Episode Enambelas

532 70 25
                                    

Turun dari Paradise Touch menuju basement dengan menggenggam tangan Syaheer dan dibuntuti Bambang, Sasha terus mengikuti ritme langkah kaki pria itu dengan perasaan —yang entah ia tak tahu kenapa— bisa sebahagia ini. Padahal, bisa dibilang, baginya ini seperti pekerjaan sampingan yang seharusnya tak harus melibatkan perasaan.

Wajar nggak, sih, hidup gue bisa berubah indah dua hari terakhir ini? Seolah-olah impian dalam hidup gue sudah tercapai begitu saja tanpa usaha? batin Sasha saat keluar dari lift di lantai satu, ia abaikan tatapan orang-orang di sekelilingnya, ia terus melenggang bersama Syaheer menuju basement.

Tiba di basement yang sudah lumayan ramai oleh deretan mobil itu, Bambang memohon pamit karena lelaki tambun tersebut ternyata tadi datang dengan motor matic pribadinya. Sasha pun mengangguk sopan mengantar keberlaluan Bambang, sementara Syaheer mengucapkan terima kasih kepada sang asisten dan ucapan sampai jumpa di gedung pernikahan sepupunya nanti.

"Nanti, apa yang harus saya lakukan di sana, Mister?" tanya Sasha begitu mendekati mobil Porsche milik Syaheer, ia melepaskan genggaman tangan Syaheer sebelum pria itu membukakan pintu mobil untuknya.

Syaheer tersenyum simpul, setelah Sasha duduk dan ia menutup pintu, pria itu segera bergegas masuk ke pintu sebelah, duduk, menyalakan mesin dan menatap Sasha dalam-dalam. "Bebas, Sha, hanya saja, kau akan saya perkenalkan dengan Ibu saya sebagai tunangan saya."

Sasha diam dan menghindari tatapan Syaheer dengan menundukkan kepala.

Mobil pun mulai melaju keluar dari basement.

"Jangan khawatir, Sha. Everything gonna be alright."

Ketika akhirnya mobil melaju meninggalkan aula Beauty Plaza, Sasha memberanikan diri menatap Syaheer yang tengah fokus menyetir. "Tapi saya merasa tak pantas, Mister," ucapnya dengan suara bergetar.

Hening.

Mister nggak tahu bagaimana bapernya saya saat ini, bagaimana saya menyukai apapun yang ada di diri Mister meski kita baru kenal dua hari. Lalu bagaimana jika setelah ini selesai dan perpisahan kita membuat saya menderita? Siapa yang akan mengobatinya? batin Sasha seraya mengamati detail wajah tampan Syaheer, mulai dari hidung pria itu yang besar dan mancung, kumis dan cambang, hingga bibir sexy Syaheer.

Syaheer tiba-tiba membalas tatapan Sasha sesaat sebelum akhirnya kembali fokus memperhatikan jalanan. "Coba sekarang kau berhenti memanggil saya dengan sebutan 'Mister', Sha. Gantilah dengan sebutan 'sayang', agar kau merasa pantas, sebab sebenarnya kau memang pantas."

Hening. Sasha menelan ludah.

"Dan cobalah memakai kata 'aku' dan 'kamu'."

Oh, God, siapa yang nggak baper coba kalau setiap kata yang keluar dari bibirnya selalunya indah didengar? batin Sasha yang lantas jadi bengong.

"Let's try, Honey," ucap Syaheer lembut.

Sasha hanya diam, jantungnya meletup-letup tak karuan, tapi terasa indah. Ia lalu memalingkan wajah pada pemandangan perkotaan di sampingnya. I can't, Mister, entah kenapa, batinnya sambil menggelembungkan pipi.

"C'mon." Syaheer mengulangi ucapannya sebab Sasha terus diam.

Sasha menundukkan kepala.

SYAHEER 01 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang