Seketika lirikan Dhila yang mengganggu membuat Dev tidak menahan ingin menengok gadis yang duduk disampingnya itu.
Dev menoleh ke Dhila, namun Dhila langsung membuang muka ke depan dan memerhatikan pa Adi yang sedang menerangkan pelajaran.
Dev menaikkan satu alisnya heran, lalu mengarahkan kembali posisinya kedepan.
"Kenapa dia pindah sekolah kesini, bukannya dia bekerja dicafe itu?" Batin Dhila berkata
.....
KRINGG....
Bel istirahat telah berbunyi, anak-anak berhamburan keluar kelas hanya menyisakan Dhila, Zayn dan Dev.
Kemudian Zayn berdiri dari duduknya setelah anak-anak lain sudah pada keluar. Zayn berjalan melewati Dhila yang masih duduk dikursinya.
Dhila menatap punggung Zayn yang menjauh.
"Hmm.. tumben Zey ga ngajak gue ke kantin" batinnya sambil merengut. Dhila melirik Dev sok sibuk.
"Heh! Lo ga istirahat?" Celetuk Dhila kepada Dev yang masih mencatat sesuatu dibukunya.
"Lo sendiri kenapa ga keluar?" Tanya balik Dev tanpa melihat Dhila.
"Lo ngusir?" Bantah Dhila
"Ngga"
"Terus?"
"Apa yang diterusin? Huftt.. pelajaran udah usai nanti diterusin kalo udah bel masuk" ucap Dev setelah menutup bukunya lalu berdiri untuk keluar kelas.
"Ishh.. ngeselin banget tuh anak, mending gue kantin aja"
Dhila membawa satu mangkok bakso dan segelas es teh, berjalan mencari meja kosong.
Dhila duduk sendiri dimeja itu sambil memakan sesuap demi sesuap baksonya.
"Kok gue dari tadi ga melihat Zey dikantin,dia dimana ya, apa dia ngga makan?" Bicaranya dalam hati.
Dhila mengangkat gelasnya untuk meminum, lalu ia tak sengaja meyenggol ponselnya yang ditaro dimeja hingga terjatuh saat menaro gelasnya kembali.
"Eh!"
Dhila merunduk kebawah untuk mengambil ponselnya yang jatuh. Saat Dhila seperti itu ada yang menoel bahu kirinya, sontak Dhila bangkit dan langsung menengok ke arah kiri, ternyata tidak ada siapa-siapa.
Lalu Dhila memutarkan kepalanya menengok ke kanan, tak diketahui ada sebuah jari telah menusuk pipinya.
"Aww"
"Lo! Ngapain disini, sakit pipi gue" sewot Dhila kepada orang yang berada disampingnya sambil memegangi pipinya.
Ia duduk disamping Dhila dan menyengkal tubuhnya dengan kedua sikunya. Dev, ia pertama kalinya mengisengi Dhila. Ia hanya tersenyum lucu melihat ekspresi Dhila.
"Makan sendirian nih?" Tanyanya basa basi
"Ngga, ada lo juga" jawabnya sambil melanjutkan makannya.
"Oh iya yah" balas Dev, lalu ia pergi lagi meninggalkan Dhila.
Dhila memutarkan bola matanya setelah melihat Dev pergi.
"Dasar aneh" gumamnya
Kemudian Dev kembali membawa satu buah botol minuman soda, Dev duduk seperti posisi tadi dan meminum air sodanya.
"Kok balik lagi?" Tanya Dhila
"Ga boleh ya?"
"Ga boleh"
"Gue cuma nemenin lo makan ko, emg salah?" Ucap Dev
"Kakak udah selesai makannya kok, makasih udah nemenin ya cowok mesum" ceplos Dhila dengan nada terakhir yang tidak mengenakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Feeling
Teen Fiction"Dengerin baik-baik! GUE GA SUKA HIDUP PENUH ATURAN SEPERTI LO YANG GA TAU TENTANG KEHIDUPAN GUE" tegasnya. "Gue bukan ngatur, tapi memberitahu lo" "Berhenti berfikiran aneh-aneh tentang gue, dan berhenti ikut campur urusan gue" serangnya, lalu ia...