Part 1 - Mengenangnya

111 4 3
                                    

19 Mei 2018

Empat tahun sudah kamu pergi meninggalkanku tanpa sebuah kejelasan.

Empat tahun sudah aku tidak pernah lagi melihat senyuman itu.

Dan selama empat tahun itu aku tersiksa karna rinduku padamu.

Seharusnya aku marah padamu.

Seharusnya aku membencimu.

Tapi nyatanya aku tak bisa Nico.

Aku tak bisa menggantikan rasa CINTA yang begitu besar ini menjadi sebuah KEBENCIAN.

I Love You...

I Miss You...

I'am Realy Miss You....

'Nicolhas Putra Davidson'

Pukk..

Gadis berparas cantik itu menutup buku Diary nya. Air mata yang tak pernah lagi terlihat selama setahun belakangan ini, akhirnya tumpah setelah kembali mengingat Sang Mantan. Hampir seharian ini gadis itu menghabiskan waktunya ditempat kenangan mereka, sebuah Danau yang menjadi saksi bisu kisah cintanya bersama Nico, Sang Mantan Terindah.

Danau itu menyimpan begitu banyak kenangan manis yang dirinya dan Nico lalui saat mereka masih bersama dulu. Disanalah mereka selalu bermain bersama, menghabiskan waktu bersama, bahkan di tempat itulah pertama kalinya mereka mengungkapkan rasa cinta yang telah lama ini terpendam di hati masing-masing. Tempat itu yang menjadi saksi bagaimana bersatunya kedua hati itu.

Namun Kini,

Tempat itu hanya menjadi sebuah kenangan. Kenangan manis yang tak akan pernah mungkin bisa ia lupakan seumur hidupnya.

"Kamu dimana Nico? kamu sedang apa sekarang? apa kamu sedang memikirkan aku, Sama seperti aku yang sekarang ini sedang memikirkan kamu?"

Gadis cantik itu melirih pilu masih dengan air matanya yang mengalir deras di pipinya.

"Kamu ingat, hari ini hari jadi kita. Dan hari ini juga adalah hari dimana kamu putuskan aku waktu itu."

Selintas bayang-bayang tentang kejadian pahit di masa lalu kembali tertampak dalam ingatannya.

Bagaimana dinginnya mata Nico saat meminta putus darinya. Bagaimana perih hatinya saat mendengar kalimat itu. Dan bagaimana besarnya luapan emosi yang ia keluarkan. Semuanya tergambar jelas di dalam sana.

"Dulu, kamu bilang alasan kamu putuskan aku karna kamu sudah tak lagi mencintaiku. Tapi sampai detik ini aku masih belum percaya, Nico. Aku masih bisa merasakan cinta itu. Sama seperti aku yang masih dan akan selamanya mencintaimu."

Gadis itu berujar sambari mengusap wajah seseorang yang terdapat dalam selembar foto di atas buku Diary nya. Foto itu menampakkan sesosok Pria tampan berwajah oriental berseragam putih abu-abu dengan berbagai coretan diseragamnya yang tengah tersenyum manis sambil merangkul mesra tubuhnya.

Dalam foto itu terdapat pula sosok dirinya yang juga tengah mengenakan seragam putih abu-abu namun tak ada coretan apapun diseragamnya. Ia juga tersenyum manis menatap Camera sambil memeluk tubuh pria berwajah oriental itu tak kalah mesranya.

Foto itu diambil saat ia masih duduk dibangku SMA.

"Meski saat ini aku tak sendiri lagi. Tapi, kamu akan selalu ada di hati ini, Nico. Dan sampai kapan pun takkan pernah ada yang bisa menggantikan posisimu di hati ini. Bahkan Daffa sekalipun."

Bayangan Daffa, Kekasih yang sebentar lagi akan menjadi calon suaminya mulai bermunculan. Senyuman khas pria manis itu mulai bermain main diingatannya.

Mantan TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang