Sasha sudah berpakaian rapi pagi ini, siap berangkat kerja, tapi jantungnya masih nyut-nyutan memikirkan Syaheer yang akan pergi hari ini.
Setelah menginap di Villa semalaman bersama Syaheer dan diantar pulang subuh tadi, Sasha justru semakin tak bisa merelakan kepergian pria yang sudah berhasil merengkuh hatinya itu.
Berada dalam dekapan hangat Syaheer selama semalam penuh dan paginya harus berpisah, Sasha merasa aroma tubuh pria itu masih melekat di indra penciumannya, lengkap dengan kecupan mesra Syaheer di keningnya, lumatan hangat di bibir, juga lenguhannya yang menenangkan, semuanya masih melekat di pikiran Sasha.
Tok tok tok!
"Sha, yuk berangkat!" Suara Ratsy mengalun dari depan pintu apartemen Sasha. Membuat Sasha terkesiap dan segera menyadari ia melamun terlalu lama, memikirkan Syaheer.
Seraya menyeka air mata yang tiba-tiba menitik di ekor matanya, Sasha menyahut. "Okay, Rats, bentar!"
Sasha lantas menyambar tas kulit abu-abu di samping duduknya dan bergegas untuk berangkat kerja bersama Ratsy, tak lupa ia mematikan semua lampu apartemennya karena Revano sudah kembali bertugas di penerbangan sejak kemarin siang.
"Sha, lo nggak pa-pa, kan?" tanya Ratsy begitu memapasi Sasha di depan pintu, ia menangkap rona kesedihan di wajah Sasha.
"Gue lagi merasa kacau saja, Rats," ucap Sasha lirih.
Sejurus kemudian Ratsy menawarkan pelukan dan segera disambut oleh Sasha. "Ssshhh, semuanya bakal baik-baik saja, Sha."
"Tapi gimana kalau gue masih nemuin Syaheer di hotel pagi ini, mengiringi kepergiannya ke India, gue nggak akan sanggup, Rats. Gimana kalau gue nanti nangis?"
Ratsy mengusap-usap bahu Sasha. "Ada gue, Sha, di samping lo. Lo yang tenang ya? Lagipula nggak ada salahnya kok lo nangis, itu tandanya lo sayang banget-nget-nget sama Syaheer."
Sasha melepas pelukan lalu meraih tisu di tasnya untuk menyeka air matanya lagi. Sejurus kemudian Ratsy menggangdeng tangannya dan membawanya menuju lift.
"Pakai mobil gue aja ya, Sha, biar gue yang nyetir juga," ucap Ratsy sambil mengusap-usap punggung Sasha.
Sasha mengangguk-angguk.
***
Benar juga dugaan Sasha, setelah sampai di The Luxury Hotels dan turun dari mobil Ratsy, Sasha langsung memapasi Bambang yang sedang sibuk memasukkan koper-koper milik Syaheer pada bagasi Ho-Car. Ya Tuhan, batin Sasha sendu.
"Pagi, Miss Sasha," ucap Bambang setelah memasukkan sebuah tas jinjing di dalam bagasi.
"Pagi, Mas," jawab Sasha seraya celingukan, dilihatnya Ratsy masih berada di dalam mobil, gadis itu tengah merapikan make-up. "Loh, Mister Syaheer-nya mana?"
"Masih di kamar, Miss. Lagi mengemasi pakaian dari Laundry yang baru datang. Dan dari tadi beliau nanyain anda, Miss."
Sasha mengangguk-angguk. "Trims, Mas," ucapnya sebelum akhirnya berlalu dengan langkah cepat. Ia ingin menemui Syaheer, karena jauh di lubuk hatinya ia mengakui bahwa ia bakal menderita sendiri setiap berusaja menghindari pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAHEER 01 ✔️
RomanceBollywood-Romance | Impian Sasha Zavarilla (resepsionis cantik di sebuah hotel ternama) memang terdengar mustahil dicapai, atas kegemarannya dengan hal-hal berbau BollyWood, ia jadi ingin punya pasangan hidup yang tampan dari India. Setelah menola...