PART 3

140 22 35
                                    


KRINGGG...

Bunyi alarm di ponsel Dhila. Dhila menggerayangi meja yang disamping keranjang tempat tidurnya untuk mematikan alarem diponselnya.

Dhila membuka matanya dengan berat untuk memastikan jam berapa.

Jam 06:15

Dhila mengigo, dia masih setengah sadar lalu menggeletakkan ponelnya lagi dan memjamkan matanya kembali.

Dalam sedetik ia sadar, melototkan matanya tiba-tiba.

"ENAM LIMA BELAS" kagetnya langsung terbangun dan lari kekamar mandi.

"Handuk kemana?" Paniknya balik lagi.

.....

Dhila lari terbirit-birit sesampainya depan sekolah, setelah turun dari motor ojek online.

"Pak satpam tunggu saya" teriak Dhila mengejar gerbang yang lagi ditutup.

"Pak.. pak.. bapakkk" teriaknya histeris.

Pak satpam menyadari ketika Dhila sampai depan gerbang yang sudah tertutup.

"Heh, dek ngapain diluar? Ini udah masuk jam pelajaran juga" oceh pak satpam

"Gimana mau masuk pak, orang gerbangnya ditutup" rengek Dhila

"Oh iya, ditutup yah, terus gimana dong?" Tanya satpam seperti idiot.

"Ya bapak buka gerbangnya lah, gimana si" Dhila mulai kesal.

"Oh, buka yah, yaudah bapak buka" kata satpam, seketika pak satpam tersadar.

"Heh, jangan lah, masa dibuka. Ini kan udah jam 7, berarti adek yang telat" lanjutannya.

"Lah, katanya mau dibukain kok ga jadi, tolong lah pak saya cuma telat semenit doang" rengek Dhila memohon.

"Ga bisa, waktu adalah uang, jika orang menyia-nyiakan waktu, orang itu harus terima akibatnya" celoteh satpam.

"Lah, kok bapak malah nyeramahin saya" ucap Dhila.

"Adek balik lagi aja, besok jangan telat lagi. Udah, bapak mau lanjutin tugas lain" tegasnya lalu meninggalkan Dhila dibalik gerbang.

"Lah, lah, pak!? Aduh gimana nih, masa aku balik lagi, bisa-bisa dimarahin ayah kalo tau aku telat terus balik lagi" tangan Dhila tak mau melepaskan genggamannya pada gerbang

"Apa gue kabur aja ya jalan-jalan kek, lagian gue pake jaket item sama bawa celana training biar ga keliatan seperti bolos" gumamnya berfikir.

"Aah, bapak yang menyia-nyiakan waktu saya untuk mengobrol didepan gerbang, padahal dihukum berjemur juga ngga apa-apa, asal ngga balik lagi ke rumah" Dhila terus merengek manja.

Ada beberapa orang yang sedang berkejar-kejaran deket sekolah itu. Dhila mendengar suara gemuruh itu dan membuatnya penasaran ingin ikut mengejarnya.

Orang-orang itu berhenti dibelakang sekolah dan berkelahi, entah mereka berkelahi karena apa karena itu Dhila sangat penasaran. Dhila mengintip dibalik tembok.

"Orang itu kan yang berkelahi di pantai kemaren, siapa dia?" Gumam Dhila memasang wajah penasaran.

Yang Dhila lihat adalah hanya fokus ke orang itu, dan terenyuh atas kehebatannya dalam berkelahi.

"Eh, neng lagi ngapain anak sekolah dimari?" Ucap seorang bapak yang ingin berkebun menepuk bahu Dhila dari belakang membuat Dhila terkejut.

"Hehe, bapak ini ngagetin aja, kirain siapa" ucap Dhila lega.

"Neng ngga sekolah, apa mau bolos?" Celetuknya sembarangan.

"Hah, ngga lah pak, saya bukan anak nakal seperti yang bapak kira, yaudah saya permisi ya pak" pamit Dhila

"Oh iya ya" jawabnya

"Duhh.. kenapa hari ini gue apes bangett" teriak Dhila sambil berjalan menelusuri jalan hutan sendirian.

Tiba-tiba ada tiga orang pria asing menghampiri Dhila. Dhila terkejut sangat ketakutan.

"Siapa kalian?" Tanya Dhila, tak ada jawaban dari tiga orang itu, malah makin mendekat dan Dhila mundur-mundur dengan pelan.

