Sabrina duduk termenung dibalkon kamarnya ditemani dengan botol-botol minuman keras dan sunyinya malam. Gadis itu terlihat kacau setelah pertemuannya dengan Arga diacara reuni malam itu.Entah sampai kapan ia akan melawan takdirnya Sabrina pun tak tau, tapi yang pasti ia takut untuk terluka lagi. Luka lama itu bahkan masih terasa sakitnya hingga detik ini.
"Kenapa gue gak bisa benci sama lo Ga, kenapa..." ucap Sabrina sendu.
"Bahkan rasa itu masih ada setelah lo sakitin gue,"
Sabrina tidak dapat membohongi dirinya bahwa ia masih saja mencintai Arga setelah apa yang terjadi, bahkan gadis itu ingin kembali bersama Arga namun rasa takutnya lebih besar dibanding rasa cintanya. Sabrina takut untuk terluka lagi, ia tidak bisa hancur untuk kedua kalinya. Maka menjauh dan menjalani hidupnya saat ini menjadi pilihan terbaik.
Ia selalu bertanya-tanya mengapa Tuhan tidak menghapus saja rasa cintanya untuk Arga, agar ia bisa kembali melanjutkan hidupnya tanpa terbebani dengan masa lalunya.
Waktu memang berjalan dengan begitu cepat, bahkan dunia sudah banyak berubah. Tetapi rasa cintanya masih tetap sama walaupun 6 tahun telah berlalu, tidak ada yang berubah.
Cinta itu terasa tidak adil karena terus ada dan memupuk rindu tanpa tau kapan akan bertemu.
............
Saat ini Arga tengah berada ditaman belakang rumahnya, pria itu tengah.menerawang kejadian reuni malam itu dimana ia dan Sabrina bertemu.
Hidupnya banyak berubah sejak pertemuan pertamanya dengan Sabrina, ada perasaan aneh yang ia rasakan setiap bertemu dengan gadis itu. Yang asing justru terasa begitu dekat.
Apa mungkin Sabrina adalah bagian dari masa lalunya? Mungkinkah gadis itu yang telah menyebabkan Arga harus kehilangan ingatannya? Benarkah semua hal yang dikatakan oleh Arleta.mengenai Sabrina. Mengapa Tuhan suka sekali bermain teka-teki dengannya.
Apa sebenarnya yang diinginkan oleh hatinya? Mengapa perasaan kosong itu terus menghantuinya padahal ia memiliki Arleta didalam hidupnya.
"Ga, kamu ngapain disini?" Arga menatap Karina yang berjalan kearahnya.
"Arga lagi cari udara segar ma, bosen dikamar." balas Arga tanpa menatap Karina.
"Obatnya udah diminum?"
"Udah."
"Kamu udah beli cincin untuk pertunangan kamu sama Arleta kan?"
"Udah."
"Yaudah sekarang kamu tidur, karena ini udah larut malam."
Arga mengangguk dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan mamanya sendiri.
Sedangkan Karina masih setia duduk ditempatnya. Wanita itu bertanya-tanya mengapa sikap Arga semakin berubah akhir-akhir ini seakan ada sesuatu yang sedang dipikirkan putranya itu.
.........
Sabrina tengah berkutat dengan laptopnya sampai pintu ruangannya dibuka membuat Sabrina mengalihkan pandangan pada Sean yang baru saja datang.
"Tumben lo pagi-pagi udah ke sini, ada apa?" tanya Sabrina sambil melanjutkan pekerjaannya.
"Gue cuma mau kasih tau lo kalo Alenta group akan jadi rival kita dalam mendapatkan tender dari Adi Guna group,"
Jari-jari lentik Sabrina berhentik mengetik, gadis itu menatap Sean dengan raut tidak terbaca.
"Kenapa?" tanya Sabrina datar.
"Pak Adi Guna beranggapan kalo Alenta group memiliki peluang besar buat mensukeskan proyek ini,"
"Seberapa besar peluang kita bisa menang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost love story
Fiksi RemajaDi setiap detik waktu ku. Aku selalu merasakan ada sesuatu yang hilang dari diriku, namun aku tak tau apa itu. (Arga Alenta) Aku berada dititik lemahku, ketika seluruh dunia menyuruhku untuk melupakanmu. Disaat takdir menentang rasa cintaku terhadap...