Bel rumah berbunyi, Hyunjae membukakan pintu. Kalau biasanya Daisy jadi tukang buka pintu sekarang gantian giliran sang suami, karena hari ini si Papi lagi bahagia-bahagia aja, ya jelas dengan senang hati dia menuju pintu tanpa lihat siapa yang datang lewat interkom.
Ketika pintu dibuka, langsung kaget, kok yang datang rombongan?
"Hai Om..."
Dari belakang kemudian muncul Jaehyun anaknya,
"Eh udah pada dateng, yuk masuk."
Hyunjae masih shock di depan pintu, hilang tiga yang datang sekebon. Ternyata Jaehyun mengundang sepupu-sepupu dan teman-temannya, bahkan si tetangga sebelah gak mau kalah, ikutan juga, siapa lagi selain Tuan Muda Byun Yeonjun. Sisanya? Ada Mark, Xiaojun, Lucas, Joochan, Jibeom, dan Donghyun. Kelas sebelah juga diundang, maklum jadi akrab gara-gara 'berantem rebutan bola'.
Jadi begini toh misi ngegagalin rencana Papi.
#####
Di lain sisi, si kembar lagi study tour. Cuaca disini sudah tidak bersalju lagi, jadi mereka tidak membutuhkan baju musim dingin. Untunglah, kasian nasib anak beasiswa soalnya, perlu biaya lagi buat beli baju musim dingin, walaupun jelas sumbangan banyak.
Untuk kamar mereka menetap bukan pakai kamar hotel, melainkan kamar apartemen, jadi satu kamar isinya banyak. Ryujin sekamar dengan teman-temannya yaitu Somi, Jinsol, Kyla, Sungmin, Yunjin, Choerry, Yunkyoung, Suyun dan juga Minju.
Iya, sekamar isinya sepuluh orang. Isinya hampir geng-geng-an Ryujin semua, padahal kata Ryujin dia 'gak ngegeng', Beomgyu aja suka iseng ngatain soalnya muka-muka mereka galak-galak. Ujung-ujungnya Beomgyu beneran digalakin cewek-cewek dikelasnya. Ryujin, Somi, Yunjin, Kyla dan Yunkyoung satu kelas, sisanya beda kelas.
Somi anak dari keluarga Jeon tepatnya Bapak Wonwoo yang punya gedung elektronik di negaranya, sekelas Sumsang. Yunjin dari keluarga Heo, biasa dipanggil Kirin karena tingginya kayak jerapah, sepupunya Heo Jiwon dan Heo Aisha sekelas Sunwoo. Kyla ini bule, orang tuanya bukan berasal dari negara mereka, tetapi jelas anak konglomerat juga, sedangkan Yunkyoung, keturunan dari keluarga Park, kakaknya Yeonhee sekelas dengan Bomin dan Yangyang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beralih ke kelas sebelah, ada Jinsol, Sungmin, Choerry, Suyun dan juga Minju. Minju yang anak baru dan kemana-mana selalu dengan Yuri jelas kebingungan disini, mereka semua akrab, walau dia satu kelas dengan mereka, alhasil Minju jadi suka menyendiri. Jinsol keponakannya Juyeon, Lee yang berbeda dari keturunan LSM yang kaya sedunia, Sungmin, adiknya Chaeyoung, kakaknya Ella, alias anaknya Jennie dan Kai, Choerry adiknya Hyunjin yang sekelas dengan Sunwoo, mereka berdua adalah keponakannya Seolhyun. Dan Suyun merupakan sepupu Yunkyoung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Istilahnya di sekolah ini, kekerabatannya tidak jauh-jauh, rata-rata masih satu pohon, satu cabang dan satu ranting.
Minju sekamar sama mereka semua merasa 'ngeri-ngeri sedap'. Kebetulan sekarang jam kosong atau jam bebas, yang artinya mereka bebas mau kemana saja asal tidak jauh dari 5km di sekitar sini. Kesembilan anak lainnya sudah bersiap, Minju masih terdiam, Ryujin menatap Minju sekilas kemudian setelah Somi memanggilnya untuk segera keluar, Ryujin pun pergi.
Suyun yang sekelas dengan Minju merasa tidak enak hati kalau Minju tidak diajak.
"Ayo ikut, lu mau sendirian di kamar." ajak Suyun.
"Eh?"
"Iya, kita mau pergi, cepetan, ntar ketinggalan lagi." tambah Yunkyoung.
Untungnya masih ada orang baik ternyata. Minju pun tersenyum kemudian bergegas mengikuti mereka berdua.
"Ih, napa tuh anak baru diajak." cibir Kyla.
"Tau tuh, gua aja merasa gimana gitu sekamar dia." timpal Somi.
"Udahlah, dia juga manusia." ucap Ryujin.
"Ryu, seriously? Are you Byun Ryujin or not?"
"Of course I am." sahut Ryujin kemudian berjalan meninggalkan kedua temannya tersebut.
#####
Lain halnya dengan kembarannya, Beomgyu tentu saja sekamar dengan para sepupu, karena insiden 'rebutan cewek' jadinya kamar serasa sunyi seperti angin berhembus tanpa suara.
Minkyu, Junseo, Chenle, Daehwi, Guanlin, Yechan, Jaehyuk, Mashiho, Wonjin, inilah orang-orang di dalam apartemen yang sama dengan Beomgyu.
Gausah pake foto biar rajin nyari di google alias ini part tidak sanggup menampung kegantengan mereka.
"Sampai kapan kalian bertiga mau jadi gondang?" celetuk Daehwi.
"Hah? Kok gondang sih?" tanya Wonjin, bingung.
"Abis gak malu apa, gara gara cewek pada diem dieman."
"Kata siapa gara gara cewek?" protes Junseo.
"Terus, apa alasan kalian jadi diem dieman?"
Ketiganya terdiam tidak menjawab, kemudian Beomgyu pun bersuara,
"Udah ah, daripada bahas yang gajelas, ayo keluar, ntar jam kosongnya selese."
"Nah ayo!" timpal Chenle kemudian.
#####
Tidak disangka, tim Ryujin dan tim Beomgyu malah bertemu di satu tempat, tempat makan tentunya, namanya juga anak-anak, hal utama yang harus dikunjungi yaitu tempat makan terlebih dahulu. Urusan perut merupakan hal utama.
"Heh! Lu ngikutin gua ya, karna tau ada Minju?" Ryujin menarik Beomgyu, sementara yang lain sudah masuk ke dalam mencari tempat duduk.
"Enak aja! Gua aja gatau kalian mau kesini." balas Beomgyu.
"Halah! Kan lu tau ini tempat makan favorit Papi sama Mami kalo ke Italy."
"Yang jelas bukan gua yang ngusulin kesini, tapi si Oom." ucap Beomgyu lagi.
Oh, mungkin saja ini memang tempat favorit seluruh anggota keluarganya, wajar saja kan. Ya sudahlah tidak usah berdebat lebih jauh.
#####
Waktu rasanya berjalan dengan sangat singkat, tidak terasa Sunwoo sudah kembali ke rumah dan juga si kembar. Sedangkan Hyunjae masih kesal, selama mereka tidak ada malah Jaehyun tiap hari mengundang teman-temannya ke rumah.
Daisy justru senang, soalnya rumah tidak jadi sepi.
"MAMIIII RYU PULANG, BAWA OLEH OLEH!" seru Ryujin.
"Yaampun anak Mami, disuruh kamu jajan sepuasnya aja disana gausah bawa macem macem." balas Daisy.
"Gamau, Ryu kan mau bawain oleh oleh."
"Ryu doang nih, Gyu enggak?" celetuk Hyunjae.
"Gak, duit Gyu abis." jawab Beomgyu dengan cepat.
"HEH JAJAN APAAN?" tanya Hyunjae ke anaknya tersebut.
"BAWALAH PAPI. Gini gini Gyu masih inget keluarga kok. Gyu kan gak pelit kaya Papi."
