"Zey! Gue lupa dia sedang menunggu gue" ceploknya tiba-tiba sadar lalu ia langsung berlari menuju mobil Zey.
Ketika sampai ditempat Zayn memarkinkan mobil, Dhila tidak melihat wujud mobilnya apalagi orangnya, ia panik mencari ke sekitarnya tetap tidak menemukannya.
"Aduhh.. Zey? Jangan bilang gue ditinggal" Dhila merengek seperti anak kecil.
Dhila sangat kebingungan dia ingin pulang naik apa sedangkan rumah Dhila masih jauh, masa iya Dhila jalan kaki.
Dhila mengeluarkan ponselnya didalam tas, Mau menghubungi siapa ponselnya aja bukan miliknya, nomor ayahnya juga tidak hafal, uang disaku tinggal dua ribu rupiah saja, bagaimana mau pesen ojol.
Dhila melanjutkan jalannya tak tahu mau kemana, ia berjalan tanpa tujuan tapi yang pasti arahnya menuju rumah sendiri walau masih cukup jauh.
.....
Zayn tidak melihat Dhila di tempat pergudangan itu, ia mengecek ponselnya lagi untuk menelusuri dimana titik ponsel Dhila itu, namun saat melihat ponselnya, titik letak ponsel Dhila sudah menghilang, mungkin orang yang megang ponsel itu telah mematikan GPS nya dan sudah meriset ulang.
"Sialan, gue gagal membawa Dhila pulang, Dhila lo itu bener-bener permainin orang yang lo khawatirkan"
"Lo sebenarnya dimana sih Dhil"
"Akh" kesalnya mengacak rambutnya, lalu Dev pun kembali ke mobil dan mencarinya lagi.
.....
Dhila tiba di pasar malam ia melihat-lihat ke sisi kanan dan kiri, perut Dhila mulai bersuara ketika melihat salah satu rumah makan.
Dhila berhenti didepannya, tidak dipikirkan oleh Dhila tukangnya itu menawari Dhila dan menyuruhnya duduk di salah satu meja kosong. Ia merasa senang karena disuruh duduk dan nunggu hasil masakannya.
"Eh! Mbak duduk aja mbak, jangan nunggu berdiri disini" ucapnya
"Ayok silakan duduk disini, akang masak dulu" lalu tukang itu menyuruhnya duduk, Dhila hanya menurutinya.
.....
Dev yang berada dirumah tiba-tiba merasa khawatir sama gadis polos yang tadi malam tidur bersamanya. Dev mondar-mandir didepan sofa, lalu ia duduk menggenggam ponsel dan melacak posisi Dhila.
Dev akhirnya menemukan nya, ia langsung keluar rumah dan menaiki motor ninjanya dan tidak lupa dengan helmnya.
Setelah ada beberapa masakan yang Dhila makan, Dhila masih saja menambah untuk menu lainnya hingga habis banyak piring yang membuatnya sangat kenyang.
Tukang itu pun menghampiri Dhila, dan menagih semua porsi yang ia makan.
"Semuanya enam ratus lima puluh ribu mbak" ucapnya
Dhila hanya bengong dan mengeluarkan uang recehnya itu.
"Wah mbak ini, jangan main-main mbak, masa bayar segitu, satu piringnya aja kagak segitu" protesnya
"Mana bayar?" Tagihnya lagi, Dhila berdiri dan mulai bicara
"Kang, gini aja, nanti saya balik lagi kesini saya pulang dulu ngambil uangnya" kata Dhila
"Ngga bisa gitu dong, mbak mau mencoba kabur yah, enak aja udah makan banyak gratis lagi" tuduhnya
"Kalo ga mau bayar saya laporin polisi nih, hah" tukang itu terus mengancam dan menarik Dhila yang sedang pegangan tiang dengan kuat sambil meringik.
"Ampun kang jangan laporin polisi, saya janji akan bayar"
"Bilang aja mau kabur, ayok ikut saya kepolisi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Feeling
Teen Fiction"Dengerin baik-baik! GUE GA SUKA HIDUP PENUH ATURAN SEPERTI LO YANG GA TAU TENTANG KEHIDUPAN GUE" tegasnya. "Gue bukan ngatur, tapi memberitahu lo" "Berhenti berfikiran aneh-aneh tentang gue, dan berhenti ikut campur urusan gue" serangnya, lalu ia...