Seminggu sejak felix sadar dari komanya,hari ini dia bisa pulang kerumah,dia hanya datang ke rumah sakit untuk kemo dan memeriksakan matanya,untuk saat ini jessica dan donghae dibantu jaehyun terus mencari pendonor mata untuk felix.
Jessica menghampiri felix yang sedari tadi tersenyum
"Seneng ya mau pulang?"tanya jessica
"Iya,kangen rumah,kangen kasur"jessica terkekeh
"Nunggu papa kesini,baru kita pulang ya"felix mengangguk semangat
Ceklek
"Sudah selesai?"tanya donghae
"Sudah,tinggal pulang"jawab jessica
"Ma,biar kursi roda adek aku yang dorong ya"ucap minho
"Iya,hati-hati ya"minho mengangguk dan membawa felix keluar terlebih dahulu diikuti orang tuanya,taeyong hari ini ada konsultasi dengan dosen dan memilih untuk tidak ikut menjemput felix
****
Kamar nya tidak berubah,hanya terasa sepi,felix tau itu,walaupun matanya tidak bisa melihat setidaknya hatinya masih bisa merasakan dan tangannya masih bisa meraba,felix masih bersyukur untuk itu
orang tuanya sudah turun dan lino juga akan pergi bersama temannya,felix memilih untuk istirahat di kamarnya dan berkangen ria dengan sang kasur,benda mati yang sangat felix cintai selain guling dan boneka,ah ya dimana si teddy?felix belum merasakannya
Tangannya terus meraba tapi tak kunjung menemukannya,dia menyerah daripada akan menghancurkan barang disekitarnya.
Felix merebahkan dirinya sambil memeluk guling kesayangan nya itu,matanya terpejam mencoba untuk masuk ke alam mimpi,hanya disana dia bisa melihat.
****
matanya terbuka,mendengar suara dari kamar sebelah yang dia yakini kamar lino,karena taeyong tidak pernah membawa teman-temannya ke kamarnya
F
elix menekan remote yang disediakan jessica jika felix perlu sesuatu,remot itu bisa terhubung ke siapapun yang jaraknya dengan felix dan ya untuk saat ini terhubung ke lino
Ceklek
"Adek udah bangun?gara-gara kamar kakak berisik ya?"tanya lino beruntun ke arah felix
"Gak kak,felix pengen kebawah,laper"jawab felix dengan cengiran nya
"Ah gitu,yaudah sini kakak bantu duduk di kursi roda"ucap lino sambil menggendong felix dan menaruhnya di kursi roda
"Terimakasih"lino mengacak rambut tebal felix
"Always for you,ayo kita kebawah"lino mendorong kursi roda felix untuk masuk ke lift dan otomatis melewati kamar lino,tanpa sadar salah satu dari mereka melihat keluar dengan kerutan didahinya
Felix dan lino sampai di ruang makan,di meja makan sudah tersedia makan siang karena lino menyuruh pembantunya untuk memasak lebih banyak karena teman-temannya datang
"Den Felix mau minum apa?biar bibi buatin"tanya bi naya-pembantu setia di keluarga felix
"Es teh,felix mau esteh"ucap felix
"Okedeh"sedangkan lino sibuk menyuapi felix makan siang
"Lin"lino menoleh dan mendapati temannya yang entah kenapa bisa disini,padahal dia sudah makan
"Kenapa?"tanya lino
"Es lagi dong"lino memutar kedua bola matanya
"Ambil"orang itu mengangguk dan jalan ke kulkas
"Kakak,itu siapa?"tanya felix mendengar ada suara asing
"I.."ucapan lino terpotong karena orang itu yang langsung menjawab felix
"Gue changbin,temennya kakak lu sekaligus calon masa depan lu"ucap changbin
"Maksudnya?"tanya felix bingung
"Bin,jaga ucapan lu.gausah asal ngomong"ucap lino
"Gue ga asal ngomong,emang lu pernah liat gue ngomong gini ke orang lain gak kan?gue .....
jatuh ke pesona adik lu"ucap changbin yang sedikit mengantungkan ucapannya
"Kak lino,felix udah kenyang"ucap felix tanpa mau mendengar ucapan changbin lagi
"Tunggu minum dulu ya,habis itu kita ke kamar"ucap lino
"Gamau,mau sekarang"rengek felix,changbin ingin sekali mencubit pipi felix yang bertebaran freeckless itu saking gemasnya
"Ok ok,BI NANTI BAWA MINUMNYA KE KAMAR FELIX YA"teriak lino dan setelah itu kembali membawa felix ke kamarnya
Sementara changbin mengikuti punggung lino yang perlahan meninggalkan dapur sambil mendorong calon kekasihnya itu
"Kamu milikku felix"ucap changbin lirih dengan pandangan yang tidak bisa diartikan
KAMU SEDANG MEMBACA
MELT - CHANGLIX
FanfictionSeo changbin,yang kerap mendapat julukan darkbinnie,karena terlalu sering memakai pakaian yang berwarna hitam,hidupnya pun sama,gelap. Orang tuanya hanya pulang ketika setahun sekali,bahkan pernah tidak pulang,hatinya tertutup untuk siapapun bahkan...