Our Story - 23

5.2K 446 74
                                    

Satu minggu berlalu, masa pelatihan tim sepak bola Thai University di camp telah usai

Sarawat dan Tine akhirnya kembali ke apartemen mereka

"Wat, apa kau tidak lapar?" ujar Tine sambil membuka kulkas

"Tidak" sahut Sarawat naik ke lantai atas di mana kamarnya dan Tine berada

Tine mengerjap-ngerjapkan matanya dengan polos sambil meneguk sebotol air dingin

Dia lalu bergegas naik dengan botol air dingin di tangannya

"Apa ada yang bisa aku lakukan untukmu?" tawar Tine lalu duduk di tepi ranjang

Sarawat sudah rebahan sambil merentangkan tangan dan memejamkan matanya

"Apa?" lemah Sarawat

"Apa ada yang bisa aku lakukan untukmu? Karena kau tampak sangat lelah"

"Kau sungguh menanyakannya?"

"Tentu. Apa yang bisa kulakukan untukmu?" yakin Tine

"Blow....." "Blower???"

".....job" "Hah??"

"Blowjob. Aku ingin kau melakukan blowjob" ujar Sarawat masih dengan memejamkan matanya

Tine tampak berpikir keras. Dia tidak asing dengan istilah blowjob, hanya saja... Apa dia bisa memuaskan hasrat Sarawat??

Sementara Tine berpikir keras, Sarawat sudah jatuh ke dalam alam mimpinya. Dia sudah terlalu lelah dengan semua latihan selama di camp.

.

.

Sarawat mengernyit dengan napasnya yang memburu dan libidonya yang tiba-tiba naik

Dia lalu membuka matanya dan melihat ke inti dari puncak nafsunya

"Tine!?" kaget Sarawat bangkit dengan siku menopang tubuhnya

Tine melirik ke arah Sarawat, mulutnya penuh dengan penis Sarawat

"Apa aku membangunkanmu?" polos Tine sambil menggenggam penis Sarawat

"Apa yang kau lakukan?" bingung Sarawat

"Hm? Bukankah kau memintaku untuk melakukan blowjob padamu?"

"Memang. Tapi aku tidak menyangka kalau kau akan benar-benar melakukannya" ujar Sarawat sambil menyisir rambutnya ke belakang

"Kau... Tidak suka? Apa seburuk itu?" khawatir Tine

"Bukan, bukan begitu. Aku hanya kaget" ujar Sarawat lalu duduk dan menyisir rambut Tine

"Kalau begitu... Aku teruskan?" polos Tine

Sarawat hanya mengangguk sambil menelan ludahnya

Sudah lama dia tidak melakukannya dengan Tine, terakhir kali ialah empat bulan yang lalu, awal mereka berkencan. Dia bahkan memperingati dirinya sendiri bahwa tidak mungkin baginya untuk berhenti nantinya saat permainan yang sesungguhnya dimulai.

Tine kembali mengulum penis Sarawat dengan hati-hati, dia tidak ingin tiba-tiba giginya tanpa sengaja menggigit. Dia memutar lidahnya di lubang uretra untuk merangsang nafsu Sarawat lebih lagi, tanpa menghentikan kegiatan tangannya yang mengocok penis Sarawat.

Sarawat mendesis dengan matanya yang terpejam dan kepala yang mendongak merasakan tangan dan lidah Tine bermain-main di Sarawat Expo

Di awal melakukan sex pertama mereka dulu, Sarawat yang memegang kendali penuh. Tine hanya menerima perlakuan Sarawat tanpa memberikan balasan atau sekadar mengimbangi permainan Sarawat.

at the Beginning of Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang