Part 11 - Ada Apa Dengan Nico???

27 1 3
                                    

"Duhh, sumpah, gue laper bangettt."

Untuk kesekian kalinya Andre terus saja mengeluhkan Hal itu. Nico yang duduk disebelahnya mulai bosan mendengarnya.

"Yaudah sih, loe keluar aja sana cari makanan." Ujarnya memberi solusi yang sama sejak tadi.

"Nggak ah. Gue nggak mau kalau loe nggak ikut."

"Gue nggak laper, Ndre."

"Tapi gue laper banget, Nico."

Nico mulai kesal dibuatnya. Wajahnya ia alihkan pada pria keras kepala disampingnya itu. "Loe bisa kan keluar beli makanan sendiri. Nggak musti gue temenin juga kan. Lagian loe cowok, bukan Cewek."

Andre ngeri juga melihat tatapan tajam Nico yang seperti itu. Meskipun dia sedikit takut berjalan sendiri ditengah malam yang sunyi ini, tapi mengingat perutnya yang kelaparan membuatnya tak mempunyai pilihan lain.

"Oke. Gue pergi sendiri aja cari makannya. Loe nggak usah nitip apa-apa yah. Siapa suruh nggak mau nemenin gue." Gerutunya sebelum beranjak dari tempat duduknya yang membuat Nico terkekeh mendengarnya.

"Sekalian loe ajak Nadia ama Keke. Siapa tau aja mereka juga lapar." Teriaknya sebelum Andre betul-betul meninggalkan ruang tamu yang dibalas dengan anggukan kepala juga acungan jempol dari Andre.

Setibanya di teras depan, Andre mendapati kedua gadis yang sejak tadi dicarinya.

"Gue cariin di kamar ternyata kalian ada disini."

Seruannya membuat Keke dan Nadia menyadari keberadaannya disebelah mereka. Kedua gadis itu hanya diam menatapnya.

"Kalian mau ikut gue keluar nggak. Gue mau cari makan nih. Kalian pasti pada laper kan?" Lagi-lagi tak ada respon yang ia dapatkan.

"Kok pada diem sih. Kalian mau ikut nggak? Kalau nggak gue tinggal nih."

Ancamannya membuat Nadia menyerah, dia yang sejak tadi juga merasa lapar langsung menggenggam tangannya, menahannya untuk pergi.

"Ehh.. tunggu. Gue ikut yah. Gue juga laper nih. Tapi loe yang teraktir yah."

Senyum Andre mengembang kala Nadia sudah mau mengajaknya berbicara. "Oke."

Nadia ikut tersenyum. Dia lantas menoleh menatap sahabatnya. "Loe juga ikut yah, Ke. Mumpung gratisan nih."

Belum sempat Keke menjawab, Andre sudah lebih dulu menarik tangan Nadia, mengajaknya berjalan cepat meninggalkan Keke sembari berteriak, "loe nggak usah ikut. Nanti gue bungkusin buat loe."

Keke menggeleng heran melihat tingkah sahabat masa lalunya itu. "Tadi nawarin. Sekarang malah ditinggal. Dasar Mbul."


~~☆♡☆~~


Andre dan Nadia memutuskan untuk berjalan kaki saja karna letak rumah makan yang mereka pilih tak jauh dari Villa. Sepanjang Jalan, mereka masih saling diam tak mau berbincang. Rasa canggung diantara keduanya masih kuat terasa. Namun Andre tak membiarkan situasi itu berlarut lama. Dia yang dengan ide Jailnya mencoba menarik perhatian Nadia.

"Ehh apaan tuh."

"Apaan sih?"

"Itu tuh. Kayaknya ular deh."

Nadia yang terlanjur ketakukan melompat masuk dalam pelukannya. Akhirnya, setelah sekian lama mereka berpisah, tak saling menyapa dan bahkan bertatap muka pun terasa enggan. Malam ini tanda-tanda keakraban itu mulai terasa.

Andre melengkungkan senyum manisnya kala Nadia menatapnya. Senyuman itu tak berubah menurut Nadia. Alih-alih marah, Nadia justru terkekeh membuat Andre mau tak mau juga terkekeh. Perlahan, pelukan sahabat semasa SMAnya itu ia lepaskan.

Mantan TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang