Episode Tujuhbelas

506 64 12
                                    

Hola! Selamat pagi, selamat melanjutkan ya. Sebelum membaca part ini, uhuk (Babang kekenyangan abis menyantap Indomie panas telor cabe) plus di luar lagi hujan, asik nih banyak inspirasi, lanjut.

Episode kali ini lumayan panjang, jadi siapin tempat ternyaman dulu, meringkuk atau duduk asik, dan selamat berjumpa dengan Mr. Syaheer lagi.

Enjoy!

⚜️⚜️⚜️

Diminta memperkenalkan diri, Sasha malah menundukkan kepala karena malu, ia berusaha menjauhi tatapan mata Syaheer.

"Namanya Sasha Zavarilla, Bu," ucap Syaheer akhirnya karena dilihatnya Sasha tak ada tanda-tanda akan bicara.

"Astaga, nama yang bagus!" ucap ibunya Syaheer seraya merangkul Sasha yang duduk di sampingnya, beliau lalu mengusap-usap pundak Sasha, wajah beliau tampak sangat bahagia.

Mendengar nama Sasha disebutkan, kerabat Syaheer seketika jadi makin ramai seraya menunjukkan ekspresi bahagia.

Sasha lalu berusaha bersikap natural dengan mengangkat wajahnya yang sudah memerah bagai apel matang. Sementara itu Syaheer beringsut duduk di sebelahnya lalu meraih jemari Sasha dan menggenggamnya.

Untuk meritmiskan detak jantungnya yang berdebar meriuh karena sambutan hangat keluarga dan kerabat Syaheer, Sasha membalas genggaman tangan Syaheer dengan mencengkram tangan hangat pria itu dengan mantap.

Pesta pernikahan pun semakin meriah ketika kedua mempelai dituntun para penari untuk bergabung di tengah panggung dan menari bersama.

Ini benar-benar pernikahan impian! batin Sasha takjub ketika melihat mempelai wanitanya tampak malu-malu dan terus menggamit lengan sang mempelai pria, sementara itu sang mempelai pria —yang merupakan sepupu Syaheer, tampak menggoda wanita cantik yang sudah sah jadi istrinya itu dengan mengajaknya berdansa, walau mereka terlihat kikuk, namun membuat para tamu berdecak kagum dan bersorak meriah.

Di antara musik yang semakin mengalun rancak, juga sorak-sorai tamu yang antusias menyaksikan berjalannya acara, tiba-tiba Syaheer dipanggil salah seorang kerabatnya dengan sebuah bisikan.

"Honey, tunggu di sini sebentar ya, aku mau menemui kerabat yang baru datang di luar gedung," ucap Syaheer kepada Sasha seraya melepas genggamannya, membuat Sasha sedikit kaget.

Sasha pun hanya bisa mengangguk-angguk melepas kepergian Syaheer bersama lelaki kurus berjas kuning itu.

Begitu Syaheer lenyap di antara keramaian tamu undangan, seraya mengatur napas, pandangan Sasha kembali tertuju ke pertunjukan tari didepan sana.

Tak lama kemudian dua orang pramusaji mendatangi kursi keluarga, membawa cemilan dan minuman, menawarkan kepada semua yang duduk hingga akhirnya tiba di hadapan Sasha dan ibunya Syaheer.

"Ambil saja, Nak," ucap ibunya Syaheer ke Sasha ketika senampan cemilan disodorkan seorang pramuniaga di hadapan Sasha.

"Mana yang paling enak, Bu?" tanya Sasha penuh kehati-hatian. Salah nggak ya gue manggil dia ibu? Duh bibir ini, kenapa asal ucap aja!

Tiba-tiba mata ibunya Syaheer terbelalak dan wajahnya dihiasi rona semringah, beliau lalu jadi tersenyum lebar hingga menampilkan garis-garis kerutan di wajah putihnya. "Kau bisa mencoba cemilan kesukaan Syaheer sejak kecil ini." Beliau mengambil dua buah paperplate berisi cemilan basah lalu menyerahkan salah satunya ke Sasha.

SYAHEER 01 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang