"Oh, tentu saja ngga, ayo silahkan masuk" jawab Dewi melangkah berjalan dan di ikuti Dhila."Silahkan duduk" titah Dewi
"Iya tan" Dhila pun menurutinya duduk di sofa.
Entah kenapa Fano berada di dalam rumah Dewi, ia muncul dari balik tembok, namun hanya Dewi yang melihatnya tanpa Dhila ketahui.
Fano mengumpat kembali di balik tembok, karena Dewi mengodenya.
Fano mengeluarkan pistol dan menghadapkan ke arah Dhila dengan hati-hati jangan sampai ketahuan.
Dewi menggeleng mengode ke Fano agar tidak gegabah pada orang biasa seperti Dhila ini.
Fano tidak sepenuhnya mengerti dengan kode dari Dewi, ia tetap mengarahkan pistolnya, Dewi terus menggeleng pelan ke arah Fano yang mengumpat.
Dhila sadar dengan sikap Dewi yang aneh dan membuat Dhila ikut menengok ke arah mata Dewi tertuju.
Fano sontak mengurungkan tembakkannya dan kembali mengumpat.
"Kenapa tan?" Tanya Dhila
"Oh, ngga ada apa-apa"
"Ada masalah apa, curahkan saja gausah malu-malu sama tante" lanjutnya
Fano beraksi kembali setelah Dhila lengah, ia perlahan menekan tombol pistolnya.
Tiba-tiba Dev dan Zayn datang memasuki rumah begitu saja, membuat Fano kembali mengurungkan tembakkannya dan mengumpat lagi.
Dewi melihat kedua pria ini terkejut, Dhila menepuk jidatnya gregetan sama keduanya ini.
"Kenapa mereka mengikuti gue sampai kesini" batin Dhila membuang nafas pelan.
"Kalian siapa?" Tanya Dewi
"Hm, kita temannya Dhila dan di tugaskan untuk menjaganya" jawab Dev sekenanya sambil tersenyum asem.
"Ohh"
"Mm.. tan Dhila ga mau mereka mendengar obrolan kita, ini rahasia" ucap Dhila pelan, Dewi pun mengangguk.
"Maaf ya, kalian bisa keluar dulu, Dhila ingin curhat kepada saya" ujar Dewi
"Gapapa curhat aja kita berdiri disini ga akan denger kok" balas Zayn
Dewi melihat Dhila, Dhila menggeleng kekeh.
"Tapi ini masalah perempuan, dia malu jika kalian mendengarnya" hasut Dewi sekali lagi
"Yaudah kita duduk disini aja, udah lumayan jauh kan" Dev menghampiri kursi panjang yang diikuti Zayn
"Ga denger sama sekali yakan?" Ucap Dev bertanya pada Zayn.
"Hmm.. iya tan, silahkan kalian mulai bercerita" balas Zayn
Dewi pun pasrah mengangguk dan mulai berkata pada Dhila.
"Curahkan aja silahkan" ujarnya, Dhila mulai bercerita.
. . .
"Jangan, kamu jangan mencoba melakukan aborsi, tante ini seorang ibu, tante bisa merasakan kemalangan bayi sendiri, kamu juga calon ibu, seorang ibu harus bisa bertanggung jawab dan menjaga amanah dari tuhan, bayi juga termasuk rezeki, tante harap kmu bisa menjaga dan merawatnya sampai lahir" ujarnya panjang lebar membuat hati Dhila tersentuh.
"Terimakasih tan, Dhila akan berusaha, entah bagaimana kedepan jika Dhila tidak curhat sama tante" seru Dhila tersenyum dan di balas oleh Dewi.
Dewi tersenyum "Sama-sama"
....
Dhila berlari keluar rumah Dewi, Dev dan Zayn mengejarnya.
"Dhil?" Panggil Dev
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Feeling
Teen Fiction"Dengerin baik-baik! GUE GA SUKA HIDUP PENUH ATURAN SEPERTI LO YANG GA TAU TENTANG KEHIDUPAN GUE" tegasnya. "Gue bukan ngatur, tapi memberitahu lo" "Berhenti berfikiran aneh-aneh tentang gue, dan berhenti ikut campur urusan gue" serangnya, lalu ia...