Pagi ini harusnya jadi pagi biasa buat Samatoki dan [Name]. Sarapan dengan tenang. Mandi bareng seperti kemaren. Mendengarkan celotehan cempreng [Name] ketika mandi. Seharusnya mood Samatoki baik-baik saja karena itu.
Mood Samatoki berubah drastis begitu menyadari siapa yang datang sebagai orang yang akan mengasuh [Name] seharian penuh. Rasanya Samatoki ingin sekali mematahkan tubuh Jyuto menjadi 4 bagian sama rata. Matanya melotot penuh kebencian kepada pemuda di depannya.
"KOK KAU SIH YANG DATANG?!" Samatoki ngegas dengan penuh semangat.
Ichiro menatap tajam Samatoki. "YA MANA KU TAHU! KU PIKIR INI RUMAH ORANG LAIN!" balas Ichiro dengan tidak terima.
Haduh, seharunya ia tidak mempercayai Jyuto semudah itu. Apa daya tawaran bayaran yang akan diberikan begitu menggiurkan. Haruskah ia pulang sekarang?
"Papa?" Ichiro menunduk, menemukan anak kecil dengan pakaian imutnya tengah memeluk kaki Samatoki.
Netra ruby anak itu menatap polos kearah Ichiro. Wajah kebingungan memperimut penampilannya. Ichiro kena heart attack. Samatoki mendecih melihat Ichiro yang mematung menatap anaknya.
"Jaga pandangan mu dasar pedofil!"
Raut wajah Ichiro berubah muram. Kenapa anak imut ini harus memiliki orang tua angkat seperti Samatoki sih? Coba kalau bukan Samatoki, pasti semuanya akan berjalan dengan lancar jaya. Samatoki ini benar-benar bikin repot saja.
"Tenang woe! Aku kesini cuman mau menjalankan amanah yang diberikan Jyuto. Tidak mau yasudah. Aku pulang." ujar Ichiro memberikan penjelasan.
Samatoki mendecih tidak suka.
•
•
※Daddy Sugar※
•
•Terdengar suara menggelegar Samatoki yang tengah memarahi Jyuto melalui ponselnya. Selagi Samatoki berurusan dengan Jyuto, Ichiro memilih mengurus [Name]. Membawa anak itu bermain. Alat bermain [Name] lengkap juga, sepertinya Samatoki benar-benar memperhatikan anak angkatnya ini.
Ichiro sesegera mungkin membawa [Name] ke kamarnya begitu Samatoki mulai mengucapkan nama kebun binatang di hadapan mereka. Kesihan bila [Name] harus terinfeksi kebangsatan ayahnya sejak dini. Nanti dia ikut menyebalkan sama seperti ayahnya.
Ichiro pikir [Name] akan rewel dengan orang baru. Nyatanya diluar dugaan, [Name] cepat sekali akrab dengan orang baru. Buktinya sekarang [Name] dengan adem ayem bermain dengan Ichiro, tanpa ada tangisan rewel khas anak-anak seumurannya. [Name] pemberani juga ternyata.
"Hoi, gaki!" Ichiro menoleh saat mendengar suara Samatoki.
Samatoki berjalan mendekati Ichiro dan [Name] yang tengah asik bermain. Tatapan manik ruby itu fokus kepada anak satu-satunya. Samatoki berjongkok di depan [Name]. Tangan besarnya dengan lembut mengelus kepala [Name]. [Name] menoleh dengan cepat kearah Samatoki.
Samatoki tersenyum, "Papa berangkat dulu. Yang baik dengan Ichiro, jangan nakal!" pesan Samatoki kemudian mencium kening [Name].
"Un." [Name] mengangguk patuh.
Samatoki berdiri. Pria kemudian berjalan menuju pintu, "oi, gaki! Kau bisa mengepang rambutkan?" tanya Samatoki.
Ichiro gelagapan, "u-uh, ya. Bisa!"
Perilaku Samatoki terhadap [Name] bikin shock Ichiro. Sejak kapan Samatoki jadi softboy begini?
"Yasudah, kepangkan rambut [Name] nanti." titahnya sebelum keluar kamar.
Ichiro hanya mengangguk pelan, tak tahu harus menjawab apa. Ichiro melakukan apa yang disuruh oleh Samatoki. Setelah Samatoki benar-benar pergi, barulah tugas Ichiro sebenarnya dimulai. Menjaga [Name] itu tidak sesulit yang diperkirakan. Anak itu begitu nurut dan tidak berulah macam-macam seperti ayahnya.
