"Syaheer?" Mata Sasha terbelalak mengetahui siapa yang datang. Dilihatnya pria India itu berdiri tegap di hadapannya dengan wajah masih dipenuhi luka lebam namun tersenyum tulus.
Keheningan menyeruak hingga akhirnya Sasha mempersilahkan pria berkemeja putih ketat -dengan dua kancing terbuka di bagian dada- itu untuk masuk. Rambut Syaheer tampak basah, begitu fresh, tapi tidak dengan raut wajahnya, wajah tampan itu seolah menyimpan sesuatu yang sangat penting untuk segera dibicarakan ke Sasha.
Syaheer pun lantas melepas sepatu pantoefel cokelat mengkilapnya lalu masuk dan duduk di sofa ruang tamu, menguarkan aroma parfum maskulin dari tubuhnya.
"Ma-mau teh, kopi, atau susu, Her?" tanya Sasha dengan nada suara yang berusaha ia lembutkan. Oh God, menghindarinya kenapa sesulit ini? Entah kenapa, melihat wajah dan tatapan teduhnya, saya jadi segan untuk mengusirnya.
Syaheer menatap Sasha dalam-dalam. "Boleh minta air putih saja, Sha?"
"Baiklah," jawab Sasha lirih, ia lantas bergegas mengambilkannya di dapur. Tenang, Sha, tenang, batin Sasha ketika berhasil menuangkan air putih ke dalam dua buah gelas kristal langsing, tak lama kemudian ia membawanya ke depan. "Sila, Her."
Syaheer mengangguk-angguk. "Sha, kok kamu tak kerja hari ini?"
Setelah meletakkan minuman, Sasha duduk di sofa seberang Syaheer. Ia abaikan pria tampan itu yang terus menatapnya tajam. Gue saltum nggak sih menemui dia pakai pakaian olah raga begini? batin Sasha seraya menunduk dan memperhatikan kaos olahraga tak berlengan yang dikenakannya, kaos ketat dengan potongan V di dadanya sehingga belahan payudara sintalnya terlihat dengan jelas. Tapi ya gimana lagi? Niatnya kan tadi cuma mau yoga, lanjutnya seraya memandangi pahanya yang terbalut celana legging hitam. "Um, sa-saya, maksudku aku, aku lagi butuh waktu menyendiri, Her," jawab Sasha dengan jujur, soalnya kalau bilang lagi tak enak badan, nyatanya ia malah pakai baju olahraga.
Syaheer mengernyitkan dahinya dan membungkukkan badan, ia menatap Sasha dalam-dalam. "Menyendiri dari apa, Sha?"
"Sebenarnya menghindari kamu." Sasha mengangkat wajah dan membalas tatapan mata Syaheer, ia hanya ingin jujur, itu saja.
"What's wrong with me?"
Hening. Sasha membuang pandangan di antara pintu depan yang terbuka lebar. "Ini soal kamu dan Arlon, Her."
"Arlon? Pria brengsek itu menemuimu, kah? Lalu membicarakanku?"
Dahi Sasha mengernyit, rona ketakutan terbit di wajah mungilnya setiap mengingat pria bar-bar bernama Arlon itu.
"Katakan, apa dia menemuimu setelah kejadian kemarin pagi, Sha?"
Sasha menggeleng. "Maaf, kenapa wajahmu tampak khawatir, Her?"
"Aku menghawatirkanmu, juga mengkhawatirkan diriku sendiri."
Hening.
"Aku khawatir dia melukaimu, Sha."
"Kalian kenal dimana? Itu yang penting kuketahui sekarang, Her, cuma itu."
Syaheer tampak mengatur napas. "Aku menemuimu pagi ini karena ingin menjelaskan itu."
"Maka, silakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAHEER 01 ✔️
RomanceBollywood-Romance | Impian Sasha Zavarilla (resepsionis cantik di sebuah hotel ternama) memang terdengar mustahil dicapai, atas kegemarannya dengan hal-hal berbau BollyWood, ia jadi ingin punya pasangan hidup yang tampan dari India. Setelah menola...