Kim menatap sendu kekasih nya yg sedang terbaring lemah di atas tempat tidur. Wajah nya pucat dan tidak semerah biasa nya. Bahkan sekarang, seluruh tubuh kao di penuhi alat2 medis. Ada ketakutan dalam diri kim. Takut bila kao akan meninggalkan dirinya untuk selamanya.
Tanpa terasa kim meneteskan air mata kesedihan nya bila mengingat kondisi kesehatan kao saat ini. Apalagi kao belum sadarkan diri sejak pingsan dua hari lalu.
Ditengah lamunan kim, tiba2 kao membuka mata nya perlahan. Membuat kim terkejut sekaligus senang. Dengan segera kim menghapus air mata nya.
"Kim.."panggil kao lemah
"Kao.. syukurlah kamu sudah bangun. Dokter.. dokter..kao sudah bangun.." kim refleks berlari keluar memanggil dokter jaga
Tak lama dokter pun masuk dan memeriksa keadaan kao.
"Kim.. kenapa aku ada di sini?"
"Kamu pingsan malam itu, aku dan pie yg membawa mu ke sini.."
"Pingsan??"
"Iya.."
"Nona kao, anda jangan terlalu banyak berpikir dulu. Saat ini anda harus rileks dan banyak beristirahat.."
Dokter tersebut memberikan sebuah obat melalui cairan infus. Itu berfungsi untuk meredakan rasa sakit yg mungkin timbul dari penyakitnya. Dan juga sebagai obat penenang yg bisa membuat kao banyak beristirahat. Karena itu yg kao butuhkan saat ini..
"Nona kao saya permisi dulu..tuan kim, bisa kita berbicara sebentar"
Kim mengikuti dokter dan berbicara berdua di luar kamar kao. Tanpa kim sadari, pie baru datang dan mendengar pembicaraan itu.
"Ada apa dok?"
"Tuan kim, keadaan nona kao saat ini sedang tidak stabil. Tadi saya memeriksa tekanan darah nya yg tidak normal. Ini tidak baik untuk dirinya, saya harap anda tidak mengucapkan perkataan yg bisa membuat dirinya stress. Karena itu akan sangat mempengaruhi kesehatan nya"
"Baik dok.. saya mengerti"
"Secepatnya saya akan mencarikan pendonor untuk pasien, anda bersabarlah"
"Terima kasih dok.."
Setelah selesai berbicara, sang dokter pun berlalu dan kim kembali ke dalam kamar. Pie segera mengejar dokter itu untuk mencari tau apa yg terjadi sebenarnya.
"Maaf dok.. bisa bicara sebentar?"
"Iya.. ada apa?"
"Pasien atas nama kao di kamar 201, bagaimana keadaan nya?"
"Anda siapa?"
"Saya pie.. teman nya, tadi secara tidak sengaja saya mendengar pembicaraan dokter. Apa maksudnya dengan pendonor?"
"Jadi begini.. nona kao menderita leukimia akut dan itu sudah sangat parah sekali. Untuk saat ini, jalan terbaik adalah transplantasi tulang sumsum belakang. Hanya saja belum ada yg cocok dengan pasien, kami sedang berusaha mencari pendonor"
"Apa dengan transplantasi, kao bisa sembuh?"
"Tergantung nona.. berapa besar tingkat kecocokan nya dan apa diri pasien juga menerima transplantasi itu sendiri.. semua harus kita coba baru kita mengetahuinya"
"Apa yg terjadi bila kita tidak menjalani transplantasi itu?"
"Kemungkinan terbesar adalah pasien bisa meninggal.. karena kemoterapi yg selama ini pasien lakukan membuat jaringan sel nya rusak. Itu secepatnya harus di ganti.."
Pie terdiam untuk beberapa saat.. dirinya berpikir apa yg bisa dia lakukan untuk membantu kao. Ada dilema dalam dirinya, bila dia menjadi pendonor. bagaimana dengan pencarian uk? Tapi keadaan kao juga tidak bisa menunggu lagi. Semua hal yg bisa membantu, kenapa harus di tunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard From Thailand (Season 2 - END)
FanfictionLanjutan dari season 1 Berisi konten (++) Bagi yg belum cukup umur, mohon untuk tidak membaca nya. Kim adalah bodyguard pie yg berwatak dingin, namun berubah menjadi hangat setelah jatuh cinta pada nona nya itu. Tapi karena suatu peristiwa membuat n...