❝ There is so much we try to say in the things we don't say❞
•• ━━━━━ •••• ━━━━━ ••
"Nah, ini dia orangnya. Dari mana saja kau? Baru selesai menyebarkan sperma?"
Baru saja Jungkook melangkah masuk ke rumah, soalan itu terus menerjah masuk ke telinganya. Meskipun dia tidak mahu menggangapi soalan itu tetap saja dia mendengar Jimin yang terkekeh ketawa.
"Kau betul-betul buat benda tu ke, Kook?" Taehyung mendekati dengan wajah risaunya. Lagaknya, tak ubah seperti seorang abang yang baik, berbeza dengan makhluk yang satu lagi sering mengusiknya.
"Tidak, hyung." Jawab Jungkook ringkas dan Taehyung lega untuk itu.
"Tidak lagi kan, atau tidak buat masa sekarang ni." sela Jimin lagi. Jungkook mengganguk saja. Terus terdiam Jimin dibuatnya. Tiada lagi usikkan yang keluar dari bibirnya kerana Jungkook sudah berlalu ke biliknya. Melihat wajah Jimin sekarang, membuatkan Taehyung terkekeh.
Sejujurnya, Jungkook tidak mahu berada di tempatnya sekarang. Ikutkan kemahuan, dia mahu tetap berada di sana dan mendengar apa yang mereka bincangkan. Dalam dirinya, sudah membayangkan susuk tubuh Rain yang hanya mengenakan bathrobe, dan Ryu yang tidak akan melepaskan pandangannya dari tubuh itu.
Entah kenapa, dia berasa tidak senang duduk. Memikirkan jika berlakunya sesuatu diantara mereka, menambahkan rasa cemburunya.
Padahal, dia tahu wanita itu menyintai Ryu lebih dari apapun. Banyak hal yang akan berlaku kerana kemahuan kedua pihak. Tapi apakah hubungan yang dijalaninya sebelum ini hanya kemahuan dirinya semata?
Jungkook tahu Rain menikmatinya. Wanita itu bahkan tidak menolak setiap sentuhannya.
"Kau okey?" Pertanyaan yang tiba-tiba itu membuatkan Jungkook tersedar dari lamunannya. Taehyung sedang berdiri di depan pintunya dengan wajah tadi.
"Jangan nak jawab okey sebab aku nampak sejak dua menjak ini kau macam lain." Taehyung tidak menunggu jawapannya tapi malah membuat spekulasinya sendiri. Jungkook diam sehinggalah lelaki itu berada di dekatnya.
"Kau ada masalah ke?" Sungguh serius sekali pertanyaan itu membuatkan Jungkook tiada terdaya untuk menipu.
"Aku dah agak. Pasal Yoon Rainna?" Taehyung menduga lagi.
Jungkook terkedu untuk pertanyaan itu. "M一macamana kau tahu?" soalnya kembali.
Taehyung duduk atas katilnya dan tangannya dimasukkan ke poket. Tanpa memandang wajah Jungkook yang sedang keliru, dia hanya melepaskan keluhan. Padahal dia hanya menduga, tapi ternyata itu kenyataannya. Jungkook langsung tidak serius dengan janjinya.
"Sebab Rainna minta aku jangan bawa kau ke lokasi penggambaran lagi. Dia hanya berikan alasan kalau dia masih segan tentang kes di club malam, tapi aku yakin pasti bukan kerana hal itu semata." Ujar Taehyung panjang lebar. Jungkook terdiam. Otaknya ligat memikirkan apa yang telah berlaku di lokasi penggambaran itu. Mengingatkan hal itu, dia tersenyum kecil.
Ternyata seorang Rainna itu sangat terpengaruh dengan hal itu.
Harusnya, dia memberikan wanita itu orgasm lebih dulu sebelum pergi. Jadi tidaklah perlu berakhir begini.
"Kau janji dengan aku kalau kau akan melupakannya." Ujar Taehyung seakan mengeluh.
"Aku berusaha, Tae. Tapi... entah kenapa, aku masih tak dapat lupakan dia." Jungkook juga mengeluh untuk kenyataan itu.
"Ada satu hal yang dalam dirinya, membuatkan aku terus mahu dekat dengannya. Padahal aku tahu, dia dah ada orang lain dalam hatinya." Keluh Jungkook lagi. Mata Taehyung terus tercelik luas. Wajah Jungkook dipandang semula.
YOU ARE READING
[C] Rain | BTS
Fanfiction❝ if it makes you feel broken in any way, You need to end it before it end you❞ copyright® 2018 by Miss Frogyy