[Name] memakai pita warna biru tua ke lehernya. Wajah anak itu terlihat begitu senang. Beberapa kali senandung kecil bertema lagu anak-anak terdengar meluncur dari bibir mungilnya. Kali ini Samatoki ingin membawanya jalan-jalan setelah pria itu hampir seminggu ini selalu pulang lebih malam. Tentu saja dengan senang hati [Name] menerima ajakan sang ayah. Bersyukur tidak bertemu dengan Sasaki kembali. [Name] mengambil bedaknya-bedak untuk anak-anak-lalu mengoleskannya ke wajahnya. Senyumnya sejak tadi tidak pernah luntur. Hari ini [Name] akan berhias secantik mungkin untuk sang ayah!
Selesai dengan segala macam riasan kecilnya, seperti memasang aksesoris dan bedak ke wajah, [Name] keluar dari kamarnya. Alis [Name] mengerut saat melihat Samatoki yang tengah menelpon dalam keadaan belum bersiap-siap. Bahkan [Name] rasa sang ayah belum mandi. Padahal pria itu bangun lebih pagi dari sang anak.
Merasakan kehadiran sang anak, Samatoki menoleh. Pria yang tengah berdiri di balkon itu bergegas masuk ke dalam, menyambut sang anak yang sudah begitu cantik di hadapannya.
"Wah, sudah rapi sekali."
[Name] mengangguk, senang mendapat pujian. "Tentu saja! [Name] sudah tidak sabar ingin jalan-jalan sama Papa!"
Samatoki yang mendengar balasan sang anak mendadak kikuk sendiri. Wajahnya terlihat jelas tengah menghindari topik yang dibicarakan oleh sang anak.
"A-ah, ayo makan dulu!"
•
•
※Daddy Sugar※
•
•Wajah Samatoki terlihat kusut, tangannya menggenggam erat tangan mungil [Name]. Mereka kini tengah menyusuri hutan belantara. Yang digandeng hanya memberikan tatapan kagum dan herannya berada di dalam hutan. Samatoki membatalkan acara jalan-jalan bersama anaknya karena panggilan Jyuto yang memintanya berkumpul di basecamp si mantan tentara.
[Name] menunjuk ke depan ketika matanya telah menangkap pemandangan sebuah tenda. Di depan tenda itu ada sebuah bara api yang di atasnya terdapat sebuah panci. Isi di dalam panci itu mendidih. [Name] dapat mencium aroma masakan yang berada di dalam panci itu.
"Kare!"
Samatoki panik sendiri saat tau sang mantan tentara sudah menyiapkan sebuah hidangan. Lontaran sumpah serapah tak terhindarkan. Riou terlihat baru saja keluar dari dalam tendanya dengan jamur segar yang ia dapat. Tentunya tidak beracun.
"PAMAN RIOU!" [Name] berteriak kencang sembari menghampiri Riou.
Gadis itu langsung memeluk kaki Riou begitu sudah sampai di depannya. Riou meletakkan jamur yang ia bawa ke atas sebuah kayu untuk tempat duduk lalu menggendong [Name]
"Samatoki, mana Jyuto?" tanya pria itu datar.
"Tidak tau! Dia sepertinya terlambat. Sialan! Dia yang menyuruhku bergegas malah terlambat!"
Samatoki menendang batu di depannya dengan keras hingga batu itu terpental jauh ke dalam hutan. Riou hanya mengangguk paham. Pria itu kembali melanjutkan masaknya, memasukkan jamur yang tadi sempat diabaikannya. [Name] yang berada di dalam gendongan Riou hanya memperhatikan sesekali bertanya apa yang sedang di lakukan oleh mantan tentara itu.
Samatoki mendudukkan dirinya di sebuah kayu. Wajahnya terlihat frustasi meski berusaha disembunyikan sekalipun. Matanya melirik kearah [Name], gadis kecilnya itu dengan gembira bernyanyi di dalam gendongan Riou tanpa tahu bahaya apa yang menantinya.
