"Yang sabar ya neng, masih ada ibi kok"
"Ibii.. Dhila pingin main kesana" rengek Dhila memanyunkan bibir
"Ibi yakin kok, tuan bakal ajak neng ke sana lagi"
"Tapii..."
"Kenapa bi?"
"Tapi ibi sedih kalo neng Dhila kesana, ibi jadi sendiri deh" lanjut bi Ina dan melanjutkan merapikan barang-barang.
"Hhh.. tenang aja bi, ibi juga bakal Dhila ajak, biar bisa nemenin Dhila disana" seru Dhila
"Yeh, neng ga mungkin lah ibi ikut kesana"
"Kenapa ga mungkin?" Tanya Dhila
"Ibi ga pantas main kesana"
"Ih, ibi apaan sih, siapa juga yang ngomongin ga pantas" Dhila tiba-tiba memeluk bi Ina yang sedang sibuk
"Ibi itu udah kayak ibu Dhila, perhatian dan sayang sama Dhila" ujar Dhila, bi Ina tersenyum dan membalas pelukan Dhila.
"Itu kan udah tugasnya ibi" balasnya, bi Ina menguap, menutupi mulutnya dengan tangan.
"Ibi udah ngantuk, kamu tidur yah" bi Ina melepas pelukannya
"Akhirnya beres juga" ucap bi Ina
"Yaudah bi, Dhila ke kamar duluan yah" kata Dhila dan di angguki bi Ina.
.....
Siang harinya, siswa-siswi SMA Bahanasakti bersorak gembira karena mendengar info dari speaker pengumuman bahwa jadwal hari ini hanya sampai jam 10 saja karena guru sedang mengadakan rapat UN.
Semua anak-anak dalam kelas berhamburan keluar.
Dhila dan Shila tengah berjalan menuju gerbang dan membicarakan sesuatu yang akhir-akhir ini selalu kejadian kerusuhan atas perebutan kekuasaan.
"Untung, lo punya seragam dua, kalo ngga seragam yang Mytha gunting dadak lo jahit tuh" celetuk Shila
"Haha, keren juga tuh kalo di jahit" jawab Dhila
"Eh! Emang bener ya gosip anak-anak dikelas tadi? Kalau pulau kita sekarang lagi sedang dalam incaran polisi yang berusaha mencari buronan mafia" tanya Dhila kepada Shila
"Tau tuh, gue baru tau ternyata dipulau kita ada seorang mafia" kata Shila
"Apa jangan-jangan mafianya pria bertopeng itu!?" Ceplos Dhila
"Hah! Pria bertopeng mana?" Heran Shila yang belum pernah bertemu orang itu.
"Eh, ngga ngga" Dhila menggelang
"Apasi! Pria bertopeng? Yang mana, maling maksud lo? Atau ondel-ondel?" Kata Shila
"Ishh orang lagi serius juga" ucap Dhila kesal
"Gue juga nanya serius" balas Shila
"Eh, Dhil gue duluan ya bokap gue udah jemput" semprot Shila ketika mobil bokapnya berhenti didepan gerbang.
Hari ini Shila dijemput oleh orang tuanya karena ada urusan keluarga.
Dhlia cemberut sahabatnya itu tidak pulang bareng hari ini, ia berjalan sendiri menuju halte dekat sekolahnya.
Entah, Dhila seolah sedang menunggu seseorang, yang biasanya dia langsung membuka ponselnya untuk mencari ojek online,
tidak biasanya Dhila merenung dihalte saat pulang sekolah tiba.Sudah beberapa menit Dhila duduk di halte sampai siswa-siswi SMA Bahanasakti mulai sepi.
Dhila menengok kanan kirinya, yang mulai sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Feeling
Teen Fiction"Dengerin baik-baik! GUE GA SUKA HIDUP PENUH ATURAN SEPERTI LO YANG GA TAU TENTANG KEHIDUPAN GUE" tegasnya. "Gue bukan ngatur, tapi memberitahu lo" "Berhenti berfikiran aneh-aneh tentang gue, dan berhenti ikut campur urusan gue" serangnya, lalu ia...