Day 1

65 20 2
                                    

Pagi ini cukup menghangatkan. Kucoba membereskan beberapa barangku yang berantakan dikamar. Hari ini adalah hari dimana Jerriko, Jack dan mama tiriku tinggal ditumah ku. Dan rumah ini akan menjadi rumah kami sebagai keluaga baru. Setelah beres-beres pagi ini, aku memutuskan untuk menunggu papa dan mereka diruang tamu. Sembari memainkan ponselku, aku mulai mendengar kedatangan mereka. Segera aku bangkit untuk membuka pintu rumah.

Seketika pintunya kubuka, tampaklah papa dan mama yang keluar dari mobil serta sikecil Jack yang langsung berlari ke arahku. Ini pertama kalinya aku merasa menjadi seorang kakak, tanganku yang belum pernah menggendong anak-anak pun kucoba untuk menggendong nya untuk yang pertama kali. Ada perasaan bahagia dihatiku. Tawanya begitu melelehkan hatiku untuk mencium pipi tembemnya. Papa dan mama melihat kami hanya tersenyum disamping mobil. Keakrapan kami memang cukup cepat, tidak dengan Jerricko yang baru saja datang hanya berdiri sambil memakai headset nya. Seketika pandanganku pun tertuju padanya disaat dia turun dari mobil. Aku bisa menyimpulkan bahwa Dia memang benar-benar tidak asik untuk dijadikan kakak.

"Ayo masuk," ajak Papa pada Jerricko.

Kami pun masuk, akan tetapi aku menjadi bingung karena tidak ada koper yang mereka bawa atau sesuatu yang mungkin perlu untuk dipindahkan kemari. Setelah kami sampai diruang tamu, segera bik Rosa mengantarkan minuman.

"Tolong panggilin nenek ya bik," pinta papa pada bik Rosa.

"Oh, baik pak." ucapnya segera bergegas pergi.

Tak lama kemudian nenek pun datang dengan sigapnya tak lupa dengan senyum hangatnya menyambut menantu serta cucunya. Nenek pun duduk disampingku bersama Jack.

"Kalian kok cepet banget nyampeknya?" tanya nenek pada papa dan mama.

"Trus barang- barang kalian udah diambil belum?" tanya nenek lagi.

Mendengar pertanyaan nenek, papa dan mama saling melirik.

"Saya dengan Marie punya rencana Ma," ucap papa pada nenek.

"Rencana apa," tanya nenek.

"Kami berencana akan membeli rumah baru untuk ditempati." jawab papa.

Aku pun hanya terdiam mendengar pernyataan papa. Entahlah, aku pun sedikit terkejut dengan itu.

"Kenapa gak disini aja?" tanya nenek.

"Jadi begini ma, saya sudah lama mempersiapkan ini, saya merasa itu menjadi bagian dari lembaran baru keluarga kami. Yang pasti, kami juga akan sering berkunjung kemari" jelas papa.

Mungkin, ini rencana papa dan mama dalam keluarga baru kami.

"Jika itu memang keputusannya, nenek juga tidak keberatan untuk memberi izin, semoga saja kalian semakin bahagia nanti disana," ucap nenek menanggapi keputusan papa.

"Sekarang kamu sudah bisa kemasi barang-barang kamu," perintah papa padaku.

Aku pun segera mengemasi barang-barang yang bisa kubawa untuk hari ini. Dan bik Rosa membantu mengemasi barang-barang papa. Seketika koper yang kuiisi penuh, segera kulangkahkan kakiku. Dan seketika langkahku berhenti tepat dibelakang Jerricko yang sedang mengamati beberapa pajangan diatas meja tamu. Seketika aku mengamatinya, dia memalingkan wajahnya padaku dan berdiri tegak tepat menatapku dan melangkah kearahku.

"Papa menyuruhku untuk membantumu mengangkat kopermu," ucapnya padaku dengan wajah datarnya setelah tepat didepanku.

"A..a..a...ku pikir, aku bisa mengangkat nya sendiri," tolakku dengan sedikit nada gugup. Ini pertama kali Jerricko dan aku berbincang. Dan ini pertama kali aku mendengar suaranya langsung tepat ditelingaku.

SEBELUM KAMU(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang