Our Story - 8

4.6K 529 47
                                    

"Apa jam di rumahmu rusak? Ini sudah jam 00.15" gerutu Sarawat

Tine mengabaikan Sarawat dan menerobos masuk kamar asrama

"Apa yang kau lakukan? Keluar, ini bukan kamarmu lagi" Sarawat mengernyit kesal

"Apa kau senang sekarang? Setelah melakukan balas dendam padaku" kesal Tine menatap lurus Sarawat

"Apa masalahmu?"

"Kenapa kau tidak menjawab teleponku, tidak membalas pesanku, tidak mau menemuiku? Apa itu caramu balas dendam? Bertemu dengan Pear dan mengabaikan aku!"

"Apa masalahmu, Tine?!"

"Aku tidak suka!"

Sarawat terdiam

"Aku tidak suka saat kau pergi dengan Pear. Aku tidak suka melihatmu menghabiskan waktu bersama Pear. Aku tidak suka melihatmu dekat dengan Pear"

"Kenapa?"

"Aku hanya tidak suka apa yang menjadi milikku bersama dengan orang yang tidak aku inginkan"

"Aku bukan milikmu, Tine"

"Kau milikku, Wat. Kau tidak boleh dekat dengan siapapun tanpa ijinku"

"Lalu bagaimana denganku?! Apa aku juga bisa melarangmu untuk dekat dengan siapapun?! Apa kau pernah memikirkan perasaanku sedikit saja?! Apa kau pernah tidak menganggapku sebagai teman walau hanya semenit?!"

Tine terdiam

"Tine, aku mencintaimu. Sulit bagiku untuk melihatmu bersama seorang wanita"

"Bagaimana denganku? Aku juga tidak bisa melihatmu bersama Pear"

Tine dan Sarawat larut dalam keheningan, tidak ada yang membuka suara

Tine yang bingung dengan perasaannya saat Sarawat mengabaikannya dan pergi bersama Pear

Sedangkan Sarawat, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana dengan isi kepala Tine

"Apa mau mu, Tine? Aku akan lakukan sesuai keinginanmu" pasrah Sarawat

Sarawat sudah tidak tahu lagi harus bagaimana

Saat dia mendorong Tine pergi, Tine berbalik berlari ke arahnya dan melompat memeluknya

Saat Sarawat berlari mengejar Tine, Tine dengan kejam membuat garis yang dia sebut teman untuk mencegah Sarawat berlari melewatinya

"Aku mau kau tetap menjadi milikku" lurus Tine

"Jika kau ingin aku tetap menjadi milikmu, maka aku akan serius mengejarmu kali ini yang mungkin akan membuatmu merasa tidak nyaman saat bersamaku"

"Tidak nyaman bagaimana???"

Sarawat melangkah maju dengan cepat, menangkup wajah Tine dan mempertemukan bibir keduanya

Tine tidak tampak kaget sedikitpun, seolah dia sudah tahu hal seperti ini akan terjadi

"Apa kau sudah menduganya?" ujar Sarawat

"Pertama kau ingin meremas dadaku, kedua pantatku, dan ketiga mencoba menciummu. Aku yakin salah satu dari ketiganya akan terjadi saat aku lengah seperti sekarang"

"Kalau begitu......" Sarawat menggantung kalimatnya dan mendorong wajahnya

"Tidak" Tine membekap mulut Sarawat

Sarawat merengut

"Kau pikir bisa menciumku sesuka hatimu?! Tidak" tegas Tine

Sarawat menjauhkan wajahnya dengan sedikit kesal

at the Beginning of Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang