Part 22 - Rahasia Yang Terbongkar

23 3 4
                                    

Aku tak ingin CINTAku ini menjadi beban untuknya.
Aku hanya ingin dia selalu bahagia tanpa harus mengetahui seberapa sakit luka yang ku rasakan


~~☆♡☆~~


Pagi itu suasana Hati Daffa sangatlah tak baik. Dengan menenteng buku Diary berwarna pink ditangannya, Dia melangkah dengan wajah penuh amarah memasuki Galery Foto Nico.

Tepat dihadapan Nico dan Andre, Daffa melempar buku Diary Pink itu.

"Dasar Munafik." Teriaknya dengan sorot mata penuh Amarah, membuat Nico dan Andre tersentak mendengarnya.

"Ternyata gue salah menilai loe selama ini." Daffa mendecih yang akhirnya memancing amarah Andre.

Pria itu berdiri dengan sorot mata menantang. "Maksud Loe apa ngomong kayak gitu?"

Tatapan tajam Daffa mengarah padanya. "Loe nggak usah ikut campur yah. Urusan gue bukan sama loe. Tapi DIA." Telunjuknya terarah Kuat pada Wajah Nico.

Andre semakin geram. Baru saja dia akan mendekati Daffa, tapi lengannya langsung ditahan oleh Nico. Mata Nico berisyarat, menyuruhnya untuk keluar dari ruang kerjanya.

"Tapi Nick--"

"--Ndre, Pliss. Tinggalin gue dengan Daffa."

Andre mendesah kasar. Pada akhirnya dia menuruti kemauan sahabatnya itu, meski tatapan tajamnya tetap terlayangkan untuk Daffa sebelum dirinya betul-betul keluar dari Ruang kerja Nico.

Suasana menjadi hening sesaat sepeninggal Andre. Nico tetap pada posisinya dengan tatapan mata terus mengarah pada Daffa. Sedang Daffa lebih memilih mengalihkan tatapannya dari Nico karna sudah merasa muak melihat wajah sahabatnya itu.

"Ini nggak seperti apa yang loe kira Daf. Gue--"

"Udah deh, loe nggak usah membela diri lagi." Tatapan tajam Daffa kembali terarah pada Nico.

"Loe itu munafik. Didepan gue loe berlagak seolah loe itu malaikat, tapi didelakang gue loe nggak ubahnya seperti Iblis."

"Daf, ini nggak seperti apa yang loe kira. Gue bisa jelasin semuanya."

"Cukup!! Loe nggak usah jelasin apa-apa lagi. Semuanya udah jelas." Tatapannya beralih pada buku Diary Pink diatas meja kerja Nico.

"Diary itu udah menjelaskan semuanya."

Nico tak mampu lagi berkata apa-apa, Diary Keke memang sudah cukup menjelaskan siapa dirinya, terlebih saat ia melihat Fotonya dan Keke yang muncul dari sela-sela buku itu ketika Daffa melemparnya tadi. Tapi bukan seperti itu, dia tak ingin membuat Daffa salah paham.

"Daf, gue tau, gue salah karna nggak ngasih tau loe siapa gue sebenarnya. Tapi niat gue bukan untuk menghancurkan hubungan kalian. Nggak sama sekali Daf. Sedikit pun, pemikiran itu nggak pernah terlintas dalam otak gue."

"Alahhh, Udah deh. Loe nggak usah lagi ngebela diri loe. Kalau licik yah licik aja. Gue tau kok maksud loe apa nyembunyiin indentitas asli loe dari gue. Loe pengen ngerebut Keke dari gue kan?"

"Nggak, Daf. Sama sekali nggak!!"

"Hehh, Nggak usah lagi loe pake topeng loe didepan gue. Udah nggak mempan."

"Dan asal loe tau," Potongnya ketika Nico hendak kembali berucap.

"Sampai kapan pun, Keke akan tetap menjadi milik gue. DIA HANYA AKAN MENJADI MILIK GUE."

"Dan Nggak akan ada seorang pun yang sanggup ngerebut dia dari gue."

"Termasuk LOE!!!"

Degg,,

Mantan TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang