"Tine, dengarkan aku. Ini bukan seperti yang kau pikirkan, aku....." "Wat" Tine menyela Sarawat
Sarawat terdiam sambil menatap Tine. Berharap bahwa Tine akan memberinya kesempatan untuk menjelaskan bahwa yang ada di foto itu bukan dia, melainkan orang lain. Itu jelas bukan fotonya.
"Aku tahu ini hasil editan" ujar Tine sambil geleng-geleng
Fong menghela napas lega sambil tersenyum
Phukong terbelalak kaget
"Kenapa kau berbuat sampai sejauh ini? Apa kau sangat putus asa dalam mendapatkan hati Sarawat? Kalau begitu hentikan, jangan melakukan apapun. Sarawat tidak akan pernah jatuh padamu, dan aku tidak akan mudah untuk ditipu" sarkas Tine
Phukong menatap sengit Tine
"Aku tahu kau lebih dulu menyukai Sarawat, tapi mau bagaimana lagi, Sarawat lebih memilihku daripada kau dan kami juga sudah berkencan" ujar Tine penuh percaya diri
Sarawat tersenyum mendengar Tine dengan tegas mengungkap hubungan mereka
"Kau, menyerah saja. Apa kau tidak lelah terus mengejar Sarawat yang hanya tertarik padaku?" ujar Tine
"Bagaimana denganmu?" balas Phukong sengit
"Apa?"
"Apa kau tertarik pada Sarawat?"
"Tentu saja!"
"Apa kau sungguh menyukainya?"
"Of course!"
"Apa kau bisa melakukan sex dengan Sarawat?"
Tine terdiam
Phukong memberikan pertanyaan yang selalu ingin Sarawat dengar jawabannya
Memang benar bahwa Tine tertarik pada Sarawat, menyukai Sarawat, tapi Tine tidak pernah kepikiran untuk melakukan sex dengan Sarawat. Pikirannya belum sampai sejauh itu.
Man dan Bos menatap Phukong, Sarawat dan Tine bergiliran dengan gugup
Sementara Fong fokus pada jawaban yang akan Tine katakan
Salah sedikit saja, maka akan menjadi Game Over atau Sad Ending untuk hubungan Sarawat-Tine.
"Tidak bisa menjawab?" sinis Phukong
Sarawat jelas tampak kecewa karena Tine tidak menjawab pertanyaan Phukong setegas dia mengakui hubungan mereka
"Apa aku harus menjawabnya?" balas Tine dengan tenang
"Tentu. Karena tidak hanya aku yang ingin mendengar jawabannya" senyum miring Phukong
"Ok"
Tine lalu beralih ke Sarawat, menarik tengkuk Sarawat dan menciumnya
Man dan Bos sontak melongo
Fong membelalakkan matanya kaget
Phukong mengatupkan rahangnya keras
Dan tidak hanya mereka yang kaget dengan Tine yang tiba-tiba mencium Sarawat, tapi semua mahasiswa dan mahasiswi yang ada di taman kampus. Mereka semua melihat apa yang Tine dan Sarawat lakukan.
Sarawat membelalakkan matanya dan membatu seketika
Tine menarik wajahnya lalu menatap Phukong dengan gaya angkuhnya
"Pria ini milikku. Sarawat adalah milikku. Aku sudah mengklaimnya, jangan berani-berani mengusik apa yang sudah menjadi milikku" tegas Tine lalu membawa Sarawat pergi dari taman
"Wah! Wahh! Wahhhh!" kagum Man hingga tidak berkata-kata
Bos menepuk-nepuk pipinya, meyakinkan bahwa dia sedang tidak bermimpi
KAMU SEDANG MEMBACA
at the Beginning of Our Story
Hayran KurguBerdasarkan kemampuan imajinasi ©EROppa