Sarawat membawa Tine masuk ke dalam apartemen mereka dengan tidak sabar, mendorong Tine ke pintu, dan tidak lupa menguncinya
Sarawat menatap lurus mata Tine, memastikan bahwa Tine masih memegang kata-katanya mengenai hadiah yang dia janjikan padanya.
Napas hangat menerpa wajah Tine dengan seduktif, membuat jantungnya berpacu dengan cepat
Ini bukan pertama kalinya dia sedekat itu dengan Sarawat, tapi merasakan bagaimana napas hangat Sarawat hari ini menerpa wajahnya membuatnya... Panas.
"Tine, boleh aku menciummu?" suara serak Sarawat
Demi negara api yang ada di dunia Avatar
Tine meraih tengkuk Sarawat dan menciumnya lembut yang langsung dibalas dengan ciuman liar dari Sarawat
Tine merasa bahwa ciuman Sarawat kali ini berbeda dengan waktu pertama dan kedua mereka melakukan sex. Ciuman ini begitu liar tapi memabukkan juga memikat dan lembut di waktu yang bersamaan hingga membuat Tine pasrah akan apa yang ingin Sarawat lakukan padanya.
Sarawat lalu menelusupkan lidahnya ke dalam mulut Tine dan memperdalam ciuman liarnya yang nikmat nan memabukkan
Jari jemari Tine menyisir rambut belakang Sarawat dengan candu. Dia suka, dia menyukai bagaimana Sarawat menciumnya. Sangat suka.
Dia membiarkan Sarawat menuntunnya jatuh ke surga dunia sedalam mungkin, di mana hanya akan ada dia dan Sarawat di dalamnya.
Tangan Sarawat bergerak ke leher Tine, mencekiknya lembut seolah mengisyaratkan betapa laparnya dia akan diri Tine, tanpa mengurangi gerakan lidahnya yang liar dalam mengeksplorasi mulut Tine
Sarawat menarik dirinya dan menatap Tine dengan matanya yang sarat akan nafsu
Sarawat menarik tengkuk Tine dan kembali mempertemukan bibir keduanya
Tangan Tine bergerak turun ke pinggang Sarawat, meraih kaosnya dan membantu Sarawat untuk melepaskannya
Sarawat mendesis nikmat merasakan bagaimana hari ini Tine sangat aktif dan agresif
Tine mengelus perut nyaris sixpack Sarawat lalu beralih untuk melepaskan kaosnya sendiri
Tubuh Tine serasa terbakar, dia teramat sangat terangsang. Entah apa yang merasuki hingga membuatnya merasakan panas yang membakar gairahnya hingga ke titik di mana dia tidak lagi bisa berpikir dengan jernih.
Sarawat mendesis saat menarik pinggang Tine untuk semakin menempel padanya, membuat organ vital mereka bergesekan dengan indah.
"Kali ini aku akan melakukannya dengan cara yang berbeda lagi, Tine. Jangan berpikir untuk menghentikan ku di tengah permainannya kita nanti" desis Sarawat
"Lakukan apapun yang kau mau, Wat. Lakukan semua yang kau mau padaku" ujar Tine sudah keluar dari jalurnya
Sarawat menyeringai lebar layaknya psikopat mendengar jawaban Tine
Sarawat lalu menarik tangan Tine, membawanya ke kamar dan mendorongnya ke ranjang dengan kasar
Sarawat merangkak naik ke atas tubuh Tine, melepaskan kancing dan resletingnya serta menariknya lepas dalam satu tarikan
Sarawat berdiri dengan kedua lututnya sambil menatap menyeluruh tubuh telanjang Tine. Dia lalu bergerak melepas celananya sendiri sambil menjilat bibirnya.
Kesadaran Tine kembali ke tubuhnya, dia menelan ludahnya dengan gugup dan menyesali apa yang sudah dia katakan beberapa menit yang lalu tentang Sarawat yang bisa melakukan apapun padanya.