Saburo baru saja menapakkan kakinya di depan pintu utama keluarga Kambe. Wajah sejak tadi tidak dapat menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Tombol bel yang menempel di samping pintu ditekan pelan. Wajah Saburo sudah kembali datar seperti semula. Derap langkah kaki terdengar dari dalam rumah. Pintu terbuka, menampakkan seorang perempuan dengan pakaian pelayan hitam putihnya.
"Sudah buat janji dengan siapa?" tanya pelayan perempuan itu.
Saburo terdiam sejenak. "Daisuke, Kambe Daisuke." jawabnya pelan.
Pelayan itu mengangguk kecil kemudian mengajak Saburo ke dalam rumah. Saburo dengan patuh duduk di sofa seharga 2 komputernya saat pelayan itu mempersilahkannya duduk. Suasana megah rumah Kambe membuat Saburo sesak. Warna barang yang rata-rata berwarna emas membuat matanya silau karena pantulan cahaya lampu dari benda itu.
"Yamada Saburo?"
Saburo menoleh saat mendengar suara berat memanggil namanya. Daisuke berdiri di depannya, berjarak 5 langkah dari posisinya. Saburo berdiri kemudiam membungkuk hormat kepada Daisuke, selaku orang yang lebih tua darinya. Daisuke bergerak menuju sofa di depan Saburo. Dengan anggun Daisuke duduk di seberangnya.
Wajah Daisuke terlampau datar saat berhadapan dengannya. Saburo sejenak merasa risih mendapat tatapan menilai Daisuke. Sedetik kemudian tatapan menilai itu berubah dengan seringai terpatri di wajah tampannya.
"Baru saja datang?" tanya Daisuke berbasa-basi.
Saburo mengangguk kecil. "Iya, Daisuke-san." Saburo menjawab sesopan mungkin.
"Hm .... Sopan, bagus."
Saburo hanya tersenyum kecil menanggapi pujian Daisuke. Tidak tahu saja kelakuan Saburo di rumah seperti apa.
Daisuke berdiri dari posisi duduknya. "Kirim saja nomor rekening mu, akan ku kirim 500 juta nanti. Ajari anakku dengan baik." Setelah berucap begitu, Daisuke meninggalkan Saburo begitu saja.
•
•
※Daddy Sugar※
•
•Saburo menatap datar isi kamar Noah. Mewah. Satu kata yang menggambarkan isi kamar anak berusia 9 tahun itu. Saburo jadi kesal sendiri berada di dalam rumah keluarga Kambe ini. Di dalam ruangan itu terlihat Ayumu yang tengah memainkan Iphone Xnya. Di sampingnya ada [Name] yang sibuk memainkan bonek beruang kecilnya sembari berbicara entah kepada siapa.
[Name] tidak bawa boneka ke rumah Noah. Itu pemberian Daisuke. Tanpa sengaja mata dwiwarna Saburo menangkan label harga yang masing menggantung pada boneka beruang seukuran tubuh [Name] itu. Boneka eksklusif kiriman dari Jerman.
"2 juta ...." gumam Saburo.
Noah yang mendengar gumaman Saburo menoleh, "ada apa Yamada-nii?"
Saburo menggeleng dengan cepat. Ia meminta Noah mengabaikan ucapannya tadi. Noah hanya mengangguk setuju. Buku Matematika dikeluarkan dari rak buku. Dengan khidmat Noah mendengarkan penjelasan Saburo. [Name] merasa tertarik kemudian ikut duduk di samping Noah. Beberapa soal yang diajukan Saburo dengan mudah di jawab [Name], padahal itu untuk Noah.
"Wah, Aohitsugi jenius! Padahal soal itu untuk kelas 5." celetuk Ayumu yang berada di belakang Noah.
[Name] hanya tersenyum polos. Saburo memegang dagunya, berpikir. "Namamu Aohitsugi?" tanya Saburo.
[Name] mengangguk dengan penuh semangat. "Aohitsugi [Name]!"
Saburo rasanya seperti mengenal nama anak kecil di depannya. Saburo menggelengkan kepalanya, menghapus pikiran negatifnya. Acara belajar kembali dilanjutkan. Kini Ayumu ikut serta, terkadang ia ikut menimpali saat menjawab soal yang sulit. Saburo tenang-tenang saja mengajari ketiga anak kecip di depannya. Ia tak perlu mengeluarkan tenaga ekstra seperti saat mengajari Jiro.
Saburo jadi heran dengan Jiro. Bisa-bisanya kalah dengan anak kecil seperti mereka.
•
•
※Daddy Sugar※
•
•Jam bertabur berlian di dinding ruang tengah sudah menunjukkan pukul 3 sore, saatnya untuk pulang. Ketiganya kini tengah di halaman depan. Ayumu telah dijemput lebih dulu oleh mobil pribadi keluarga Akashi. Saburo dan [Name] tengah menunggu jemputan bersama Noah yang menemani. Dua mobil dengan warna yang berbeda berhenti di depan mereka.
Para pengemudi keluar, Saburo spontan berteriak saat manik dwiwarnanya menangkap sosok Samatoki keluar dari mobil putihnya. Alis Samatoki mengerut saat melihat si bungsu Yamada.
"Apa yang dilakukan bocah tengik ini di sini?" Samatoki sama sekali tak berniat berdamai dengan Saburo.
Wajah jutek ditampilkan Saburo. "Berisik kuda ubanan."
Samatoki mendecih, tak berniat melawan. Pria itu berjongkok di hadapan [Name]. Tatapannya terlihat kebingungan saat melihat boneka beruang sebesar tubuh anak itu tengan dipeluk dengan erat oleh tangan mungilnya.
"Papa!" sapa [Name] dengan ceria.
Samatoki menggendong gadis kecilnya. Tatapannya terarah kepada Noah. "Terima kasih atas undangannya bocah."
ucapnya.Noah dengan sopan membungkuk kecil. Saburo mengabaikan keberadaan Samatoki. Setelah berpamitan kepada Noah dan Daisuke yang baru saja keluar, Saburo segera memasuki sedan mewah keluarga Kambe yang akan mengantarnya pulang.
Manik ruby [Name] menangkap sosok gagah Daisuke. "Ayah Dai, terima kasih atas bonekanya!"
Samatoki melotot mendengar panggilan yang diberikan oleh anak kesayangannya. Tatapannya beralih ke arah Daisuke. Daisuke hanya membalas dengan senyum miringnya, entah dengan maksud apa.
"APA MAKSUDNYA INI BANGSAT?!"
Tbc ...
Rest in peace.
Hayo Samatoki sama Daisuke gelud~
Siapa kira-kira yang menang? Www
Jangan lupa vote dan comment~25/4/2020
♪Aohitsugi Keyara
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Sugar (Samatoki)
FanfictionAda anak kecil yang datang ke arah Samatoki saat ia tengah berjalan-jalan menikmati festival musim panas. "PAPA!!" Samatoki cengo, "ANAK SIAPA INI ANJIR?!" Warning: typo(s), OOC dll