Bila perlu sesuatu [Name] tidak sungkan mengatakannya. Anak itu juga tidak rewel dan banyak mintanya. Ichiro jadi senang-senang saja mengajak [Name] bermain. Bahkan ketika Ichiro streaming anime, [Name] tidak protes. Anak itu bahkan duduk dengan rapi di sampingnya, ikut menikmati anime yang ditonton oleh Ichiro.
[Name] itu sangat pintar bagi Ichiro di antara anak seumurannya. Selesai main anak itu dengan cepat merapikan kembali mainannya. Kalau Ichiro tanya kenapa dirapikan.
"Nanti Papa marah! Papa ga suka barang yang berantakan." jawabnya dengan polos.
Aduh, Ichiro makin sayang dengan anak ini. Semoga nanti anaknya begini juga. Jam makan siang datang. Ichiro bergegas pergi ke dapur, membuatkan makan siang untuk [Name]. Anak itu dengan patuh menunggu di sofa ketika Ichiro memasak makan siang.
Selesai memasak, Ichiro kembali membawa [Name] ke dapur. Wajah gadis kecil itu terlihat murung ketika mengetahui hanya ada dirinya dan Ichiro di meja makan.
"Ichiro-san, Papa belum pulang?" tanyanya lesu.
Ichiro gelagapan, tak tahu harus menjawab apa. Dengan ragu Ichiro mengangguk, "yah, kayaknya Papa mu bakalan pulang sore."
[Name] hanya mengerucutkan bibirnya. Ichiro berpindah duduk di samping anak itu. "Nanti kita makan malam bareng Papa oke? Siang ini [Name] makan bareng Ichiro-san dulu." ucap Ichiro lembut sembari mengelus puncak kepala [Name].
[Name] mengangguk. Kemudian dengan tenang memakan masakan Ichiro. "Waah! Enak!" pujinya.
Aduh Ichiro jadi malu dipuji sama anak kecil seperti [Name]. Selesai makan siang, keduanya kembali berkumpul di ruang tengah.
•
•
※Daddy Sugar※
•
•Samatoki pulang pukul 3 sore. Keadaan rumahnya begitu sepi. Tanda-tanda keberadaan [Name] dan Ichiro tidak ia temukan. Samatoki mengernyit, jangan-jangan Ichiro membawa kabur anaknya. Samatoki mengecek dapur, tidak ada mereka. Kamar mandi juga tidak ada. Samatoki membuka pintu kamarnya, ia menghela napas.
[Name] berada di atas kasur, tengah terlelap di dalam dekapan Ichiro. Samatoki mendengus melihat baby sitter dadakannya ikut tertidur bersama putrinya. Dengan sengaja pria itu menendang kaki Ichiro.
"Bangun bocah!"
Ichiro bangun dan langsung terduduk. Sepertinya pemuda itu terkejut. Samatoki menahan tawanya saat melihat wajah linglung Ichiro. Ichiro mendengus kasar, merasa terganggu. Ulang, amat terganggu.
Samatoki melepaskan jaket hijau tuanya. "Pulang sana bocah! Nih!" Samatoki melemparkan amplop tebal berwarna cokelat.
Dengan sigap Ichiro menangkap amplop itu. Amplop cokelat itu dibuka perlahan. Aduh, mata Ichiro silau. Banyak sekali uang di dalam amplop ini.
"S-Samatoki beneran nih?" tanyanya ragu.
Samatoki menoleh, "tidak mau? Yasudah, sini kembalikan."
Ichiro dengan cepat mendekap erat amplop cokelatnya. "Mau lah, hehe." Ichiro menyengir, menampilkan deretan gigi putihnya.
Bergegas Ichiro pergi keluar dari kamar Samatoki menuju pintu depan. Samatoki sebagai tuan rumah yang baik ikut mengantarkan sampai depan.
"Sudah pulang sana!"
Ichiro mendengus, " tau! Gausah diusir juga pengen pulang!"
Samatoki segera menutup pintunya begitu Ichiro pergi dari apartemennya.
Tbc...
Up lagi yeay~
Fak, kok bau-baunya kek yaoi anjir. Padahal pen bikin genre family *elus-elus dada*
Jan lupa vote sama comment!4/4/2020
♪Aohitsugi Keyara
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Sugar (Samatoki)
FanfictionAda anak kecil yang datang ke arah Samatoki saat ia tengah berjalan-jalan menikmati festival musim panas. "PAPA!!" Samatoki cengo, "ANAK SIAPA INI ANJIR?!" Warning: typo(s), OOC dll