Our Story - 11

4.5K 486 70
                                    

Tine membuka matanya perlahan, dirabahnya sisi ranjang mencari sosok yang semalam menemaninya

Kosong

Tine menoleh dan hanya menemukan secarik kertas

Andaikan waktu kan menunggu
Kan kutempatkan cintaku
Dalam hatimu

Andaikan kumampu ke awan
Kan kupetik bintang bintang
Hanya untukmu

Semuanyakan kulakukan
Untuk dapatkan cintamu
Dapatkan tempat terindah
Dalam hatimu

Semuanya kan kuberikan
Untuk dapatkan kasihmu
Dapatkan tempat terindah
Dalam mimpimu

Akankah kaupun merasakan
Rasa inginku tuk slalu di sampingmu
Akankah semua kan berakhir
Seperti apa yang selalu aku impikan

(Lirik by Ungu - Tempat Terindah)


"Dasar" senyum Tine lalu meregangkan tubuhnya

Dia lalu beranjak ke kamar mandi untuk bersiap ke kampus dan menemui Sarawat tentunya

Entah kenapa pagi ini mood Tine sangat baik hingga membuatnya tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum

.

.

.

"Morning, sayang" sumringah ibu sambil menyiapkan sarapan di meja makan

"Morning, Bu. Kapan Sarawat pulang?" sahut Tine

"Sekitar jam 6 pagi. Bahkan saat itu dia masih terlihat tampan dan menggemaskan" ibu tersenyum lebar sambil memegang pipinya

"Bu. Anak ibu ini juga tampan" bela Tine

"Tapi suamimu jelas lebih tampan"

"Ayah, suamiku........!!?" Tine menoleh dengan kaget

"Ayah!? Ayah sudah pulang??" kaget Tine

"Jam 3 tadi dan ayah juga sempat bertemu dengan calon menantu" santai ayah

"Ayah! Aku dan Sarawat bahkan belum berkencan"

"Lalu apa yang kau tunggu?" ayah mulai menikmati sarapannya

"Apa?"

"Berkencanlah. Lagipula ayah tidak mempermasalahkan dengan siapa kau berkencan atau menikah" ringan ayah

Tine mengerjap-ngerjapkan matanya tidak percaya dengan apa yang ayah katakan

Ibu hanya tersenyum mendengarnya dan mulai ikut sarapan

"Makan, sayang. Kau akan terlambat ke kampus nanti" ujar ibu

"Apa suamimu akan datang menjemput?" tanya ayah

"Ayah! Sarawat bukan suamiku!" protes Tine

"Jadi kau suaminya? Tapi ibumu bilang bahwa dia adalah suamimu" santai ayah

"Iya. Ibu bahkan dengar Sarawat memintamu menjadi istrinya" senyum ibu lebar

"Ibu! Anak ibu ini pria. Bagaimana bisa seorang pria disebut istri?" gerutu Tine

"Jadi suami dan suami. Ok, ayah tidak masalah asal kau bahagia, Tine" senyum ayah

Bahu Tine jatuh, dia kehabisan kata-kata untuk membalas ayah dan ibunya

at the Beginning of Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang