Episode Dua Puluh Empat

352 59 16
                                    

Sasha memicingkan matanya ketika pria di dalam kamar itu sesekali mengangkat wajah. Siapa, sih, dia? Sasha masih belum mengenali, karena tatapannya terhalang oleh paha jenjang Leona.

Dilihat oleh Sasha, permainan di dalam sana semakin memanas, terlebih ketika dengan kasar pria itu mendorong tubuh Leona lalu seperti kesetanan merayapkan lidahnya ke atas, terus ke atas dan berhenti pada gundukan payudara Leona. Kedua insan itu lantas berdialog, namun Sasha tak bisa mendengar apa isi pembicaraan mereka karena musik yang terus mengalun. Selanjutnya, Sasha melihat keduanya saling berciuman hingga ketika kedua tangan Leona terkalung di belakang leher pria itu, sang pria dengan cepat menggendong tubuh Leona dan membawanya ke tengah ranjang. Saat itulah wajah sang pria terangkat dengan jelas.

Ar-arlon?! batin Sasha kaget, kaget setengah mati. Sambil membelalakkan mata, Sasha terus mengelus dadanya. As ta ga, kenapa mereka bejat sekali?!

Permainan di dalam semakin panas, Dengan kasarnya Arlon berhasil memasukkan senjatanya ke area V Leona.

Gue harus memfoto ini! Kak Revano harus tau! batin Sasha mantap, tubuhnya bergetaran, emosinya menanjak. Ketika akhirnya berhasil meraih ponselnya dan meng-klik kamera, Sasha segera mengarahkan ponselnya ke lubang ventilasi. Jempol tangan Sasha bergetaran di area lingkaran pengambilan gambar, hingga….

Klik!

Foto pun didapat. Namun naas, flash kamera di ponsel Sasha baru saja menyala.

Sasha pun panik bukan main, terlebih ketika tempat pengintainya diketahui oleh Arlon dan Sasha. Dua insan yang sedang melakukan perbuatan terlaknat itu seketika menatap ke arah Ventilasi dan keduanya langsung bangkit dari ranjang seperti kesetanan.

Panik, takut, cemas, kecewa, semua perasaan itu mengacaukan pikiran Sasha hingga ia memutuskan kabur.

Tenang, Sha, tenang, batin Sasha saat berhasil anjlok dari meja dan kursi yang ditumpuknya. Begitu berhasil menginjak tanah ia pun langsung lari secepat mungkin menuju mobilnya di depan gerbang.

Dengan gerakan secepat kilat, Sasha masuk ke mobilnya dan melarikannya seperti kesetanan. Ia tak peduli dengan jalanan yang sepi, kafe yang sudah tutup, juga malam yang semakin larut. Sasha terus melarikan mobil sedannya.

Apa gue harus menghubungi Syaheer? tanya Sasha dalam keheningan mobilnya, ia ingat pesan Syaheer pagi tadi soal niat baik pria India itu —memberinya nomor kontak— untuk membantunya jika diganggu oleh Arlon.

Seketika mata Sasha jadi berkaca-kaca. Tapi... Tapi gimana kalau dia masih ada hubungan dan kerja sama dengan Arlon?

Untuk menenangkan pikirannya, Sasha menyalakan lagu Tum Hi Ho-nya Arijit Singh.

Kenapa Tuhan? Kenapa rasa tidak percaya kepadanya masih ada di hati saya walau jujur saya tak bisa melupakan kebaikan dia, romantisnya dia, dan semua kenangan indah tentangnya?

Tere liye, hi jiya main...

Khud ko jo yun, de diya hai...

Teri wafa ne mujhko sambhala...

Saare ghamon ko dil se nikala..

Tere saath mera hai naseeb juda...

Tujhe paake adhoora naa raha...

hmmm...

Sasha terisak di antara alunan lagu kesukaan Syaheer itu. Ia terus melarikan mobilnya di jalanan yang sangat sepi itu.

Sambil berusaha mengatur napas, Sasha meraih ponsel di dekatnya, ia memutuskan untuk menelpon nomor Revano.

Hingga….

"Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan."

"Sial!" gerutu Sasha kesal. Ia pun lantas mencari nomor Ratsy untuk ditelepon, namun….

Ya Tuhan, Sasha kembali dibuat kecewa karena nomor sahabatnya itu juga tidak aktif.

Hingga, tiba-tiba mata Sasha dibuat terbelalak ketika tatapannya tertuju ke arah spion, ia melihat bayangan mobil sport milik Arlon yang tampak mengejarnya. Bersamaan dengan itu, pesan Whatsapp dari nomor Leona terus berdatangan di ponsel Sasha.

Ting!

Ting!

Ting!

Sasha membukanya, isinya adalah voice note.

Bu Leona: Sha, ini nggak seperti yang yang kamu kira.

Bu Leona: Sha, please berhenti, kita perlu bicara.

Bu Leona: Sha, berhenti please.

Bu Leona: Bla bla bla…

Napas Sasha berembus cepat, ia pun terus melarikan mobilnya dengan kecepatan penuh, namun….

Sasha mengalami masalah, mobil sport itu berhasil menyelipnya setelah hampir saja menyerempet spion mobil Sasha.

Jantung Sasha hampir meledak karenanya.

Ssssrrrtttt!

Sasha mengerem laju mobilnya ketika mobil sport itu berhenti tepat di tengah jalan, menghalanginya.

Karenanya, Sasha panik bukan main.

BERSAMBUNG....

Semoga Sasha nggak kenapa-kenapa ya, Guys. Thanks for reading!

Stay tuned and See you!

Regards,

Ikko Williams

Wanna see me on Instagram? Let's follow @ikkowilliams, big thanks!

SYAHEER 01 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang