Sudah lebih dari seminggu Jennie menghabiskan waktunya di seoul. Seharusnya ia hanya memiliki waktu seminggu saja. Karena Dokter Lee hanya mengijinkannya seminggu berada di luar hospice. Maka dari itu kemaren malam Dokter Lee menelponnya untuk segera kembali ke hospice.Sementara itu, sudah 3 hari ini Jennie menghabiskan waktunya dengan Jaemin. Mereka selalu menghabiskan waktu seharian bersama - sama. Bahkan Eomma Na heran karena Jaemin sekarang sudah tidak manja lagi padanya melainkan manja pada kekasihnya. Jaemin pun juga sudah lebih dewasa sekarang. Jennie selalu menyuruhnya untuk belajar, bahkan Jennie juga selalu menjemput Jaemin saat pulang sekolah.
Dan malam ini, Jennie mengundang para member NCT Dream untuk makan malam di restoran. Bahkan disana juga ada Eomma Na dan Appa Na. Kedua orang tuanya pun juga ikut makan malam bersama. Begitu pun dengan Jisoo yang selalu menemaninya.
Jennie meminta pada Appa Kim untuk menyewa restoran itu hanya untuknya. Dan akhirnya Appa Kim menuruti kemauan putri semata wayangnya itu.
Semua sudah berkumpul di meja makan. Jennie pun berdiri untuk menyambut mereka.
"Ekhm, gomawo sudah mau datang ke mari untuk makan malam bersamaku. Aku sangat bahagia sekali dengan kehadiran kalian" kata Jennie sambil tersenyum pada mereka semua.
"Aku mengundang kalian makan malam sebenarnya untuk memberitahukan sesuatu" Katanya. "Uhm sebenernya besok pagi aku akan kembali ke daegu" lanjutnya.
Semua orang terkejut mendengarnya. Kecuali Jisoo, Eomma Kim dan Appa Kim. Mereka sudah mengetahui itu.
Jaemin yang berada di sebelahnya pun menatap datar ke arahnya. Ia sangat kecewa dengan Jennie. Kenapa Jennie memberitahunya dadakan seperti ini.
"Kenapa cepat sekali, noona?" Tanya Jisung dengan wajah kesalnya.
Ia sangat kesal sekali. Ia bahkan belum menghabiskan waktunya bersama Jennie.
"Noona harus masuk sekolah, sudah seminggu lebih noona bolos sekolah" jelas Jennie dan Jisung pun hanya menghela nafas kasarnya.
"Yakk noona! Kau kan masi aja hutang janji ama kita! Kau janji akan membuat macaron dan pancake kesukaan kita hm" kata Chenle.
"Hm Je, kenapa lu ngasi taunya dadakan gini? Kita kan ga bisa siapin apa - apa buat lu" kata Haechan.
"Tau lu Je! Sukanya dadakan" kata Renjun.
"Iya Jennie mah! Mesti gitu" kata Jeno.
"Udahlah guys! Emang Jennie kan harus pulang kesana, ya mau gimana lagi" kata Mark menengahi mereka.
"Maafin gua ya" kata Jennie sambil tersenyum kearah mereka.
Mereka menganggukkan kepalanya. Ia menatap Eomma Kim. Eomma Kim tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Uhm sebenernya ada satu hal lagi yang gua mau omongin ke kalian sebelum gua pergi" kata Jennie sambil menatap mereka semua.
Ia lalu menatap kearah Jaemin yang masih saja menatapnya dengan wajah datar.
Jennie tersenyum melihatnya. Ia menatap kearah Jisoo. Jisoo tersenyum dan mengangguk kearahnya. Jennie menghela nafas dan menundukkan kepalanya. Ia akhirnya menengadahkan kepalanya dan tersenyum pada mereka. Matanya sudah berkaca - kaca.
"Malam ini menjadi begitu berharga. Jadi saat ini adalah momen paling berharga sepanjang hidupku. Semua yang kalian berikan padaku. Aku berterima kasih dan menerimanya dengan syukur. Dan juga, jika ada sesuatu yang kumiliki, aku ingin memberikannya kepada kalian sebelum aku pergi" katanya sambil tersenyum. "Hal kecil yang kumiliki. Bahkan sentimen atau perasaan kecil pun, aku akan memberikan semuanya" lanjutnya.
"Terakhir yang aku ingin ucapkan dari ungkapan yang pernah aku dengar. Kematian adalah akhir dari hidup tapi itu bukanlah akhir dari sebuah hubungan. Terima kasih" Kata Jennie sambil menatap kearah Jaemin.
Para member yang ada di ruangan ini tidak paham dengan apa yang barusan dikatakan olehnya. Mereka hanya menganggukkan kepalanya saja. Begitu pun dengan Jaemin. Ia tidak paham dengan apa yang terjadi. Ia sedari tadi hanya menatapnya saja.
Tetapi, Eomma Kim, Eomma Na, Appa Kim, Appa Na dan Jisoo pun paham dengan perkataan Jennie. Jisoo tidak sadar jika air mata sudah membasahi wajahnya. Begitu juga Eomma Kim dan Eomma Na, mereka menangis dalam diam.
"Baiklah mari kita mulai makan malamnya" kata Appa Kim yang mencairkan suasana.
Akhirnya pun Jennie duduk di kursinya. Mereka semua makan malam dengan diiringi canda tawa. Eomma dan Appa Kim yang biasanya makan dalam hening, sekarang mereka merasa begitu bahagia karena lelucon para member.
'Ku rasa ini sudah cukup, terima kasih tuhan'
Batin Jennie.<><><><>
Saat ini Jennie sedang berada di halaman belakang. Setelah makan malam bersama orang - orang yang ia sayangi, ia merasa sangat bahagia. Ia sedang menikmati angin malam yang ada di seoul ini untuk terakhir kalinya. Ia duduk di bangku yang ada disana. Ia menatap langit yang di penuhi oleh bintang - bintang.
"Gomawo" katanya sambil memandang kearah langit malam yang indah.
Lalu tiba - tiba ada yang duduk di sebelahnya, ia menoleh dan ternyata Jisoo. Jisoo tersenyum kearahnya lalu memakaikan selimut pada Jennie.
"Kenapa belum tidur?" Tanya Jisoo.
"Aku masih memikirkan tentang sesuatu, unni" jawab Jennie.
"Jaemin-ie?" Jennie mengangguk mendengar pertanyaan Jisoo.
"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Jisoo lagi.
Jennie tersenyum menatap langit. "Aku akan pergi ke hospice kemudian jaemin akan merasa sedikit lebih baik" Jennie menghela nafasnya. "Jaemin dan semuanya" lanjutnya.
Jisoo hanya terdiam mendengar perkataannya. Ia hanya menatap Jennie dengan sendu.
"Aku ingin mereka mengingatku seperti itu. Berdiri disana dan tersenyum pada mereka. Acara kepergianku hari ini sangat menyenangkan. Aku bisa tertawa bersama semua orang. Dan aku bisa mengucapkan selamat tinggal" kata Jennie yang masih saja menatap kearah langit sambil tersenyum.
Walaupun matanya sudah berkaca - kaca. Ia tidak mau menangis di hari bahagianya ini.
"Baiklah, aku yakin mereka juga menyukainya" kata Jisoo sambil menggenggam tangan Jennie yang ada di pangkuannya.
Jennie menatap kearahnya dan tersenyum. "Aku juga ingin menjalani sisa hidupku seperti itu. Menangis, membenci, sakit hati dan yang lainnya. Aku sudah melakukan semua itu" kata Jennie pada Jisoo.
"Tapi unni, tubuhku berubah. Aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak berpikir itu aku" katanya lagi.
Jisoo sedari tadi hanya diam mendengarnya. Ia tidak tau apa yang akan di katakan pada Jennie.
"Penyakit ini--" Jennie menunduk dan akhirnya air matanya menetes membasahi wajahnya. "Penyakit ini alih - alih terlihat sakit. Aku hanya ingin terlihat seperti saat aku masih menjadi diriku dulu untuk Jaemin" lanjutnya.
Jisoo pun langsung memeluk tubuhnya. Ia juga menangis melihat Jennie seperti ini. Jennie menangis di pelukannya. Jennie meluapkan semua bebannya pada tangisannya itu. Jisoo hanya bisa mengusap punggungnya. Ia tidak bisa berbuat apa - apa. Ia yakin takdir tuhan lah yang terbaik untuk mereka saat ini.
<><><><>
Sorry for typo
Jan lupa vote n komen yaaa
💚💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed || NaJaemin
Fanfiction[COMPLETED] Semuanya berubah, lo yang membuatnya berubah - najaemin.