"Jangan macem-macem ya sama saya" ancam Dhila ketakutan. Ketiga orang itu memutari Dhila.

"Hay, gadis cantik berambut panjang" salah satu pria itu menyentuh rambut Dhila.

"Hah, jangan sentuh saya" panik Dhila.

"Bolehkah kami berteman dengan anda dan bermain dengan anda?" Ketiga pria itu makin menjadi-jadi mendekati Dhila.

"Apa salah saya, kalian jangan macem-macem atau saya teriak begal" ancam Dhila

"Kami hanya ingin mengajak anda kesuatu tempat, dan anda harus mau ikut dengan kami" ketiga pria itu terus memaksa Dhila dan mulai nakal tangannya menyentuh rambut dan tangan Dhila.

"Ahh, tolongg.." teriak Dhila

"Sttt" salah satu pria beraksi membekap mulut Dhila, Dhila berusaha melepaskan bekapan itu namun bekapan itu lebih kuat dari tenaga Dhila sekarang.

Dhila dibawa ke dalam mobil, namun sebelum memasuki mobil, pintu mobil yang sudah dibuka sama salah satu pria itu di tendang sampai tertutup sama sosok pria bertopeng itu yang entah muncul dari mana. 

Sontak Dhila dan ketiga pria itu terkejut, mereka bersiap untuk menyerang berlanjut perkelahian. Dhila yang dilepaskan begitu saja hanya bisa berlari menjauhi mereka yang berkelahi.

Dhila mengumpat dibalik pohon yang lumayan jauh. Namun tak diketahui, salah satu pria itu muncul dibelakang Dhila dan langsung menarik tangan Dhila.

Dengan cepat pria bertopeng itu mengejar dan langsung menyerang pria yang menarik Dhila, pria itu terpental.

Orang yang bertopeng itu langsung menarik tangan Dhila dan berlari membawa ke jalanan yang cukup banyak orang. Ketiga pria jahat itu pun sudah tidak mengejar Dhila lagi karena sudah ambruk terkena serangan kungfu pria bertopeng itu.

Saat pria itu mau meninggalkan Dhila, tak sengaja pria itu menjatuhkan sebuah kalung granit didepan kaki Dhila dari leher pria itu yang tadinya terikat kencang.

Dhila kesal karena pria itu langsung cabut begitu saja, padahal belum sempat ngucapin terima kasih, dan ada beberapa hal yang iya kepoin termasuk namanya.

"Ehh.. tunggu!" Teriak Dhila yang diabaikan oleh pria itu.

"Hufftt belum juga berterima kasih, men cabut aja, kenalan dulu kek"

"Terus gue sekarang mau kemana? Pulang ke rumah apa nongkrong dulu di cafe"

"Cafe dulu dah, rileks in aja dulu" kaki Dhila mulai melangkah tapi ada yang mengganjal dibawah kaki Dhila seperti menginjak sesuatu, Dila pun mengambilnya.

"Kalung siapa ini, apa mungkin kalung orang itu jatuh? Yaudah lah gue bawa aja, siapa tau dia nyariin, kalo ketemu lagi gue balikin kok" Dhila menaruhnya didalam tas.

.....

Saat tiba di depan cafe, Dhila bertemu temannya yang tidak masuk sekolah juga.

"Dhila?" Panggilnya

"Lah! Shila, lo ga berangkat sekolah?" Tanya Dhila.

"Gue izin ada urusan" jawabnya

"Ohh" Dhila mengangguk.

"Yuk, masuk" ajak Shila merangkul Dhila

"Gue aja yang pesen minuman, lo tunggu di meja" ucap Dhila yang diangguki oleh Shila.

Dhila menuju ke tempat pemesanan minuman, Dhila terkejut saat melihat penunggu kasir itu seorang pria yang seperti mengenalinya, hingga mereka bertatapan lama.

Pria itu begitu tegang, ia mencurigakan bahwa gadis dihadapannya itu bukan orang biasa karena ia menatap dirinya tajam dan terlalu dalam.

.....

Semangat membaca readerrss...
Gimana dengan part ini, semoga berhasil membuat pembaca penasaran hehe.

Maaf ya kalo tulisannya ribet dipahami, typo juga atau sejenisnya yang ga enak di baca..

Jangan lupa komentar dan vote nya kawan..

See you nex part..

Magical FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang