Happy reading!• •
"Heh, serius gue nggak suka sama dia! Jadi cewek manja banget! Mentang-mentang punya delapan abang disini!"
Sunwoo yang sedang mencuci tangan di wastafel sempat terdiam beberapa detik, sebelum akhirnya mematikan keran kemudian berjalan kembali ke arah bangku yang tadi didudukinya.
Saat melewati gerombolan siswi yang sedang berceloteh ria sambil menghabiskan makanan di bangku dekat wastafel tadi, Sunwoo dapat melihat dari ekor matanya jika para perempuan itu sedang menatap terkejut dan takut ke arahnya.
Mungkin mereka tidak tau bahwa sejak tadi ada Sunwoo di dekat mereka yang walaupun hanya mendengar sepenggal kalimat, namun dapat menjabarkan siapa yang mereka maksud.
Sunwoo mendengus dalam hati. Kenapa perempuan-perempuan itu senang sekali menjelek-jelekkan adik kesayangan nya.
Memang apa salah nya jika ia anak terakhir dan perempuan satu-satunya di keluarga yang suka manja dengan para kakaknya?
Terserah dia lah, keluarga juga keluarga dia. Kenapa yang repot malah orang lain?
Sunwoo heran dengan manusia.
Memilih untuk mengabaikan mereka, Sunwoo kini sudah duduk dihadapan Haknyeon dan Eric yang sedang menghabiskan pesanan mereka. Sedangkan disampingnya, ada Baejin yang tengah asyik memainkan ponsel sambil sesekali menyeruput es teh nya.
"Lo lagi chat-an sama siapa sih? Serius amat daritadi," tanya Eric pada Baejin yang kini mendongak untuk melihat ke arah laki-laki yang sifat keponya sedang muncul.
Baejin menggeleng sambil tersenyum kecil, membuat mereka bertiga melayangkan tatapan curiga.
"Santai, gue nggak selingkuh kok. Ini lagi chattingan sama grup, temen smp gue." kata Baejin.
"Lah, anjir! Kita juga temen smp lo tulul!" umpat Eric.
Baejin tertawa karena mendapat delikan kesal dari Eric dan Sunwoo. Namun begitu melihat ke arah Haknyeon, ia secara perlahan menghentikan tawanya.
Masalahnya, Haknyeon bukan memberikan delikan atau decakan kesal. Laki-laki itu kini tengah memicingkan matanya pada Baejin.
"Kenapa lo bawa-bawa kata selingkuh? Emang nya lo punya pasangan?" tanya Haknyeon yang langsung membuat Baejin tersenyum kikuk.
Sementara Sunwoo dan Eric sudah menertawakan nya sejak tadi.
Saat Haknyeon ingin kembali berkata, ponsel di sakunya bergetar. Ia langsung membuka notifikasi yang menunjukkan ada pesan masuk dari Alana, adiknya yang barusan tadi diantar pulang oleh Kevin.
Kak Nyeonnnnn
Pengen sotoooo
Laperrrr
Masa disuruh makan bubur sama kak kevv
Aku tidak mauuuu
Mau soto nya bu ana
Gofood in dong kak :(Yakali gofood, dek
Makan dulu aja yg ada
Mau apa, nanti pulang kakak beliinSend.
Haknyeon tertawa pelan karena pesan spam dari Alana. Terhitung sejak ia diizinkan pulang, mungkin sudah empat jam Alana berada di rumah. Haknyeon meringis kasihan saat mengingat adiknya itu ternyata sedang nyeri karena kedatangan bulan.
Udah kedatangan bulan, diantar pulang juga sama bulan lagi. Heran.
"Kenapa ketawa?"
Haknyeon menengok singkat ke arah Eric, sebelum kembali fokus pada ponselnya yang sedang menunjukkan roomchat dengan adik perempuan nya itu.
"Alana."
"Alana gimana bang? Udah mendingan?" tanya Baejin yang mendapat anggukan Haknyeon.
Haknyeon mematikan ponsel kemudian memasukkan nya kedalam saku.
"Gue mau balik ke kelas, kasian hwall sendirian di sana." kata Haknyeon sambil beranjak dari sana.
"Biasanya juga Hwall sendiri dikelas, tumben banget abang satu itu ngerasa kesian." kata Eric sambil menggelengkan kepalanya heran, saat melihat punggung Haknyeon yang semakin jauh dari pandangan.
"Kangen kali," celetuk New yang tiba-tiba sudah meletakkan pantatnya dengan nyaman di samping Baejin.
Membuat mereka bertiga menatap horor ke arah manusia yang sejak kapan ada disitu.
Lalu muncul Juyeon serta Kyu yang masing-masing sedang membawa mangkok berisi soto dan segelas es teh.
"Loh, Haknyeon mana?" tanya Kyu saat menyadari adik pecinta makanan nya itu tidak bersama dengan Sunwoo dan Eric.
"Haknyeon dah balik ke kelas, ADUH!!" jawab Eric yang kemudian mengaduh saat Juyeon menampol kepala nya ketika ia lewat di belakang Eric.
"Panggil abang, dia lebih tua." kata Juyeon mengingatkan.
Malah kini ada sesosok manusia berkepala kecil yang duduk diantara Sunwoo dan New, yang juga tengah melihat ke arah Kyu sambil tersenyum kaku.
"Lo, siapa?" tanya Juyeon yang mewakili pertanyaan yang muncul di kepala Kyu.
Baejin menyodorkan tangan kanannya untuk mengajak bersalaman. Namun membuat Kyu langsung segera menjauhkan mangkuk dan es teh nya dari Baejin.
"Kak?" tanya Baejin bingung.
"Lo sepiring nasgor nggak cukup kah? Sampe mau ngambil makanan gue?" kata Kyu dengan tatapan tak suka.
Baejin meringis canggung saat menyadari Kyu salah paham.
"Saya mau ngajak salaman, kak. Bukan mau minta makan."
"Lagipula, dia ngajak salaman gue, bukan lo." tambah Juyeon pada Kyu.
Eric tertawa mendapati wajah melongo Kyu yang ada di samping kirinya. Yang lain pun juga ikut tertawa minus Baejin.
Kyu kembali menaruh mangkok dan gelas di meja, ia berdehem pelan sebelum mulai bertanya.
"Gue Kyu, lo siapa? Kayaknya muka lo nggak asing,"
"Saya Baejin, dulu temen SMP Sunwoo, Eric, Hwall, sama Alana. Sekelas terus selama tiga tahun. Pernah main juga ke rumah Sunwoo, tapi cuma sebentar. Waktu kelas sembilan akhir semester pertama, saya pindah ke luar kota." jelas Baejin sambil menatap ke arah Kyu dan Juyeon secara bergantian.
Karena dari tiga belas bersaudara, ia hanya mengenal sembilan orang, termasuk Alana. Sementara Juyeon dan Kyu masuk di kategori yang kedua. Baejin mungkin pernah melihat mereka berdua, namun tidak pernah menemui secara langsung.
"Oh, kok Alana nggak pernah cerita ya?" kata Juyeon bermonolog namun dapat didengar oleh yang lain.
"Cerita apa?" tanya Eric.
"Cerita kalo punya temen yang pacil kek gini,"
"Pacil?"
"Pala kecil,"
• • •
to be continued
• • •Up teroooooos!
Mumpung ide masih lancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
br(other)s | The Boyz
أدب الهواة"Mereka? kakak? masih perlu diragukan" -Alana "Cuma gue yang paling waras" -Sangyeon "Yang muda diem aja udah, ngalah sama yang tua" -Eric *** Hanya untuk refreshing dari padatnya ujian *** Start = kemarin, -kemarin ku melihatmu. Kau bertemu d...