawat menggandeng tangan Tine sambil berjalan menuju bus
"Ohoi~ lihatlah Sarawat-Tine, mereka romantis sekali" ujar Dim
"Tidak seperti seseorang" timpal Green lalu naik ke dalam bus
"Siapa yang kau maksud!? Green!" Dim menyusul ke dalam bus
Akhirnya Sarawat dan Tine masuk ke dalam bus
"Phi Tine! Duduk denganku" ceria Phukong sambil menepuk kursi di sampingnya
"Kita duduk di sini saja" Sarawat mendorong pelan Tine untuk duduk di barisan depan terpaut dua baris dari tempat Phukong
Tine duduk di dekat jendela tanpa mengatakan apapun dan Sarawat duduk di sampingnya
"Phi Tine" tegur Phukong yang sudah pindah di kursi belakang
"Sialan kau, Phu! Kenapa kau terus saja mengganggu Tine?" kesal Sarawat
"Berhenti memanggilku Phu, phi! Sekarang yang bisa memanggilku Phu hanya phi Tine!" balas Phukong
"Phu? Imut sekali" senyum Tine
"Thanks, phi" nyengir Phukong
"Boleh aku duduk di sini?" ujar Mil menunjuk kursi kosong di samping Phukong
Phukong menatap Mil atas-bawah
"Iya, phi" sahut Phukong sekenanya
"Thanks" Mil akhirnya duduk bersama Phukong
"Biarkan aku tidur selama perjalanan" Sarawat menyandarkan kepalanya di bahu Tine dengan nyaman
Tine merapikan poni Sarawat sedikit lalu hanyut dalam ponselnya, membiarkan Sarawat tidur dengan tenang.
30 menit berlalu
Sarawat lalu membuka matanya dan melihat Tine sedang berkirim pesan dengan seseorang
[ Aku segera tiba 😚 ] kirim Tine
Sarawat mengernyit tidak suka melihat pesan yang Tine kirim
[ Cepat datang na 😘 Phi merindukanmu ] balas seseorang
Sarawat langsung merampas ponsel Tine dengan kesal
"Wat!?" kaget Tine
[ Bangsat! Apa yang kau rindukan dari kekasih orang?! ] kirim Sarawat dari ponsel Tine lalu mengembalikan ponsel
"Saraleo!? Apa yang kau kirim pada kakakku!?" panik Tine
Mata Sarawat melebar
"Kakak?" cengoh Sarawat
"Iya! Ooiii! Kenapa kau membalas pesannya tanpa bertanya dulu padaku? Sialan kau, Wat!" omel Tine
Ponsel Tine berdering seketika dalam hitungan detik
"Aish! Lihat! Dia meneleponku. Apa yang harus aku katakan padanya??" panik Tine
"Katakan saja yang sebenarnya" santai Sarawat
"Kau bercanda?! Tidak!"
Sarawat memalingkan wajahnya dengan kesal, dia berpikiran bahwa tidak ada yang salah dengan mengakui hubungan mereka apa adanya. Lagipula orang tua mereka juga sudah tahu, jadi apa yang salah kalau kakak Tine juga tahu?
KAMU SEDANG MEMBACA
at the Beginning of Our Story
FanfictionBerdasarkan kemampuan imajinasi ©EROppa