Dev melempar suatu benda ke kerumunan orang itu, sekitar nya ada 9 orang terhitung anak buah dan satu ketuanya.
"Bergerak" perintah ketuanya itu, dan anak buahnya berlarian menghampiri arah dimana benda itu melayang.
Dev berlari menjauhi pergudangan itu dan mengumpat dibalik tebing yang tidak jauh dari pergudangan itu.
Penjahat-penjahat itu berhamburan keluar, mereka sudah bersiap dan mengeluarkan senjatanya seperti pistol dan pedang. Mereka tidak melihat seseorang diluar pergudangan.
"DEV, LO DIMANA"
Terdengar suara Dhila yang berteriak, Dev sangat tidak menduga bahwa Dhila berjalan sudah tidak jauh dari pergudangan.
"Dhila" ucap Dev
Kelompok penjahat itu juga mendengarnya termasuk ketuanya. Tanpa menunggu perintah dari ketua, mereka mencari ke arah suara itu.
Dev panik ia melototkan matanya ketika melihat sekelompok penjahat itu beraksi meninggalkan pergudangan.
Dengan cepat, Dev berlari mencari jalan lain untuk menemukan Dhila.
Namun sekelompok penjahat itu lebih dahulu menemui Dhila yang sedang berjalan. Ketuanya hanya melihat dari jauh yang tidak diketahui Dhila.
Dhila terkejut dengan kedatangan mereka, sebelum menghampiri Dhila mereka sudah menyimpan senjatanya.
"Siapa kalian?" Tanya Dhila ketakutan
Mereka semakin mendekati Dhila, tubuh kekar dan wajah seramnya membuat Dhila mati rasa tubuhnya kaku. Dhila tidak bisa ngapa-ngapain selain teriak minta tolong.
"TOLONGG.."
"Mau apa kalian?" Mata Dhila mulai berkaca-kaca
"Please jangan mendekat"
"Ha..ha..ha.. dasar gadis bodoh, kebetulan sekali dia disini dan sebentar lagi saya akan menguasai ilmu dari gadis itu"
Dari jauh ketua kelompok penjahat itu menyaksikan antara Dhila dan anak buahnya, ia tersenyum licik yang menaikkan sebelah ujung bibirnya.
"TOLONGGG" teriak Dhila sekali lagi
Zayn terkejut mendengar suara minta tolong.
"Dhila, dia dalam bahaya" paniknya, Zayn berlari mencari sumber suara itu
Dua penjahat menggenggam tangan Dhila, dan satu penjahat mengeluarkan sapu tangan untuk membekap mulut Dhila.
Ketika sapu tangan hampir ke mulut Dhila tiba-tiba ada yang melempar batu sangat keras ke tangan orang yang megang sapu tangan itu, hingga orang itu tidak jadi membekap Dhila dan sedikit merintih kesakitan memegangi tangannya.
Mereka semua melihat dari mana asal batu itu melayang. Orang yang melempar batu itu terjun dari atas pohon sebelum mata mereka tertuju melihatnya dan mendarat dengan kedua kakinya menekuk seperti berjongkok.
"Pria bertopeng itu" ucap Dhila pelan
"Sial, ada pahlawan kesiangan" ucap ketua itu
Dev berdiri tidak begitu jauh dari kerumunan mereka.
"Serang" perintah salah satu orang dari wakil ketua, yang tadi mau membekap Dhila.
Sebagian lari menghampiri Dev untuk menyerang dan sebagian lagi masih mengawasi Dhila agar tidak kabur.
Dev tengah bertarung dengan 5 penjahat itu. Sedangkan Dhila merintih kesakitan karena kedua tangannya digenggam sangat keras. Dhila melihat pria bertopeng itu dengan cemas walau dirinya juga melihat aksi pria bertopeng sungguh hebat dalam bertarung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Feeling
Подростковая литература"Dengerin baik-baik! GUE GA SUKA HIDUP PENUH ATURAN SEPERTI LO YANG GA TAU TENTANG KEHIDUPAN GUE" tegasnya. "Gue bukan ngatur, tapi memberitahu lo" "Berhenti berfikiran aneh-aneh tentang gue, dan berhenti ikut campur urusan gue" serangnya, lalu ia...