"Arga aku cinta sama kamu!"Arga bergerak gelisah didalam tidurnya, pria itu bergerak kesana kemari seperti sesuatu telah terjadi dialam bawah sadarnya.
"Arga kamu harus janji gak bakal tinggalin aku."
"Arga kamu gak bisa tinggalin aku gini aja setelah apa yang terjadi!"
"Argaa!!!"
Arga terbangun dengan nafas yang memburu dan peluh yang membanjiri keningnya. Arga mengusap wajahnya, mimpi itu lagi.
Sudah sejak 1 tahun belakangan ia sering bermimpi aneh, dan Arga rasa itu adalah bagian dari masa lalu yang dirinya lupakan. Tapi kenapa selalu saja mimpi yang sama, tentang gadis itu. Gadis yang bahkan tidak terlihat dengan jelas wajahnya dan hanya suara-suara dari gadis itu yang dapat Arga dengar dengan jelas.
Ada apa sebenarnya dengan dirinya? Kenapa gadis itu terus datang didalam mimpinya, apa hubungan dirinya dengan gadis berleontin matahari itu?
"Arghh!!!" Arga memegangi kepalanya yang terasa berdenyut, ini selalu akan terjadi jika Arga memaksakan ingatan masa lalunya.
Arga duduk dipinggir tempat tidurnya dan mencoba merangkai apapun yang ia ingat. Namun bukan mengingat sesuatu pria itu justru merasakan rasa sakit yang teramat pada kepalanya.
Tiba-tiba wajah Sabrina sore itu terlintas dikepalanya. Mengapa yang asing terasa dekat dan yang dekat terasa asing. Itu lah yang Arga rasakan pada Sabrina dan juga Arleta. Setiap ia bertemu dengan Sabrina dirinya merasa sudah mengenal lama gadis itu tapi lain halnya dengan Arleta kekasihnya sendiri yang entah kenapa terasa asing baginya seakan Arleta bukanlah kekasihnya, melainkan Sabrina lah kekasihnya.
Pyarrr!!!
Suara teko air minum yang berbenturan dengan lantai terdengar begitu nyaring.
"Arga? Kamu kenapa nak?" Karina masuk kedalam kamar Arga dengan perasaan khawatir karena mendengar suara benda yang pecah.
"Kenapa Arga ga bisa ingat apapun ma, kenapa!" Arga memukuli kepalanya yang sama sekali tidak bisa mengingat apapun.
"Arga apa yang kamu lakuin!" Karina menghentikan aksi putranya itu."Kamu pasti akan ingat semuanya suatu saat nanti Ga,"
"Tapi kapan ma! Arga udah gak tahan sama semua ini,"
Karina menatap sedih putra sematawayangnya itu. Arga terlihat begitu tersiksa saat tidak bisa mengingat masa lalunya, tapi ia tidak punya pilihan selain bungkam tentang masa lalu putranya. Karina tidak masa lalu Arga akan menghancurkannya lagi, ia tidak mau melihat putranya terluka terus-menerus jika terus bersama Sabrina.
...........
Airin sudah bersiap dengan koper besar miliknya. Wanita itu masuk kedalam kamar Sabrina yang gelap dan sunyi.
Tek!
Suara saklar lampu yang dihidupkan, dan Airin langsung menemukan sosok Sabrina yang sedang duduk dilantai dengan membelakanginya.
"Sabrina. Mama mau pamit sama kamu, mama harap kamu bisa jaga diri baik-baik. Karena mama gak punya alasan lagi buat tinggal disini, kalo bisa tolong maafin mama yang belum bisa jadi ibu yang baik buat kamu." Airin berkata dengan air mata yang mengalir dipipinya.
Begitu berat rasanya pergi meninggalkan rumah yang banyak menyimpan kenangannya bersama Wijaya, apalagi ia harus meninggalkan Sabrina yang sudah dirinya anggap sebagai putrinya sendiri dan satu-satunya amanat terakhir yang pernah almarhum suaminya ucapkan adalah ia harus menjaga Sabrina setelah suaminya tiada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost love story
Teen FictionDi setiap detik waktu ku. Aku selalu merasakan ada sesuatu yang hilang dari diriku, namun aku tak tau apa itu. (Arga Alenta) Aku berada dititik lemahku, ketika seluruh dunia menyuruhku untuk melupakanmu. Disaat takdir menentang rasa cintaku terhadap...