Our Story - 16

4.4K 452 62
                                    

"Iya???" ujar Man

Sementara Bos tersedak minumannya

"Apa kalian tahu bahwa ternyata selama ini Phukong menyukaiku sebagai sesama pria?" lurus Sarawat

Saat ini ketiganya sedang berada di sebuah cafe tidak jauh dari asrama, sepulang kuliah

"Kenapa?? Apa ada yang mengatakan hal itu padamu?" penasaran Man

"Uhm. Tine yang memberitahuku dan Fong membenarkannya" sahut Sarawat

Bos dan Man bertukar pandang dengan gugup

"Kalian tahu!? Dan kalian hanya diam? Kenapa? Apa dia memberi kalian sesuatu agar tutup mulut?" ujar Sarawat

"Wat, dengar. Saat kami tahu bahwa Phukong menyukaimu, kau masih berkencan dengan Nene dan kami pikir tidak perlu untuk memberitahumu. Lalu setelah kau putus dengan Nene, kau mengatakan pada kami bahwa kau mulai memiliki perasaan pada Tine. Jadi, sekali lagi kami pikir tidak perlu memberitahumu" jelas Man

Bos manggut-manggut

Sarawat duduk di bangkunya dengan frustasi

Tidak peduli seperti apa hubungannya dengan Tine, selalu saja ada yang mengganggu ketenangan mereka

Tidak bisakah dia hidup bahagia dengan Tine tanpa ada gangguan orang-orang yang tidak diperlukan?

Memang setiap masalah selalu selesai dengan cepat, tapi tetap saja, Sarawat ingin menjalani kisah cinta yang romantis nan indah bersama Tine.

Bukan kisah cinta yang selalu membawa amarah dan mara bahaya di sekitar mereka.

"Maaf, kawan. Aku juga tidak menyangka bahwa pada akhirnya kau dan Tine akan berkencan. Jika aku tahu, pasti aku akan katakan padamu bahwa Phukong menyukaimu" sesal Man

Sekali lagi Bos hanya manggut-manggut

"Lalu, apa kalian tahu apa yang akan dia lakukan?" sahut Sarawat

"Dia tidak mengatakan apapun, hanya tersenyum" ujar Man

Sarawat memutar otaknya keras

"Apa Tine... Marah padamu?" ragu Man

"Dia bahkan mengatakan tidak akan berkencan denganku jika tahu lebih awal kalau Phukong menyukaiku" Sarawat menempelkan keningnya di meja cafe

"Apa itu tidak berlebihan?" heran Man

"Apa itu artinya Tine tidak sungguh-sungguh menyukaimu?" ujar Bos

"Dia belum menyukaiku dalam konten yang sesungguhnya. Dia masih sedikit bingung dengan perasaannya padaku"

"Bagaimana jika suatu hari dia tertarik pada seorang wanita?" ragu Man

Sarawat tidak menyahut

Man mengatupkan bibirnya rapat, dia sadar bahwa sudah memberikan pertanyaan yang salah.

"Jika Tine sampai tertarik pada wanita, maka akan aku tunjukkan padanya seperti apa iblis berwujud manusia" Sarawat menatap tajam Man

"Iya" ciut Man

Bos mengalihkan pandangannya seolah tidak tahu apa-apa

.

.

.

.

.

"Iya?" bingung Mama

Papa hanya menatap Sarawat dengan mulut penuh

"Aku ingin pindah dari asrama dan tinggal bersama Tine. Apakah mama dan papa mengijinkan?" tenang Sarawat

at the Beginning of Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang