Bau anyir tercium ketika Samatoki membelah perut ikan di depannya. Sementara [Name] duduk di sofa ruang tengah sembari memainkan ponselnya. Layar datar itu menampilkan halaman web yang berisikan materi kesenian yang akan dicopynya untuk tugas.
Samatoki terlihat memasak banyak makanan, karena hari ini Ayumu akan datang. Iya, sendirian. Noah tidak bisa datang karena harus ikut bersama ayahnya ke Inggris. Kebetulan Ayumu datang saat makan siang nanti, jadi sekalian saja Samatoki ajak makan siang bareng.
Bel rumah berbunyi diiringi teriakan seorang gadis, "[NAME]-CHAN!!"
Suara cempreng itu, [Name] mengenalinya. Samatoki melepaskan apron yang melindungi tubuhnya dari cipratan darah ikan setelah mencuci tangannya. Pria itu bergegas ke depan dan membukakan pintu untuk tama anaknya itu.
"Paman Samatoki! [Name]-channya ada?" tanya Ayumu dengan tangan penuh membawa 2 paper bag mewah.
Samatoki mengangguk, kemudian mengambil alih paper bag besar di tangan Ayumu. Anak sulung Akashi itu segera masuk dan melepaskan sepatunya.
"[Name]-chan!!" Gadis itu berteriak kemudian berlari menerjang [Name].
Samatoki menggeleng kecil melihat kelakuan gadis kecil bermarga Akashi itu. "Kau datang lebih cepat dari perkiraan. Mau menunggu makan siangnya?"
Ayumu terlihat kaget, "Eh?! Paman Samatoki bisa memasak?!"
Samatoki mendengus pelan. "Jangan meremehkan ku, Gaki!"
Ayumu hanya tertawa kecil. Samatoki meletakkan belanjaan Ayumu di atas karpet bludru abu-abu, kemudian kembali ke dapur, melanjutkan acara memasaknya yang tertunda.
"Ne, Ne, [Name]-chan! Aku bawakan sesuatu untuk mu!" Ayumu dengan senyum lebar membongkar isi paper bagnya.
Ia mengeluarkan sebuah buku note berukuran sedang dengan isi yang cukup tebal. Ia menyerahkannya kepada [Name]. Dengan penuh kebingungan [Name] menerima buku itu.
"Buat ku?" tanyanya.
Ayumu mengangguk kecil, "tentu saja! Ku dengar, [Name]-chan suka sekali mencatat materi di sekolah. Jadi ku belikan itu!" jelasnya.
[Name] terlihat senang, "terima kasih!"
Ayumu tertawa melihat reaksi [Name]. Gadis itu kembali mengeluarkan barang lainnya di dalam paper bagnya. Sebuah kotak biru tua. Ayumu memberikan kotak itu kepada [Name].
"Ayo buka [Name]-chan!" seru Ayumu tak sabaran.
[Name] mengangguk patuh, dengan segera membuka kotak yang diberikan oleh Ayumu. Sebuah cincin perak terlihat dengan rantai putih, membuat cincin itu menjadi kalung. [Name] mengangkatnya, manik rubynya dapat melihat tulisan namanya di dalam cincin itu.
"Hadiah [Name]-chan yang lainnya! Sebenarnya aku ingin memberikan gelang, tapi kata Noah-chan berikan itu saja biar kita couple bertiga!" Ayumu mengangkat kalung yang sama seperti milik [Name], bedanya di dalam kalung itu ada tulisan namanya sendiri.
"Terima kasih!"
[Name] berdiri, kemudian berlari menuju dapur.
"PAPA!!" teriaknya.
"Astaga [Name]! Jangan teriak!"
•
•
※Daddy Sugar※
•
•Saat [Name] pergi ke toilet, seorang tamu datang dan masuk begitu saja. Ayumu kaget saat melihat seorang wanita masuk dan lewat di depannya ingin ke dapur tanpa mengucapkan apapun. Wanita itu terlihat mengendap-endap menuju dapur. Ayumu berdiri, melipat kedua tangannya di depan dada.
"Tante tidak punya sopan santun ya? Main masuk saja tanpa mengucapkan apa-apa." tegur Ayumu.
Wanita itu, Sasaki menoleh. Dahinya mengernyit mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh gadis bersurai merah di depannya. Ia berhenti sejenak untuk menatap Ayumu.
"Siapa kamu? Sok sekali menceramahi ku." balas Sasaki dengan ketus.
Ayumu berdeham, "Akashi Ayumu, temannya [Name]-chan." jawabnya.
"Heh, jaga mulutmu nak. Lancang sekali berbicara seperti itu dengan orang tua."
Ayumu menuding Sasaki dengan jari telunjuknya, "nah, Tante sadar sudah tua! Harusnya Tante menunjukkan sikap yang baik di depan anak-anak!"
Sasaki menggeram, "lalu? Toh, Samatoki-kun tidak masalah dengan sikap ku."
"Dih, 'Samatoki-kun'? Sok akrab sekali dengan Paman Samatoki."
"Loh? Suka-suka aku dong, lagi pula tidak lama lagi nama ku bakalan berubah jadi Aohitsugi juga." Sasaki memberikan senyum miringnya.
Ayumu melayangkan tatapan jijiknya. Saat ingin membalas ucapan Sasaki, perhatian Ayumu teralihkan kepada pintu toilet yang terbuka. [Name] keluar setelah menyelesaikan urusannya. Ia terlihat bingung saat Sasaki dan Ayumu menatapinya.
Dengan cepat Sasaki mendekat, memeluk [Name] dengan erat. Ayumu menatap kasihan ke arah [Name]. Ia kemudian ikut mendekat, menarik tangan Sasaki yang memeluk [Name].
"Lepas Tante, dasar ular!"
"Apa katamu?! Coba ulangi!"
"Dasar Ular!"
"Pengen tak hiih!"
"Coba sini kalau bisa!"
[Name] yang berada di tengah keduanya jadi pusing sendiri mendengar pertengkaran keduanya.
"Aduh, hentikan!"
•
•
※Daddy Sugar※
•
•Perkelahian antara Sasaki dengan Ayumu berhenti saat Samatoki datang dan memukul kepala mereka berdua dengan sendok sayur di tangannya.
"Ribut lagi, ku tendang kalian berdua keluar dari apartemen ku!" ancam Samatoki dengan wajah garangnya.
Keduanya kini duduk bersebelahan di meja makan. Sedangkan [Name] duduk di seberang mereka. Samatoki dengan cekatan menyiapkan makan siang di atas meja. Selagi Samatoki menyiapkan makanan untuk [Name], Sasaki melancarkan modusnya dengan mengambilkan nasi untuk Samatoki.
"Samatoki-kun, aku sudah menyiapkan nasimu."
"O-oh? Terima kasih."
Sasaki tersenyum puas ke arah Ayumu.
Ayumu berdiri, mengambil lauknya sendiri. Kemudian menyodorkan mangkuknya ke arah Samatoki. Samatoki menatap heran ke arah Ayumu."Apa?"
"Paman suapi aku!" pinta Ayumu.
[Name] mengerjap pelan melihat tingkah sahabatnya itu. Sedangkan Samatoki kebingungan.
"Hah? Kau kan punya tangan sendiri!" Sasaki tersenyum mendengar jawaban Samatoki.
Ayumu mengeluarkan wajah memelasnya, "sekali ini saja Paman! Ya? Ya?"
Samatoki berdecak, "yasudah!" Kemudian merampas mangkuk milik Ayumu.
Ayumu memamerkan wajah sombongnya ke arah Sasaki. Wanita itu meradang melihat tingkah gadis kecil di hadapannya. Sedangkan [Name] hanya bisa menatap heran keduanya.
"Mereka kenapa?"
Tbc ...
Hehe, nanti jawaban pertanyaan kalian bakalan di publis agak lambat.
Gomen minna.
Jangan lupa vote dan commentnya~9/5/2020
♪Aohitsugi Keyara
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Sugar (Samatoki)
FanficAda anak kecil yang datang ke arah Samatoki saat ia tengah berjalan-jalan menikmati festival musim panas. "PAPA!!" Samatoki cengo, "ANAK SIAPA INI ANJIR?!" Warning: typo(s), OOC dll