Part_22

58 16 8
                                    


"Cinta itu butuh kebebasan "











"Selamat datang princes Kayla," sapa Bryan yang sudah berada didepan pintu aula sekolah. Namun, aku hanya membalasnya dengan senyum.

Dengan anggun aku pun mulai melangkah kedalam aula.

"Pangerannya Mana?!" Tanya Glen yang baru saja menunjukkan dirinya.

Dengan sedikit bingung, aku pun menjawab "Pangeran yang Mana?!"

"Fray. Mantan ketua OSIS," jelas Bryan.

"Owh, gue gak bareng sama dia," ucapku berusaha masuk.

Akan tetapi Glen berusaha menghentikanku.

"Tunggu dulu! Buru-buru amat," cegat nya.

"Emang dia kenapa?!" tanya Bryan kebingungan.

"Bukannya lu harus tau ya? Dia kan pacarlu!?" sambung Glen.

"Dia bukan pacar gue! Gue gak tau dia dimana, jadi please biarin gue masuk," paksaku berusaha masuk.

Akhirnya mereka berdua mengijinkanku masuk. Namun, sebelum aku melangkah lebih jauh, aku mendengar ucapan Bryan kepada Glen yang mampu menghentikan langkahku.

"Lu ngerasa aneh gak sih? Belakangan ini dia jadi sibuk banget, Kita ajak main jawabnya lagi belajarlah, jalanlah. Padahal, dia perginya gak sama Kayla. Dan anehnya, malam ini dia nyerahin tugas mulianya Sama gue, padahal dia gak pernah rela buat digantiin posisinya, "

"Gue coba nanya sama dia tadi sore, katanya lagi nemenin mamanya belanja, aneh gak tuh?!"

"Sepanjang masa, sepanjang abad gue kenal sama dia, belum pernah ada alasan kayak gitu,"

"Apa jangan-jangan, dia punya gebetan baru Kali ya?!" tanya Bryan kepada Glen dengan curiga.

"Ntah lah, gue juga bingung sama dia," ucap Glen menjawab pertanyaan Bryan.

"Tapi kalo misalnya memang dia punya gebetan baru, gue gak akan tinggal diam, apalagi cewek yang dia php-in itu Kayla, gue bener-bener gak bisa tinggal diam bry," sambung Glen dengan nada mantap.

"Emangnya, lo siapanya dia bambang....?!" celetuk Bryan geram dengan wajah lucunya.

"Yah, setidaknya gue sebagai cowo yang gak bisa biarin cowok lain ninggalin ceweknya dengan begitu mudah tanpa alasan. Apalagi cowok itu sahabat Kita sendiri. Dan lo tau kan, ditinggal pas lagi sayang-sayangnya itu sakit!" ucap Glen layaknya seorang lelaki.

"Bener juga sih apa yang lo bilang,"

"Berarti kita harus terus pantau perkembangannya, kalau terbukti melakukan kesalahan, kita mesti kasi dia pelajaran," ucap Bryan menanggapi perkataan Glen.

"Maksud lo pelajaran yang mana?! Fisikakah, Kimiakah, atau Biologi?" tanya Glen dengan polosnya sambil memperbaiki kacamatanya.

"Gue kasi pelajaran PPKN!" ucap Bryan menahan emosi.

"Lah, kan dia gak suka," balas Glen yang masih tidak mengerti maksud Bryan.

"Otak lu jalan darimana sih?! Lama banget koneknya," omel Bryan yang tidak bisa menahan kekesalannya pada Glen yang super telmi.

"Pelajaran yang gue maksud itu ini," ucap Bryan tiba-tiba ingin menabok wajah Glen.

"Stop! Gu...gue udah ngerti maksud lo," ucap Glen mencoba menahan serangan Bryan.

"Gitu donk dari tadi! Bikin kesel aja lu," ucap Bryan sambil merangkul Glen.

Aku yang mendengar percakapan mereka mulai kepikiran dengan Fray.

SEBELUM KAMU(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang