Part 5 - Rasa Itu Masih Ada

24 3 2
                                    

{28 Mei 2018}

Pagi ini Nico mengendarai motor Sport hitamnya menuju rumah sahabat kecilnya yang Sudah 4 tahun ini ia tinggalkan sebab ia harus ke Luar Negri untuk melanjutkan Studynya dan juga untuk penyembuhan penyakitnya. 4 tahun lamanya. Yahh, sudah 4 Tahun ternyata. Tak terasa, lama juga ia meninggalkan sahabat karibnya itu. Dan rasanya ia begitu sangat merindukannya.

Senyumnya merekah begitu matanya memandang bangunan megah berwarna coklat keemasan dihadapannya. Lengkungan senyumnya semakin bertambah begitu matanya menangkap sosok pria tampan berbadan sedikit gempal keluar dari pintu Utama bangunan megah itu. Segera dia menuruni motornya lalu bersembunyi dibalik pohon besar di sebelah gerbang. Dari balik pohon, dia terus mengawasi pergerakan pria itu. Senyumnya semakin melebar saja saat pria bertubuh sedikit gempal itu menghentikan laju motor spotr merahnya dikarenakan jalannya terhalang oleh motornya yang memang sengaja dia biarkan terparkir begitu saja di depan gerbang.

Pria itu tampak kesal. Dia kemudian menuruni motornya lalu mendekati motor yang menghalangi jalannya itu.

"Nih motor siapa sih? Seenaknya aja markir sembarangan depan rumah gue." Pria itu mengomel.

Nico tertawa pelan dibalik pohon. Dia tampaknya begitu menikmati apa yang sedang dilakukan oleh pria itu. Menengok ke kanan dan ke kiri, mencari siapa pemilik motor Sport hitam di depannya itu membuat wajah pria berpipi chuby tadi terlihat semakin lucu. Ekspresi bingungnya membuat Nico tak dapat lagi menahan Tawanya. Dengan tertawa lepas, dia keluar dari persembunyiannya dan kemudian berlari menghampiri pria gempal itu lalu memeluknya dari belakang sambil berseru,

"Mbullll, Gue kangen banget sama loe."

Andre, si pria tampan bertubuh sedikit Gempal itu terperanjat. Wangi khas dari tubuh pria yang kini memeluknya, juga suara dan jeritannya yang sangat familiar itu membuatnya betul betul kaget.

"Nico, betulkah ini Nico?" batinnya berbisik tak percaya.

Dengan cepat, dia melepas kedua lengan kekar yang melingkari tubuhnya lalu kemudian berbalik. Dan ternyata benar. Dia Nico. Pria yang tadi mengangetkannya itu adalah Nico. Si Perfect Man, idola jaman SMA dulu yang begitu digilai seluruh kaum Hawa di sekolahnya.

"Nick. I.. Ini beneran loe, Nick." Andre ternganga dengan tampang shokcnya. Dia sama sekali tak menyangka kalau yang berdiri dihadapannya kini adalah Nicolas Putra Davidson, sahabat karibnya dari kecil.

Nico tersenyum dan kembali memeluk tubuh Andre. Segala kerinduaannya kepada sahabatnya itu ia tumpahkan melalui pelukannya.

"Sumpah, Mbull. Gue kangen banget sama Loe."

Andre balas memeluk Nico. Apa yang dikatakan sahabatnya tadi juga sangat ia rasakan. 4 tahun lamanya sahabatnya ini pergi meninggalkannya dan selama itu dia harus menahan kerinduannya. Tapi untung saja selama ini dia masih bisa mengetahui kabar sahabat baiknya ini melalui Nayla, adik dari Nico yang kini telah resmi menjadi kekasihnya.

"Nikc. Ini beneran ello, kan. Gue nggak lagi berkhayal kan?"

"Iya, Mbul. Ini Gue. Sahabat loe yang sangat merindukan loe."

Pelukan Nico semakin mengerat. Kedua matanya ia penjamkan rapat-rapat. Segala kerinduannya ia lepaskan semuanya. Hatinya bersyukur, sangat-sangat bersyukur sebab masih diberi kesempatan untuk memeluk sahabatnya ini. Dulu, dia sempat berfikir kalau dia tak akan pernah lagi kembali ke tanah kelahirannya ini dan tak akan pernah lagi bertemu dengan orang orang yang ia sayangi di negri ini. Tapi syukurlah, semua itu tak terjadi. Dengan izin sang Maha Pencipta, dia akhirnya bisa kembali dan kini berada dalam pelukan salah satu orang yang begitu sangat ingin ia temui.

Mantan TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang