Today Is my birthday

242 56 16
                                    

(bunyi alarm)

Seketika juga telingaku menyambut bunyi yang sedari tadi memenuhi kamarku.Tanganku mulai meraih alarm yang tidak terlalu jauh dariku. Ku tekan tombol off nya agar berhenti berteriak di telingaku. Ku angkat tubuhku, ku buka mataku perlahan.

Dari jauh kulihat kalender yang terpampang dengan coretan tinta merah.

" Happy Birthday!"

Aku pun mulai tersadar.

"Astaga, aku ketiduran!"

Segera aku bangkit, setelah menyadari jam sudah menunjukkan pukul 05.15. Aku mulai berlarian menuruni tangga sambil mengucapkan kata selamat ulang tahun pada diriku. Senang rasanya bisa hidup hingga saat ini.

Dan seperti biasa, pasti sudah ada kejutan untukku.

Sudah sampai dilantai bawah. Kulihat sekelilingku. Apa? Tak ada yang berubah.

"Pa?!"

"Nek?!" panggilku lirih.

Setelah mengetahui tidak ada yang menyahut, bibirku mengerucut. Aku pun mulai duduk di sofa tempat biasanya kami merayakan ulang tahunku. Sepertinya tidak ada yang mengingatnya kali ini. Dengan rasa kesal, aku mulai beranjak dari sofa dan mulai melangkahkan kaki kearah kamar papa. Kuraih gagang pintunya. Dari kejauhan, kulihat papa yang masih tertidur lelap. Kurasa dia benar benar lelah semalaman bekerja.

"Huff! Percuma saja aku bangun secepat ini," ucapku dalam hati sembari meninggalkan kamar papa.

Mentari pagi pun muncul dari timur. Sepertinya si arunika pagi ini ingin menyambutku dengan senyumannya. Aku dapat merasakan kehangatannya dari balik jendela kaca dikamarku. Menambah semangatku pergi kesekolah. Kususun buku kedalam tas yang tidak terlalu besar ukurannya. Segera aku harus turun karena makanan pagi pasti sudah disiapkan bik Rosa.

Segera aku membuka pintu.

"Eh, neng Kayla udah bangun?!" tanya bik Rosa dengan sedikit nada aneh. Bagaimana tidak, aku bangun lebih awal dari biasanya. Bahkan sebelum dia harus mengetuk pintu berkali kali. Ya, kuakui aku memang susah untuk bangun pagi.

"Udah nih bik. O iya, papa sama nenek udah bangun belum?"

"Udah dibawah neng" jawabnya sambil menggerakkan jemari jempol dan tak lupa dengan senyum ramah khas miliknya.

Mendengar papa dan nenek sudah ada di meja makan, aku pun segera menyusul.

Sesampainya dibawah, kutarik kursi tepat didepan papa. Dengan sedikit wajah cemberut, aku mulai makan roti dan minum susu tanpa berbicara lagi. Suasana jadi sedikit berbeda dari biasanya.

Biasanya aku akan mengobrol tanpa henti sambil makan roti, sampai-sampai papa selalu menasehati ku untuk tidak berbicara saat makan. Dan bisa kuramal mereka pasti akan mengomentariku.

"Tumben sepi begini?" tanya nenek sambil melirikku. Pertanyaan yang sudah semestinya.

"Kehabisan topik mungkin," tambah papa yang sedikit tersenyum. Masih tak tau ternyata.

Aku hanya mendengar ucapan mereka yang berusaha memancingku untuk berbicara. Namun, tetap saja bibirku tidak mau mengeluarkan satu kata pun. Hingga dua roti habis begitu saja.

"Aku duluan ke parkiran ya pa, nek. O iya, sekarang Kayla udah 18 tahun." ucapku sambil tersenyum sembari mengangkat tasku menuju parkiran. Lalu meninggalkan papa dan nenek yang akhirnya terdiam sambil melirik. Dan tanpa harus menunggu jawaban lagi, aku pun pergi keparkiran yang akhirnya segera disusul oleh papa.

SEBELUM KAMU(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang