Part 15 - Semakin Hancur

15 2 0
                                    

Setelah melepas rindu kepada sang Kakak, Keke langsung meluncur ke kampus Nayla. Hari sudah hampir gelap, tapi dia tak bisa lagi menunggu untuk mencari tau obat siapa yang Nayla beli di Apotek tadi.

Apalagi itu adalah obat kanker

Perasaannya semakin tak tenang Kala matanya menangkap Sosok Nayla yang baru saja keluar Dari Kelasnya. Tanpa lama-lama lagi dia langsung menghampiri gadis belia itu.

"Kak Keke." Nayla terperanjat mendapati Keke tiba-tiba saja menghadang jalannya.

"Kita harus bicara, Nayla."

"Ee.. bicara tentang apa yah kak?"

"Ayo ikut kakak."

Keke membawa Nayla ke sebuah Cafe dekat Campus, begitu telah memesan minuman, Keke langsung mengeluarkan dua botol obat itu dari dalam tasnya.

Nayla sangat terkejut melihat botol-botol itu. Dugaannya tadi tak salah, Mantan Kekasih dari kakaknya itu ternyata memang mau membahas perihal obat itu.

"Ini obat siapa?" Tanya Keke to the point

Nayla masih terdiam, dia sekarang ini bingung harus menjawab apa.

"Nayla, Jawab kakak. Pliss."

Tatapan memohon Keke membuatnya semakin resah, dia seperti terjebak. Disatu sisi, dia memang sudah lama sekali ingin memberitahu Keke tentang sakitnya Nico karna dia tak mampu lagi melihat penderitaan sang kakak. Meski Nico tak pernah menampakkan betapa hancurnya ia karna telah melepaskan Keke. Tapi dia tau semuanya.

Namun, disisi lain. Mengingat janjinya pada sang kakak. Rasanya tak mungkin baginya untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Keke.

"Nayla, tolong jawab kakak. Ini obat siapa?"

Sekali lagi pertanyaan itu terlontar dari mulutnya. Keke betul-betul sudah tak sabar ingin mengetahui jawabannya. Dan harapannya, semoga saja obat ini bukan Milik Nayla apalagi Nico.

"Nay--"

"Ee.. kak. I..itu. itu--"

"Nay, cepat jawab Kakak. Jangan bikin Kakak tambah cemas, Nay."

"Tapi kak--"

"Nayla. Apa susahnya sih ngomong ke kakak. Kasih tau kakak ini obat siapa? Kakak cuma mau tau Nayla. Dan kakak harap itu bukan obat kamu."

Nayla menggeleng cepat. "Bukan kak. Itu bukan obat aku."

Perasaan Keke lega mendengarnya. Tapi,

"jadi, jadi ini obat siapa?" Ketakutan yang luar biasa semakin menekan hatinya. Apa itu betul obatnya Nico?

Dengan tangan bergetar, dia terus saja menanti jawaban yang keluar dari mulut adik Mantan Kekasihnya itu. "Semoga saja bukan Nico. Aku mohon Tuhan Jangan Nico."

Tak hanya ia yang resah, Nayla pun ikut resah. Harus apa dia sekarang. Jujur atau berbohong?

"Itu obat teman aku Kak."

Dan Akhirnya Nayla memilih untuk berbohong.

Seketika itu tubuh Keke yang menengan langsung meluruh. Lega rasanya mendengarnya. Syukurlah bukan Nico. Dan syukurlah bukan orang-orang yang disayanginya yang mengidap penyakit mematikan itu.

"Kak Keke." Seruan Nayla menyadarkannya.

"Iya Nay?"

"Urusannya udah selesai kan?"

Keke mengangguk pelan.

"Kalau begitu, Nay ijin pulang yah kak. Udah malem. Nanti aku dicariin kak Nico."

Mantan TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang