Samatoki menatap datar kerumunan orang yang berada di hadapannya. Pria itu sibuk menghisap rokok yang terapit di mulutnya. Alisnya menukik dengan tajam, membentuk ekspresi marah. Sudah 30 menit lebih ia di tengah keramaian festival demi menunggu kedua rekan divisinya itu.
"Jyuto sialan! Kemana kelinci bejat itu?!" makinya tak sabaran.
Rencananya mereka akan berkumpul di dekat bangku taman dan menikmati festival musim panas tahun ini bersama-sama. Namun sejak 30 menit lebih dari waktu janjian mereka, kedua rekannya itu tidak muncul juga.
Samatoki menjatuhkan rokoknya, menginjaknya dengan kuat lantaran diliputi perasaan kesal. Dari pada berdiri tidak jelas, Samatoki memutuskan untuk menikmati duluan festival di depan matanya. Dari pada pulang dengan sia-sia.
"Harusnya aku tidak datang tadi," gerutu Samatoki.
Manik rubynya dengan lekat mengamati suasana festival. Banyak pasangan muda-mudi atau pun sebuah keluarga berselisih dengannya. Samatoki merasa begitu mengenaskan. Hanya ia yang berjalan sendiri tanpa tujuan di tengah kerumunan itu. Samatoki bersumpah, pulang nanti ia harus membuat setidaknya satu lubang di kepala Jyuto.
Tengah asiknya menikmati suasana ramai festival, seseorang menabrak kaki jenjangnya. Samatoki menunduk, ia melihat anak perempuan berdiri di hadapannya. Di samping anak kecil itu ada Ringo Ame yang sudah tergeletak mengenaskan di tanah. Padahal masih terlihat baru dan belum di sentuh sama sekali. Mata anak itu terus menatap Samatoki dengan binar bahagia. Samatoki cukup risih dengan tatapan anak itu.
Baru Samatoki ingin membuka suara, anak itu duluan berkata, "Papa!"
Samatoki cengo. "INI ANAK SIAPA ANJIR?!"
Anak perempuan itu dengan riang memeluk kaki Samatoki. Bibirnya terus memanggil Samatoki dengan sebutan 'Papa'nya. Manik ruby Samatoki dengan gencar mengamati sekelilingnya. Tak ada seorang pun yang mencari keberadaan anak kecil ini.
Samatoki melepaskan pelukan anak itu dari kakinya kemudian berjongkok di hadapan anak itu. "Siapa nama mu?" tanya Samatoki.
Mungkin saja anak ini terpisah dari orang tuanya. "[Name]!" jawab anak itu dengan semangat.
"Dimana orang tuamu? Kau kesini dengan siapa?" tanya Samatoki lagi.
[Name] memainkan kedua jari telunjuknya, "[Name] kesini bareng saudara yang lain dan Papa Panti! [Name] ga punya orang tua ...." jawabnya dengan nada pelan di akhir kalimat.
Samatoki mengerjap. Anak panti asuhan ternyata. Pria itu dengan gusar mengusak kepalanya. Entah kenapa malam ini kesialan mengikutinya. Samatoki menghela napas lelah.
Ia kemudian berdiri, "mau ikut dengan ku?" tanyanya sembari menjulurkan tangannya.
Dengan cepat tangan mungil [Name] menggenggam tangan Samatoki, "mau Papa!"
"Jangan panggil- Ah! Terserah kau saja gaki!"
[Name] hanya tertawa merespon ucapan Samatoki. Mungkin baginya terdengar lucu.
•
•※Daddy Sugar※
•
•Jyuto menatap kosong Samatoki. "ANAK SIAPA KAU CULIK SAMATOKI?!" jeritnya.
Baru saja datang disuguhi Samatoki yang tengah menggendong anak kecil berumur 7 tahun. Dahi Samatoki mengerut. Baru datang polisi bejat ini sudah menuduhnya macam-macam.
"Sialan! Jaga ucapanmu! Kurang kerjaan sekali aku menculik bocah!" kilah Samatoki tidak terima.
Riou menepuk pundak Jyuto, meminta agar polisi itu bersikap tenang. Jyuto berdeham. Manik emerlandnya menatap [Name] dengan pandangan menyelidik, membuat anak itu takut. Samatoki dengan segera memukul kepala polisi di depannya.
"Apaan sih Samatoki?!" tanyanya tak terima.
Samatoki mengelus punggung [Name] yang tengah memeluk erat lehernya, "jangan menatapinya begitu bodoh! Dia ketakutan!"
Jyuto mengerjap. Loh? Sejak kapan Samatoki cocok jadi ayah begini? Samatoki tidak kesurupan kan?
"O-oh, oke ...." Mendadak Jyuto kaku sendiri.
Riou mendekat dan tanpa banyak bicara langsung mengelus kepala [Name] dengan lembut, "anak pintar." pujinya.
Jyuto berdeham, "jadi kau menemukannya? Dia terpisah dari orang tuanya?"
"Sayangnya, dia anak panti asuhan." jawab Samatoki.
Samatoki menurunkan [Name]. Anak itu kini terlihat berusaha berteman dengan Riou. Jyuto terdiam. Ia memikirkan kemungkinan yang terjadi pada anak itu. Namun hanya satu opsi yang tersisa di kepalanya.
"Samatoki ... Sepertinya anak itu dibuang panti asuhan yang mengasuhnya." ujarnya.
Tidak mungkin panti asuhan membiarkan salah satu anak asuhnya menghilang begitu saja. Kalau pun ada yang melapor, pasti Jyuto sudah tahu sejak tadi. Samatoki hanya diam, tak menjawab Jyuto. Matanya menatap lekat [Name] yang tengah tertawa bersama Riou. Tega sekali mereka membuang anak seimut [Name].
Samatoki terdiam, ia terlihat berpikir dengan serius. "Sebaiknya kau taruh kembali anak ini ke panti asuhan yang lain." saran Jyuto.
Samatoki mengangguk pelan, "sudah ku putuskan ..."
Jyuto menatap heran Samatoki, "hah?"
Samatoki menoleh kearah Jyuto, "aku akan mengadopsi anak itu." ucapnya dengan mantap.
Jyuto membatu. Loh? Loh?
Tbc ...
HEYYO!
Www, aku bawa cerita baru. Awalnya ragu mau publish. Tapi kata temen-temen WA publish aja.
Yaudah aku publis. Maaf misalnya Samatokinya OOC, www
Agak susah bawa si tukang ngegad sama anak kecil.
Jangan lupa vote dan comment!
Bye~3/4/2020
♪Aohitsugi Keyara
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Sugar (Samatoki)
FanficAda anak kecil yang datang ke arah Samatoki saat ia tengah berjalan-jalan menikmati festival musim panas. "PAPA!!" Samatoki cengo, "ANAK SIAPA INI ANJIR?!" Warning: typo(s), OOC dll