●10: Doppo si pegawai

2K 371 23
                                    

Bunyi bel menggema di dalam rumah Aohitsugi. Samatoki yang tengah sibuk membuat sarapan menoleh kearah kamar [Name]. Anak perempuannya itu sudah bangun meski dengan wajah masih mengantuk.

"[Name], tolong bukakan pintunya!" titah Samatoki.

[Name] mengangguk kecil sebelum beranjak menuju pintu depan sembari mengucek matanya. [Name] berjinjit kecil untuk meraih knop pintu lalu membukan benda yang menjulang tinggi itu. Seorang pria bersurai merah dengan gradasi cyan terlihat di depannya begitu pintu terbuka. Wajahnya terlihat lesu seperti biasanya.

[Name] mempersilahkan tamu pertama keluarga Aohitsugi hari ini masuk, mengiringinya menuju sofa di ruang tamu. Pria itu mengucapkan kata permisi sebelum kemudian masuk ke dalam rumah bos Yakuza Yokohama itu. Wajahnya kentara sekali ketakutan saat memasuki rumah, kedatangan perdananya ke kandang sang musuh. Wajahnya berubah menjadi kagum saat melihat rapinya rumah seorang Aohitsugi Samatoki.

"Mau minum apa?" tanya [Name].

Pria itu gelagapan. "A-ah, tidak usah! M-maaf merepotkan!"

[Name] tidak merespon, gadis kecil itu bergegas lari untuk memanggil sang ayah. Samatoki mengalihkan perhatiannya dari teflon di depannya ketika mendengar suara berderap datang dari arah pintu dapur.

"Siapa? Jyuto?" tanyanya setelah menemukan [Name] yang memasuki dapur dengan tergesa-gesa.

[Name] menggeleng pelan, "bukan! Ada temannya Sensei!" jawabnya.

Dahi Samatoki mengerut setelah mendengar jawaban dari anak angkatnya. Pria itu kemudian mematikan kompor dan segera pergi keruang tamu setelah melepaskan apron yang melekat di badannya. Tentu saja dengan [Name] yang mengekori di belakang.

Di ruang tamu, Samatoki menemukan si budak korporat yang selalu mengantuk, Kannonzaka Doppo yang tengah duduk dengan gelisah di sofa ruang tamunya. Wajah tamunya itu terlihat takut dan kebingungan dengan bibir yang terus bergerak entah berbicara dengan siapa.

"Hoi!" panggil Samatoki.

Yang dipanggil tersentak kaget dan dengan spontan menoleh, "Y-ya?!"

Samatoki memilih mendekatinya dan duduk di sofa yang berada di seberangnya. Sementara [Name] memilih berdiri di samping Doppo. Mungkin ingin memberikan dukungan mental secara tidak terlihat kepada Doppo yang terlihat ketakutan karena kedatangan sang ayah.

"Apa yang kau lakuan kesini budak korporat?" Samatoki bertanya tentu saja dengan tidak sopan.

[Name] hanya diam menyimak setiap perbuatan ayahnya. Doppo dengan tergesa-gesa membuka tas kerjanya untuk mengambil sebuah map berwarna coklat yang entah isinya apa. Dengan gemetar tangannya menyerahkan map itu.

"S-saya disuruh Sensei untuk memberikan ini." jelasnya.

Samatoki dengan segera menerima–ah, ralat merampasnya. Dahinya semakin mengerut melihat dokumen yang tersimpan di dalam map itu.

"Akan ku urus ini nanti."

Doppo berulang kali mengucapkan kata terima kasih kepada Samatoki. [Name] terlihat bingung melihat wajah bahagia Doppo yang berada di sampingnya.

"Ah, kau hari ini libur bukan? Aku ingin minta tolong-"



※Daddy Sugar※

Doppo menggenggam dengan erat tangan gadis kecil di sampingnya. Kali ini ia mendapat tugas dari Samatoki, sebenarnya ia ingin menolak. Tapi wajah polos [Name] saat itu membuatnya tak tega.

“Ah, kau hari ini libur bukan? Aku ingin minta tolong bawa [Name] ke taman bermain. Mudah bukan?"

Dengan begitu, Doppo pergi membawa [Name] bersamanya ke taman bermain, sementara Samatoki mengurus hal yang diperlukannya. Doppo berpikir Samatoki adalah ayah yang baik. Ia bahkan memberikan black cardnya kepada Doppo selama pria itu membawa anaknya ke taman bermain.

Doppo sungguh tergarami.

Wajah ceria [Name] menjadi hiburan bagi jiwa lelah Doppo. Tapi tenaganya terkuras juga menemani gadis kecilnya Samatoki ini. Anak itu begitu periang dan hiperaktif. Beruntung [Name] adalah anak yang mudah diatur. Setidaknya tidak menambah beban Doppo.

[Name] yang pegangan tangan Doppo mengerat setelah melihat bertambahnya pengunjung hanya bisa menatap pria berkantung mata itu bingung.

"Doppo-san takut dengan ancaman Papa?" tanyanya tiba-tiba.

Doppo menoleh kearah [Name]. Sekilas ingatannya memutar balik perkataan–ancaman–Samatoki.

"Jika sampai [Name] pulang dengan lecet sekecil apapun. Kepala mu akan ku gantung di tengah kota."

Doppo bergidik ngeri saat mengingatnya. Dengan tawa hambar Doppo menutupi perasaan takutnya agar [Name] tak melihatnya.

"A-ah, [Name]-chan ingin makan? Ini sudah tengah hari." Doppo berusaha mengalihkan pembicaraan.

[Name] berpikir sejenak, "aku mau karage Doppo-san!"

"Kalau begitu, ayo kita makan dulu!"



※Daddy Sugar※

Pukul 3 sore, Doppo mengantar kembali [Name] ke orang tuanya. Gadis itu dengan cepat berlari memeluk kaki sang ayah yang menunggu di depan pintu. Samatoki memberikan bingkisan kecil untuk membayar jasa Doppo. Doppo dengan (tidak) ikhlas mengembalikan black card sang Yakuza.

"Bagaimana perjalanan mu?" Samatoki bertanya sembari menggendong [Name].

[Name] tersenyum dengan lebar. Tangannya memeluk leher putih Samatoki. "Menyenangkan! Iya kan, Doppo-san?"

Ada rasa senang merayap di dada Doppo mendengar nada ceria [Name] yang senang akan dirinya yang menemani perjalanan gadis mungil itu.

"Ya!"

Tbc ...

Asik, bentar lagi selesai ini book.
Jangan lupa vote dan comment!

3/5/2020

♪Aohitsugi Keyara

Daddy Sugar (Samatoki)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang