LLS 18

4.2K 230 16
                                    


Sabrina sedang berada di balkon apartemennya, gadis itu menatap pemandangan kota Paris yang terlihat sangat indah saat malam hari. Lampu-lampu terlihat begitu gemerlap menghiasi gelapnya malam.

Tanpa sadar Sabrina mulai menggigit jarinya sendiri karena merasa cemas sekaligus bingung dengan keadaan yang di alaminya saat ini. Ia tidak tau harus menceritakan tentang Sagar atau tidak kepada Sean.

Semua ini terlihat begitu jelas baginya, dalam hal ini Arga hanyalah korban sama seperti dirinya dan pria itu tidak pantas di hukum atas kesalahan orang lain. Ia bisa saja kembali pada Arga detik ini juga tetapi bagaimana dengan Sean? Pria itu pasti akan sangat terluka. Sabrina merasa bersalah pada kedua sisi, jika ia memilih Arga maka Sean akan terluka dan begitu sebaliknya. Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang?

"I miss you." suara lembut dari belakang tubuhnya itu terdengar bersamaan dengan lengan seseorang yang melingkar memeluk erat perutnya.

Sabrina tentu tau dengan baik siapa orang yang memeluknya tapi ia memilih untuk diam.

"Apa yang membuat kekasih ku ini cemas?" ujar Sean seraya menaruh dagunya di pundak Sabrina.

"Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran kamu? Sampek kamu lupa untuk menelfon ku,"

Sabrina membalikan tubuhnya menghadap Sean, "Maaf. Aku cuma lagi mikirin salah satu pasein ku sampek lupa untuk nelfonn kamu."

"Kamu terlalu mencemaskan mereka sampek kamu lupa sama aku Na,"

"Tentu, mereka semua tanggung jawab aku Se."

"Aku rasa aku harus jadi salah satu pasein kamu, biar kamu juga khawatirin aku."

Sabrina yang mendengar perkataan Sean hanya dapat tertawa kecil.

"Apa kamu bener-bener cinta sama aku Se?" tanya Sabrina dengan wajah yang tidak lagi di hiasi tawa melainkan ke seriusan.

Sean tersenyum simpul, "Apa itu perlu di tanya Na?"

"Seberapa besar?"

"Entahlah, aku rasa gak ada alat ukur yang bisa buat ngukur rasa cinta aku ke kamu."

Sabrina mengaitkan kedua tangannya pada leher Sean, gadis itu memeluk pria di hadapannya itu dengan perasaan yang kacau.

"Kamu adalah orang pertama yang buat aku tau rasanya takut kehilangan Na," Sean berbisik pelan sebelum mengecup singkat pundak Sabrina yang terekspos dengan bebas.

Perkataan Sean semakin membuatnya bimbang dengan keputusan yang harus di pilih. Sabrina tidak mungkin meninggalkan Sean demi memenuhi keinginannya bersama Arga, ia tidak bisa menjadi sosok gadis yang egois hanya karena rasa cintanya, tetapi Arga? Pria itu menunggunya tanpa kepastian yang jelas dan itu pasti sangat menyiksa. Ya Tuhan kenapa juga dirinya hanya berada dalam posisi sulit ini, keduanya penting untuk Sabrina dan ia tidak bisa memilih salah satu di antara keduanya.

"Aku bawain es krim kesukaan kamu."

"Terima kasih tuan Sean yang terhormat,"

"Apapun untuk sang putri," ucap Sean seraya membungkukan sedikit tubuhnya seperti seorang pelayang yang siap melayani putrinya.

Cup.

"Hadiah kecil itu pelayan setia ku,"  ujar Sabrina mengecup singkat pipi Sean.

"Manis sekali, tapi aku berharap bisa mendapatkan hadiah yang lebih besar."

"No!"

"Satu kecupan lagi aku rasa tidak terlalu buruk."

"Sean,"

"Bercanda Na. Lagian aku gak mungkin maksa kamu," Sean kemudian merangkul Sabrina membawa gadis itu masuk ke dalam untuk menikmati bersama es krim yang ia bawa.

..........

Saat ini Arga sedang makan malam bersama kedua orang tuanya.

"Papa harap kamu mau berhenti jadi pilot Ga karena papa ini udah sangat tua dan gak sanggup lagi buat ngurusin perusahaan."

"Jadi pilot itu udah jadi cita-cita Arga sejak kecil pa, lagi pula anak papa itu bukan hanya Arga."

Arga memang memutuskan untuk kembali menjadi pilot setelah ingatannya pulih, lagi pula apa yang di jalaninya selama hilang ingatan bukanlah atas keinginannya sendiri melainkan atas rangkaian kebohongan yang di ucapkan orang-orang terdekatnya.

"Apa maksud kamu?"

"Sagar, dia juga anak papa kan? Kenapa papa gak tunjuk dia aja sebagai pengganti papa."

"Gak mungkin, Sagar itu gak bisa di andalkan. Tidak seperti kamu,"

"Sagar bukan gak bisa pa. Cuma papa aja yang gak permah percaya sama kemampuan dia,"

"Kemampuan mana yang kamu maksud? Dia itu cuma bisa buat masalah dan masalah aja, bikin papa malu tau gak."

"Mungkin jawaban dari sikap buruk Sagar itu ada di perlakuan mama sama papa yang gak pernah adil sama dia."

"Arga!"

"Coba sekali aja papa sama mama intropeksi diri. Apakah yang mama sama papa lakuin ke Sagar itu adil?"

"Dia itu gak bisa jadi seperti kamu yang selalu membanggakan papa dan mama Arga. Karna itu papa bersikap lebih keras agar dia bisa mencontoh sikap kamu, tapi enggak anak nakal itu justru buat masalah terus menerus."

"Pa, setiap anak itu lahir dengan kemampuan masing-masing. Arga sama Sagar emang kembar tapi gak setiap anak kembar itu memiliki kesamaan, Arga punya kelebihan yang mungkin gak Sagar punya dan begitu pun sebaliknya Jadi papa gak bisa maksa anak itu untuk menjadi seseorang yang papa mau,"

"Orang tua harusnya yakin sama kemampuan anaknya, apapun itu. Setiap anak itu butuh dukungan dari orang tuanya,"

"Maaf kalo perkataan Arga itu bikin mama atau papa tersinggung. Tapi Arga gak mau mama sama papa melangkah lebih jauh lagi untuk jauhin Sagar dari keluarganya."

"Tapi Sagar itu hampir bunuh kamu Arga! Saudara kembar mana yang tega bunuh kakak kembarnya sendiri?"

"Sagar ngelakuin hal itu pasti ada alasannya dan papa cuma harus bertanya saat itu, tapi enggak papa justru lebih memilih mengasingkan Sagar tanpa mau bertanya alasan dia ngelakuin itu."

"Sudah cukup! Papa gak mau bahas dia lagi,"

"Semakin papa ngejauhi Sagar dari kita maka semakin besar pula kebencia yang Sagar simpan untuk keluarga ini."

"Arga cukup!" Karina angkat bicara sebelum situasi semakin memburuk.

"Kamu udah bicara terlalu jauh."

"Arga cuma gak mau mama sama papa ngelakuin kesalahan lagi, itu aja."

Arga menghembuskan nafas lelah, pria itu kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan meja makan.



Up lagi!!! Maap" deh klo part ini agak gaje ya😩

Gimana sama part ini?

Voted, komen and share jgn lupa ya!

Kalian ada di tim siapa sih?

1. Arga Sabrina?
2. Sean Sabrina?
3. Arleta Arga?
4. Atau author Arga, Sagar dan Sean😂

(Gila serakah bgt lo thor:v kaya tu cwok" mau am lu aja😆)

Bercanda ya guys😅

Oh iya, bentar lagi LLS ending:' mungkin beberapa part lagi. Bkl kgn sama kalian yg suka spam komen😊😅

Oke see you next part!

Lost love story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang