Part 16 - Maaf, Aku Tak Bisa!!!

13 1 0
                                    

"Ternyata kamu masih ingat tempat ini."

Suara itu menghentikan tangisan Keke. Mata indahnya membulat disertai gumaman batinnya yang membuncah. "Itu Nico. Dia ada di sini."

Saat itu juga dia langsung memutar kepalanya kebelakang. Dan senyuman hangat itu langsung menyambut tatapannya. Membuat dadanya terasa semakin sesak saja.

Dengan cepat, wajahnya kembali ia palingkan dari Nico. Tak lama, derap langkah kaki pria itu semakin mendekatinya. Hingga tubuh tinggi tegap itu terduduk disebelahnya.

"Udah lama yah kita nggak ketemu. Kamu apa kabar?"

Seperti ada batu yang mengganjal ditenggorokannya, membuatnya tak mampu untuk bersuara, bahkan tak ingin. Karna yang paling ingin ia keluarkan saat ini hanyalah air matanya. Rasanya begitu tersiksa berada sangat dekat dengan pria yang masih sangat dicintainya itu namun tak ada yang dapat diperbuatnya.

Meluapkan rasa rindunya pun tak bisa.

Nico menoleh, menatap wajah senduh Keke yang terus menahan isak tangisnya. Sudah berapa menit pertanyaannya berlalu, namun hingga kini ia tak mendengar jawaban yang keluar dari mulut gadis cantik disampingnya itu.

Apa yang diharapkannya sepertinya tak terlaksana. Keinginannya melihat Keke bahagia sepertinya sangat jauh dari kenyataan yang ia lihat. Keke masih terlihat hancur, air matanya juga masih selalu mengalir. Padahal itu sangat tak disukainya. Dan juga bukan itu yang dia inginkan.

Apakah tindakannya salah?
Apakah langkah yang diambilnya empat tahun lalu itu sebuah kekeliruan?

"Bagaimana kabar kamu?"

"Tanpa aku jawab, kamu pasti sudah tau."

Jawaban itu seolah menusuk hatinya. Menyetil perasaannya sangat dalam. Sepertinya tindakannya memang salah. Bukannya melihat gadis yang amat sangat dicintainya itu bahagia. Tapi justru malah semakin terluka.

"Dua bulan lagi hari pernikahan aku. Kamu juga pasti sudah tau soal itu."

Suara datar Keke yang sarat akan rasa sakit membuatnya kembali mengalihkan pandangan kearah gadis cantik yang sejak tadi terus saja menatap ke depan dengan mata yang memanas menahan air matanya. Jelas sekali terlihat jika gadis itu sangat terluka dan itu cukup membuatnya terluka juga.

Tapi apa yang bisa diperbuatnya sekarang. Langkahnya sudah terlalu jauh. Dan tersisa sedikit lagi keinginannya akan tercapai.

Tapi tidakkah Nico tau jika yang dilakukannya itu sangatlah salah dimata Keke. Gadis itu tak mau semua ini, gadis itu tak butuh cinta yang lain. Bahkan dia tak butuh kebahagian yang lain karna hanya kebahagian bersamanya lah yang dia inginkan.

Tapi kenapa Nico begitu egois dan terus saja melanjutkan rencananya.

Tidakkah Nico sadar, semakin dia memaksakannya. Maka hati mereka akan semakin hancur.

Dan ujungnya takkan ada yang merasa bahagia. Tidak dengan Nico, Daffa Terlebih dirinya.

"Iya, aku sudah tau semua itu dari Daffa."

Keke menoleh, menatap pria itu "Terus, kamu bahagia?"

"Kamu bahagia melihatku bersama dengan dia?"

Degg..

Pertanyaan itu lagi.
Kenapa pertanyaan itu harus mucul lagi dan malah semakin menyesakkan dadanya.

"Aku tidak bahagia, Ke.
Mana bisa aku bahagia melihat cintaku bersama dengan orang lain."

Tapi,

"Aku bahagia jika kamu bahagia."

Jawaban itu berhasil melelehkan air mata Keke. Gadis itu terisak tanpa suara, wajahnya kembali ia palingkan dari Nico.

Mantan TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang