21 | mati lampu

1.4K 167 52
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul sebelas malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam dinding menunjukkan pukul sebelas malam. Tapi keadaan di kediaman Alana bersaudara masih rusuh bagai aksi unjuk diri––eh unjuk rasa maksudnya.

Salahkan PLN, canda om.

Salahkan listrik rumah yang tiba-tiba padam sore tadi. Membuat kamar dan ruangan di seluruh sudut rumah tingkat itu menjadi panas, dan membuat mereka semua yang terbiasa menghirup udara dari air conditioner  harus rela mengipasi diri dengan kipas bergambar berbi milik Alana sewaktu kecil.

"APASIH TARIK TARIK??!" teriak Eric yang berhasil menemukan dan memonopoli kipas berbi itu.

Ia tak peduli dengan gambarnya, yang penting kegerahan yang dirasakan nya bisa hilang. Lagipula di sini hanya ada penerangan lampu emergency yang diletakkan di tengah-tengah meja, jadi wajah tampan nya yang sedang dikipasi oleh kipas gambar berbi tak akan terlihat jelas.

"GANTIAN DONG!! LO UDAH 1016 DETIK MAKE ITU! GUE JUGA KEPANASAN NIH!" sungut Sunwoo yang sejak tadi berusaha merebut kipas.

"KENAPASIH TERIAK TERIAK?? UDAH JAM SEBELAS, BERISIK!"

Hyunjae yang duduk di sofa sebelah kiri Sangyeon menghela napas, "Lo juga teriak kak." ucapnya.

"... Ya maap."

"Udah sih, kakak kakak tamvan kuuu. Daripada teriak-teriak kayak gitu, mending kita main aja. Gimana?" usul Alana.

Gadis itu lama-lama bosan jika hanya duduk di karpet sambil bersender di pundak Juyeon. Tangan nya pun juga mulai pegal, karena sejak setengah jam lalu menggerakkan buku untuk mengipasi dirinya—dan juga Juyeon yang asyik bermain handphone.

New yang tadi telentang di karpet, kini langsung terduduk. Ia menatap ke arah Alana dengan semangat.

"Apa apa? Mau main apa?"

"TOD? Alah, basi." cerca Eric.

"Idih, sok tau banget sih!" sinis Alana pada Eric, lalu pandangan nya menuju ke arah kakak-kakaknya yang lain.

Melihat senyum lebar Alana, membuat Sunwoo tiba-tiba bergidik ngeri. "Dek, nggak us—–"

"KITA BAKAL MAIN ORENJI!!"

Teriakan semangat dari satu-satunya gadis di ruang keluarga itu membuat yang lain sempat mengerjap heran.

"Orenji? Warna oren? Buah oren?" tanya Haknyeon. Uh, dia sekarang jadi membayangkan buah oren yang manis dan segar.

Plak!

"Makanan mulu pikiran lo, heran." ucap Kyu geleng-geleng.

"YA NGGAK USAH MUKUL JUGA DONG!!"

"Hehe, refleks bos."

"Bukan!" sela Alana cepat, membuat Younghoon kembali menutup mulutnya yang tadinya ingin menjawab.

br(other)s | The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang