"Zey cepat kita cari bantuan buat nyelamatin orang itu" panik Dhila sambil berlari untuk meminta bantuan pada orang-orang yang ada di sekitar pantai itu. Sekelompok orang itu pun kabur tak meninggalkan jejak.Ketika ada beberapa orang yang berada disekitar bukit sibuk mencari orang yang tenggelam, Dhila yang ada diatas bukit tak sengaja melihat pria itu berlari dengan ahli melompati bebatuan.
"Dia! Bukannya dia tenggelam, tapi kok lari-lari begitu" herannya berkata dalam hati.
Mata Dhila terus memantau kemana arah pria itu berlari dengan cepat. Dhila makin tidak mengerti dan ingin tahu siapa dia sebenarnya ketika pria itu berhenti dibalik bukit dan bertemu dengan tatapan Dhila yang tak henti melihatnya.
Pria itu memakai jubah hitam selutut, celana hitam, sepatu kulit hitam dan menggunakan topeng yang menutupi bagian mulut dan hidung saja karena itu Dhila dibuat penasaran.
"Dhila pulang yuk, biarin mereka yang mencari orang itu, udah hampir gelap, nanti lo dicari ayah lo" bujuk Zayn, Dhila mengabaikan suara Zayn, dia masih bertatapan dengan pria berjubah itu.
"Dhil, Dhila?" Panggilnya sambil melambaikan tangan kedepan muka Dhila.
"Malah bengong! Lo lihat apaan si?" Tanyanya lalu menolehkan kepalanya mengikuti arah mata yang ia tuju.
Pria itu menghilang sebelum Zayn melihat nya.
"Woyy!" Zayn mengusap muka Dhila sampai ia tersadar.
"Ih.. paan si lo, tangannya kotor juga, bau terasi lagi" ceplos Dhila, lalu Dhila meninggalkan Zayn yang bersikap idiot itu.
"Sembarangan, emang sih gue abis makan sambel terasi"
"Lah! Dhila, tungguin gue dong" teriak Zayn menyusul Dhila.
.....
"Kita harus menjaga labih ketat lagi, makin kesini orang-orang yang merebutkan kekuasaan semakin menjadi dan memakan banyak korban, team kita tidak boleh kekurangan penyerang" kata Mr. Gino yang sedang mengadakan rapat bersama pegawai dan penyerang di ruang rapat, termasuk teman bisnisnya Lee Jung Soo.
"Pastikan setiap sudut tidak boleh tidak ada penyerang" tegas Lee
"Baik" jawab penyerang serentak dan membubarkan kumpulan meeting yang menyisakan dua orang bos.
Beberapa menit ruangan itu terhening.
"Bagaimana jika kalung itu disimpan sama orang biasa?" Saran Gino mengawali percakapan.
"Orang biasa gimana?" Tanya Lee. Gino bangkit dari duduknya dan menghampiri jendela.
"Orang biasa yang tidak menyangkut dengan perebutan kekuasaan" jawab Gino.
"Tidak semua orang biasa bisa menjaga amanah, tidak semua orang biasa bisa melewati serangan atau ancama jika dia terancam" kata Lee. Gino terlihat berfikir sebentar.
"Bagaimana jika anak anda?" Ucap Gino. Lee terkejut hingga bangkit dari duduknya.
"Kenapa harus anak saya, dia anak remaja yang masih polos" tolaknya, Lee.
"Saya percaya dengan anak anda, dia anak pintar dan beramanah" jawab Gino sambil berjalan pelan ke arah Lee.
"Saya tidak mau membebankan anak saya, dia perlu dijaga bukan diserang" bantah Lee.
"Saya tidak akan memaksakan keputusan anda, tapi saya harap anda bisa berfikir lagi" ucap Gino.
"Saya akan berfikir siapa pengganti yang anda sarankan, yang pasti bukan anak saya" bantah Lee, lalu ia pergi meninggalkan ruangan itu.
.....
Flashback.. beberapa tahun lalu
"Sayang, jaga emosimu jika sedang berhadapan sama orang lain yang menguji kesabaranmu"
"Kenapa yah?"
"Kamu tidak boleh mencelakakan orang baik yang tidak bersalah"
"Emangnya ada apa yah?"
"My little girl, ayah serius. Ayah udah pernah bilang, kamu mempunyai keajaiban yang hebat, bahkan kamu bisa melukai orang jika emosimu tidak bisa dikendalikan, dan itu adalah kelemahan kamu, magical feeling kamu akan hilang dan jika kamu berhasil mengkhianati seseorang untuk ketiga kalinya, orang itu akan menguasai ilmu kamu, dan kamu akan kehilangan ilmu kamu" ucap Ayah Dhila, Lee dengan mencubit pipi Dhila dan mengelus pucuk rambut Dhila dibagian dahi.
"Dan kekuatan ditangan kamu bisa kamu pergunakan jika kamu sedang diujung tanduk melawan orang, kekuatan ditangan kamu akan muncul kalo kamu sedang mendesak saja"
"Dan jangan lupa, hanya keluarga kita yang tau, kamu harus merahasiakannya"
"Iya ayah"
"Yaudah, yuk masuk, ini adalah rumah ibu kamu, sekarang dan seterusnya kita pindah di negara Indonesia, tanah lahir ibu kamu" terangnya sambil berjalan masuk ke rumah.
"Rumahnya luas ya yah" ucap si gadis kecil yang polos terlihat kegirangan.
"Iya dong"
"Ayah gausah ngomong pake bahasa indo, bawanya Dhila pengen ketawa terus haha.. Ngga cocok tau"
"Anak ayah udah berani ngeledek yah, anak nakal ayah gelitikin nih"
"Ampun ayah.."
Mereka berlari-lari saat memasuki rumahnya.
Tak menyadari dibalik pintu gerbang rumah Dhila ada seseorang pria paruh baya yang mendengar semuanya dan merencanakan kejahatan.
Siapa pria paruh baya itu? Masih ditanda tanyakan. Dia tidak menampakkan wajahnya, pria itu membayangkan percakapan seorang ayah dan anaknya waktu itu yang menyimpan rahasia besar.
"Saya harus bisa menguasai ilmu gadis remaja itu dan merebut kalung granit tanda kekuasaan perusahaan dipulau yang indah ini"
"Setelah itu, saya akan mempunyai kekayaan dan tidak ada yang bisa melawan saya ketika keajaiban yang luar biasa didalam diri saya sudah saya dapatkan"
"Mr. Lee dan Mr. Gino, dendam tidak bisa dilupakan begitu saja, haha.."
Seorang pria paruh baya yang menginginkan ilmu keajaiban untuk digunakan hal kejahatan, pria ini adalah salah satu orang yang terlibat perebutan kekuasaan pulau.
Tempat dia merencanakan kejahatan adalah di markas gudang tengah hutan yang tidak banyak orang yang tahu.
.....
Misterius yah, hidup itu penuh kemisteriusan.
Makasih yang udah membacanya... Love uuu..
Kira-kira siapa kedua pria yang masih ditanda tanyakan itu? Kalo penasaran jangan lewatkan next partnya..
See youuu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Feeling
Teen Fiction"Dengerin baik-baik! GUE GA SUKA HIDUP PENUH ATURAN SEPERTI LO YANG GA TAU TENTANG KEHIDUPAN GUE" tegasnya. "Gue bukan ngatur, tapi memberitahu lo" "Berhenti berfikiran aneh-aneh tentang gue, dan berhenti ikut campur urusan gue" serangnya, lalu ia...