"Gimana den, neng Dhila ada jawaban?" Tanya bi Ina panik
"Belum bi, saya akan mencari Dhila sekarang" pamit Dev, bi Ina mengangguk dan melihat kepergian Dev.
Dev berdiri didepan gerbang Dhila, ia melacak keberadaan Dhila, setelah menemukannya Dev langsung memesan ojek online, dan berdiri tidak sabaran, dalam waktu tiga menit ojol pun datang, driver memberinya helm namun Dev langsung menaikinya, wajah driver terheran sama Dev yang sangat terburu-buru.
"Ayo cepet bang, ngebut yah, gas full"
"Iya iyah" driver menurutinya setelah Dev menerima helmnya, Dev memakai helm saat motornya melaju.
.....
"Apakah anda bisa di ajak kerja sama?" Tanya Fano
"Tentang apa?" Tanya balik Dewi
"Jangan pura-pura, saya tahu kebusukkan anda, anda termasuk orang dalam perebutan kalung granit milik Ginleed kan" ujar Fano
Dewi terbungkam, ia tengah berfikir untuk jawaban yang tepat.
"Kenapa kau menuduh saya seperti itu" balasnya
Fano hanya memasang senyum licik, ia terkekeh pelan dihadapan Dewi.
"Jika anda bersedia, anda bisa hubungin saya"
Fano merebut ponsel Dewi dari tangannya, lalu mengetik nomor ponsel dirinya dan memberikan kembali pada pemiliknya setelah selesai menyimpan nomornya.
Fano beranjak dari tepi pantai itu, Dewi memasang muka muak pada Fano yang telah pergi.
"Hh.. pengecut, ternyata dia ingin merebut kekuasaan milik ayahnya sendiri" ucap Dewi
Dewi beranjak dari tempat yang ia berdiri menghampiri dimana mobilnya terparkir.
Dhila sedang melamun duduk di kursi panjang, ia tidak sengaja melihat Dewi memasuki mobilnya dan melajukkan mobilnya.
Dhila bangkit dari duduknya, saat Dhila ingin melangkah tiba-tiba Dev datang berlari menghampiri dirinya, Dhila melihat Dev masih memakai baju seragam sekolah.
"Dev?" Lirihnya
"Dhila" panggilnya setelah sampai dihadapan Dhila.
"Kenapa lo ada di sini?" Tanya Dhila
"Harusnya gue yang tanya itu" jawab Dev
Dhila membuang muka ke arah lain, ia ingin mengatakan pada Dev tapi ia merasa sangat malu.
"Gue ingin jujur, tapi gue merasa sangat malu Dev" batin Dhila
"Lo kenapa ga masuk sekolah?" Tanya Dev
"Gue kan udah izin" jawab Dhila
"Izin? Ke siapa?"
"Bi Ina udah memberikan pada surat ke Zayn" jawabnya
"Lo sakit?" Tanya Dev lembut mendengar kalimat surat izin, tangan Dev menempelkan pada jidat Dhila.
Dhila langsung membuang tangan Dev.
"Gue.. gue" gugup Dhila
"Lo kenapa?"
"Gue mau jujur"
"Tapi lo jangan shok dan mencoba kabur" lanjutnya, Dev mengangguk yakin.
Dhila tidak menerangkan apa-apa pada Dev namun Dhila langsung menyerang Dev dengan memukul-mukul tubuh Dev dengan tas selempangnya.
"Aw, kenapa lo tiba-tiba nyerang gue, ampun, tolong berhenti"
"Mampus, gue belum puas nyerang lo, rasain" geram Dhila sangat geregetan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Feeling
Teen Fiction"Dengerin baik-baik! GUE GA SUKA HIDUP PENUH ATURAN SEPERTI LO YANG GA TAU TENTANG KEHIDUPAN GUE" tegasnya. "Gue bukan ngatur, tapi memberitahu lo" "Berhenti berfikiran aneh-aneh tentang gue, dan berhenti ikut campur urusan gue" serangnya, lalu ia...