Bunyi langkah kaki yang mendekat mengalihkan perhatian samatoki. Jyuto terlihag dengan kotak kecil di tangannya. Pria itu membawa bento. Samatoki jelas murka. Ia berdiri kemudian mendekati Jyuto. Dengan cepat ia menarik kerah baju Jyuto.
"SIALAN! KENAPA KAU TIDAK BILANG BAWA BENTO HAH?!"
Jyuto yang diteriaki berusaha membalas sembari menepis tangan Samatoki di kerah bajunya. "Harusnya kau punya inisiatif sendiri bodoh!"
Perkelahian terjadi antar Yakuza dan polisi itu. Riou hanya diam memperhatikan, tak berniat melerai. Sedangkan [Name] yang berada di gendongannya terlihat begitu kebingungan.
"Paman, turunkan aku!" pinta si gadis kecil.
Tanpa banyak bicara Riou menurunkan [Name] dari gendongannya. Gadis kecil itu kemudian berlari kearah Jyuto dan memeluk kakinya.
"Paman Jyuto!" serunya dengan ceria.
Jyuto menghentikan perdebatannya kemudian menunduk untuk melihat anak Samatoki. Raut sebal Samatoki diabaikan, Jyuto memilih meladeni anaknya yang terlihat imut dengan dress selutut berwarna biru di badannya.
"Wah, [Name] rapi sekali kesini!" puji Jyuto sembari menggendong [Name].
[Name] yang mendengar pujian Jyuto tertawa kecil. "Terima kasih Paman!"
Jyuto terkena heart attack.
Dengan gemas pria berprofesi sebagai polisi itu menciumi pipi [Name]. Rasa geli yang diterima membuat [Name] tertawa. Samatoki menatap interaksi keduanya dengan alis berkerut. Kakinya terangkat, menendang tulang kering Jyuto.
"AKH! APASIH KUDA!?" Jyuto menjerit dengan tidak elit.
"BERISIK!"
•
•
※Daddy Sugar※
•
•Riou menyerahkan piring berisi kare buatannya ke Samatoki. Dengan ragu pria albino itu menerimanya. Di mata Samatoki sekarang makanan itu menguarkan aura kematian. Samatoki berharap ia baik-baik saja setelah ini.
Riou tak jadi memberikan piring satunya saat melihat Jyuto membuka bentonya. Tatapannya teralih kebawah saat merasakan seseorang menarik kecil celana lorengnya. [Name] di dekat kaki Riou sembari mencengkram celana loreng pria itu. Tangan satunya menunjuk piring yang Riou bawa.
"Itu punya siapa Paman?" tanyanya dengan polos.
Samatoki dan Jyuto sontak menoleh saat mendengar suara [Name]. Samatoki terlihat panik, anaknya tidak boleh memakan kare itu. Jyuto berdiri, mendekati [Name].
"[N-Name], ayo makan bento ku saja!" ajak Jyuto.
[Name] menggeleng, "[Name] mau itu!" ucapnya sembari menunjuk piring yang dibawa Riou.
Riou berjongkok di hadapan [Name], "[Name] mau ini?" tanyanya memastikan.
Dengan cepat [Name] mengangguk. Riou mendudukkan [Name] di kayu kemudian menyerahkan piring yang ia pegang. Dengan wajah berbinar gadis kecil itu menerima masakan [Name].
"Hati-hati." peringat pria itu.
[Name] mengangguk kecil, kemudian mulai memakan masakan Riou. Wajahnya terlihat senang setelah menelan suapan pertama.
"Enak!"
"Eh?!"
Tbc ...
Wkwkwkw
Update lagi~
Jan lupa vote dan comment~8/5/2020
♪Aohitsugi Keyara
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Sugar (Samatoki)
FanfictionAda anak kecil yang datang ke arah Samatoki saat ia tengah berjalan-jalan menikmati festival musim panas. "PAPA!!" Samatoki cengo, "ANAK SIAPA INI ANJIR?!" Warning: typo(s), OOC dll