Langkah Sarawat terhenti saat melihat Tine keluar dari salah satu ruangan
Sayangnya, Tine keluar dari ruangan itu tidak seorang diri
Tine keluar bersama seorang wanita, dan Tine tampak merapikan pakaiannya. Terutama celananya. Tidak lupa Tine mengecup ringan pipi wanita itu.
Sarawat mengalihkan pandangannya dan beranjak pergi dengan semua rasa kecewanya
Sarawat tidak menyangka bahwa hal pertama yang Tine lakukan setelah meninggalkan asrama adalah mencari wanita untuk memuaskan nafsunya
Salahnya.
Karena selama Tine tinggal bersama Sarawat, dia selalu mengawasi Tine dengan ketat. Memastikan bahwa Tine ada dalam jarak pandangnya sesering mungkin, jadi wajar jika sekarang Tine mulai berburu wanita dan mengesampingkannya.
Dia tidak bisa menyalahkan Tine
Sarawat lebih memilih menyalahkan dirinya sendiri.
"Wat"
Sarawat menoleh dengan ekspresinya yang tenang
Tampak Pear berdiri tidak jauh darinya
"Apa Tine melakukan sesuatu padamu?"
"Bukan urusanmu" Sarawat beranjak
"Wat! Kenapa kau tidak berkencan denganku saja?" seru Pear
Sarawat kembali menghentikan langkahnya tanpa menoleh
"Tine tidak akan pernah bisa membalas perasaanmu. Dia straight, Wat"
Sarawat menoleh
"Aku juga tidak akan pernah bisa membalas perasaanmu, Pear. Kau tahu bagaimana aku sangat mencintai Tine" lurus Sarawat
"Kau tidak perlu membalasnya, Wat. Kau tidak perlu membalas perasaanku, sama seperti yang kau harapkan dari Tine" melas Pear
"Kau salah. Aku sangat berharap agar Tine membalas perasaanku, tidak sekadar menerimanya" Sarawat akhirnya meninggalkan Pear di area fakultas ekonomi
Dalam perjalanannya menuju fakultas olahraga, Sarawat berpikiran untuk melepaskan Tine dari pengawasannya.
Tine jelas menginginkan kehidupan yang bebas, di mana dia bisa leluasa menghabiskan waktu bersama wanita manapun yang dia mau. Bukan menghabiskan waktu bersama dirinya sepanjang waktu, setiap hari.
Sarawat sadar betul akan hal itu.
.
.
.
.
.
Jam istirahat makan siang, kantin fakultas olahraga
Tampak Tine mengedarkan pandangannya sambil menikmati makanannya
Matanya bergerilya mencari sosok yang setiap hari selalu menemaninya menghabiskan waktu makan siang bersama bahkan membelikannya makan
Tapi hari ini Tine tidak melihat keberadaannya tidak peduli walau dia sudah memutar tubuhnya 360° untuk menemukan Sarawat
"Ke mana dia? Apa dia tidak masuk kuliah hari ini?" Selesai dengan makanannya, Tine meraih ponselnya mencoba menghubungi Sarawat
"Halo" sahut Sarawat
"Wat........" "Tine" sela seorang wanita
"Hai" sumringah Tine meletakkan ponselnya di meja kantin
Dengan atau tanpa sadar, Tine belum memutus sambungan telepon dengan Sarawat sementara dia mengobrol dengan seorang wanita sambil melancarkan kata-kata manisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
at the Beginning of Our Story
Hayran KurguBerdasarkan kemampuan imajinasi ©EROppa