Part 20 - Kecurigaan Yang Terjawab

24 1 0
                                    

"Ahh, Susah Nih Dave. Gue nyerah deh." Keluh Daffa untuk kesekian kalinya ketika Nico memberi arahan pose kepadanya. Lelaki berwajah manis itu terlihat sangat kecewa dengan dirinya yang sangat Kaku saat berada dihadapan Kamera.

Sudah hampir satu jam mereka hanya stak dalam sesi Foto pertama dan belum ada satu pun gambar yang dapat memuaskan Hatinya. Nico yang juga sudah mulai kelelahan merasa hampir putus asa, tapi dia tetap menyemangati sahabatnya itu.

"Loe pasti bisa. Udah, kita coba lagi."

"Nggak ahh. Capek. Gue nyerah aja deh."

"Jangan gitu dong, Sayang." Teriakan Keke membawa pandangan kedua pria yang duduk bersisian itu mengarah kepadanya.

"Ayo, kamu pasti bisa." Bujuknya seraya menarik lengan Daffa. Tatapannya sebisa mungkin hanya ia fokuskan hanya pada Daffa. Meski dia merasa kalau Nico terus saja memperhatikannya, tapi sekuat mungkin ia tak menjatuhkan tatapannya pada bola mata hitam pekat yang mampu meluluh lantakkan hatinya itu.

"Tapi aku nggak bisa, Sayang. Kamu liat kan dari tadi aku tuh kaku. Hasilnya jadi nggak bagus."

"Kita coba lagi yah. Kamu pasti bisa."

Cukup susah membujuk Daffa, tapi untung saja calon suaminya itu masih ingin mendengarkan perkataannya. Akhirnya mereka kembali dan bersiap akan mengambil foto selanjutnya. Namun tak disangka, Daffa melepas rangkulan tangannya. Lalu menarik Nico dari tempatnya dan membawa pria masa lalunya itu mendekat ke arahnya.

"Lebih baik loe contohin ke gue. Biar gue paham." Kata Daffa pada Nico.

Keke, Nadia, Nayla dan Andre terbelak saat itu juga. Nico tak kalah kagetnya. Bagaimana bisa Daffa menyuruhnya seperti itu. Ini sama saja membunuh hatinya. Sekali lagi.

"Eee, Tapi--"

"Pliss Dave, gue mohon banget sama Loe. Contohin dulu ke gue biar gue gampang ikutinnya."

Daffa sangat memohon membuat Nico tak tega membatahnya. Dengan terpaksa, Dihelanya Nafas panjangnya kemudian berkata. "Oke."

Dada Keke terasa semakin sesak, terlebih saat Nico kini mulai mendekatinya. Perlahan tapi pasti tangan besar pria itu melingkari pinggangnya. Sebelah tangan Nico yang terbebas mencoba mengangkat wajahnya yang sejak tadi hanya mampu tertunduk.

"Loe peluk Keke seperti ini, terus loe tatap matanya dalam-dalam sambil tersenyum, Kayak gini." Nico memberi arahan dengan terus bersikap profesional dihadapan yang lainnya. Walau hatinya telah tersayat karna sakitnya melakukan adegan ini.

Dafa terus mengamati dan sepertinya ada hal ganjil yang ia temukan. Terlihat jelas sekali jika kekasihnya menolak perlakuan Nico, tapi kali ini dia mencoba untuk berpositif thingkin saja tanpa melihat reaksi Nico yang sejak tadi terus berusaha menahan dirinya. Hingga dia merasa Keke hanya tak nyaman beradegan seperti itu dengan pria lain. Dan memang betul, kekasihnya itu memang merasa tak nyaman tapi alasannya sangat berbeda dengan apa yang difikirkannya.

Andai saja dia mengetahuinya, sudah pasti dia tak akan membiarkan Nico menyentuh tubuh kekasihnya sedikit pun.

Berbeda dengan Alex yang memang sudah merasa aneh dengan gelagat Nico dan Keke. Dia tak seNaif Daffa hingga dapat merasakan kalau memang ada yang tak beres diantara mereka.

Nico mencoba mengarahkan bola mata Keke yang sejak tadi terus saja mengelak bertatapan dengannya. Tapi disaat elusan lembut jempolnya bermain diatas Pipi gadis itu, seketika Keke luluh. Manik mata yang menyimpan banyak lupa itu pun terarah padanya. Dan rasanya begitu sakit saat melihat mata indah kesayagannya itu berkaca.

Keke mematung, dadanya yang terasa semakin terhimpit hanya mampu menangis dalam hati. Tanpa sadar kedua tangannya yang kini berada dibahu kokoh Nico mencengkram kuat. Rasanya begitu sakit menatap mata itu lagi. Sakitnya bahkan teramat sakit ketika mata itu juga ikut berkaca.

Mantan TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang